Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Salat atau Sekadar Setor Gerakan?
31 Oktober 2024 6:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nayla Tsalistya Rahmakirana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas salat dan kebiasaan orang saat ini, saya akan menjelaskan dahulu terkait waktu. Waktu adalah masa yang terus berjalan, tidak bisa dibuat mundur apalagi dipercepat maju ke masa depan. Banyak orang mengatakan “time is money”. Apakah benar semuanya tentang uang?
ADVERTISEMENT
Apa Itu Salat?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia VI, salat adalah doa kepada Allah; rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah Swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Salat juga merupakan amalan pertama yang akan dihisab di hari akhir kelak. Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِننْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
"Yang paling pertama dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah salat. Jika (salatnya) baik, maka baiklah seluruh amalnya, sedangkan jika (salatnya) buruk, maka buruklah seluruh amalnya.”
ADVERTISEMENT
Rukun menjadi salah satu penyempurna setiap muslim melaksanakan ibadahnya. Dan perlu diingat bahwa rukun salat menekankan kata thuma’ninah beberapa kali secara berurutan untuk gerakan rukuk, iktidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud. Tuma’ninah dalam salat adalah ketenangan, yaitu syarat tercapainya kekhusyukan dalam salat.
Kebiasaan Salat Orang-Orang di Zaman Sekarang
Kebiasaan jelek salat orang di zaman sekarang adalah tidak memahami apa yang ia laksanakan. Saat zaman Rasulullah, umat muslim masih menjalankan salatnya dengan sangat khusyuk seperti cara salatnya Nabi Muhammad SAW. Bahkan, sebelum terjadinya peristiwa Isra Mi’raj, salat fardu ada sebanyak 50 kali dalam 24 jam. Hal itu harus dilakukan sesuai dengan namanya, fardu yang berarti kewajiban.
Saat di musala atau masjid, sering kali saya melihat seseorang melakukan salat layaknya secepat kilat. Durasi rata-rata melaksanakan salat 4 rakaat, yaitu 5–10 menit. Tetapi, sangat mungkin kebanyakan orang hanya membutuhkan kurang dari 5 menit untuk menyelesaikan 4 rakaat dalam satu waktu salat. Saya tidak bisa membayangkan akan secepat apa orang-orang zaman sekarang ketika salat ada 50 kali dalam sehari. Mungkin itu yang menjadi alasan Nabi Muhammad SAW meminta keringanan jumlah salat kepada Allah. Karena itu, tersisa 5 waktu salat saja yang wajib kita laksanakan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Padahal, sangat luar biasa perjuangan Nabi Muhammad meminta keringanan salat fardu saat peristiwa Isra Mi’raj. Beliau sampai meminta berkali-kali kepada Allah. Hasilnya salat fardu 5 waktu yang saat ini kita jalani bisa setara pahalanya seperti mengerjakan salat 50 waktu bagi orang-orang terdahulu. Namun, apakah kita sudah mampu membuktikan cinta kita kepada Allah dan Rasulullah seperti cinta mereka terhadap kita sebagai umatnya dengan menjalankan salat sebagaimana mestinya?
Mengapa Salat Harus Thuma’ninah?
Salat yang thuma’ninah bukan berarti salatnya sangat lama, sebaliknya salat yang lama belum tentu mencapai thuma’ninah. Salat yang thuma’ninah adalah tenang dan sempurna dalam setiap gerakan dan posisinya. Terdapat istilah bagi yang tidak sempurna dalam menegakkan salatnya. Diriwayatkan dalam Hadis Riwayat Imam Ahmad, “Seburuk-buruknya pencuri adalah yang mencuri dari salatnya, yaitu orang yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” Dalam hadis lain disebutkan bahwa
ADVERTISEMENT
وَنَهَانِي عَنْ نَقْرَةٍ كَنَقْرَةِ الدِّيكِ وَإِقْعَاءٍ كَإِقْعَاءِ الْكَلْبِ وَالْتِفَاتٍ كَالْتِفَاتِ الثَّعْلَبِ
Artinya: “Rasulullah SAW melarangku sujud dengan cepat seperti ayam mematuk, duduk seperti duduknya anjing, dan menoleh-noleh seperti rusa.” (HR Imam Ahmad)
Dari hadis tersebut, Rasulullah SAW menekankan larangan salat yang tidak tuma’ninah untuk umatnya. Salat yang sujudnya seperti ayam mematuk, duduk yang seperti duduknya anjing, dan salat yang menoleh-noleh seperti gerakan rusa. (Meidiana, 2023)
Pernyataan tentang waktu di atas selaras dengan kewajiban kita melaksanakan salat dengan thuma’ninah. Salah satu alasan orang yang salat terburu-buru adalah mengaku dirinya sibuk dan tidak memiliki banyak waktu. Padahal, salat yang tenang dan khusyuk akan memberikan keberkahan dalam hidup kita. Allah Swt. akan mempermudah urusan kita, menolong kita di tengah permasalahan yang terjadi, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Waktu memang bukan segalanya tentang uang yang kita peroleh dari pekerjaan sejak pagi hingga malam hari. Namun, tentang adanya kesempatan yang akan terus berjalan dan akan berlalu begitu saja jika disia-siakan. Jadi, mari gunakan sisa umur di dunia ini untuk memperbaiki setiap ibadah, termasuk salat sebagai bukti keimanan kita terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Jangan sampai kita terlena dengan aktivitas duniawi sehingga menyesal ketika waktu di dunia telah habis, tetapi ibadah kita belum mampu memperberat timbangan pahala di hari akhir nanti.
REFERENSI
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d.). Salat. Kamus Besar Bahasa Indonesia VI. Retrieved October 27, 2024, from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/salat
Meidiana, D. (2023). Tuma’ninah Bagian dari Kesempurnaan Salat. Universitas Muhammadiyah Jakarta. https://umj.ac.id/edisi-ramadan/tumaninah-bagian-dari-kesempurnaan-salat/
ADVERTISEMENT