Konten dari Pengguna

Burnout dalam Karier: Apakah Saatnya Berhenti atau Beradaptasi?

Nayla Zahra Syakila
Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
21 Desember 2024 0:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nayla Zahra Syakila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Burnout (Sumber: https://www.freepik.com/free-vector/professional-burnout-syndrome-flat-set_26764771.htm#fromView=search&page=1&position=6&uuid=71e3fa20-1a5a-437c-8981-65355555d331&new_detail=true)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Burnout (Sumber: https://www.freepik.com/free-vector/professional-burnout-syndrome-flat-set_26764771.htm#fromView=search&page=1&position=6&uuid=71e3fa20-1a5a-437c-8981-65355555d331&new_detail=true)
ADVERTISEMENT
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang disebabkan oleh stress dan tuntutan yang berlebihan. Burnout di tempat kerja adalah masalah yang umum terjadi bahkan banyak pekerja yang merasakan hal tersebut karena tekanan pekerjaan yang terus menerus. Tekanan tersebut termasuk tekanan untuk terus produktif, memenuhi target, dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Burnout seringkali menimbulkan banyak pertanyaan seperti, “Apakah saya seharusnya resign? Atau memang saya harus lebih beradaptasi?”.
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk memilih antara berhenti atau melanjutkan bukanlah hal yang sederhana, terutama jika pekerjaan tersebut merupakan sumber penghasilan utama dan susah untuk didapatkan. Artikel ini akan membantu Anda mengidentifikasi gejala burnout dan memberikan panduan untuk menentukan langkah terbaik yang harus diambil.

Mengenal Burnout

Sebelum mengambil keputusan besar, sangat penting bagi Anda untuk mengenali apa itu burnout terlebih dahulu. Burnout dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal terdiri dari jenis kelamin, usia, status perkawinan, serta kepribadian Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari beban kerja, masa kerja, peran konflik, dan peran ambiguitas serta lingkungan kerja.

Berikut merupakan gejala utama burnout:

1. Kehilangan semangat, kepercayaan pada orang lain, dan rasa empati.
ADVERTISEMENT
2. Adanya perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan, kehidupan, dan merasa belum pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat.
3. Kesulitan fokus, menunda pekerjaan, atau merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang biasa dilakukan dengan mudah.
4. Sering mengalami sakit kepala dan masalah tidur akibat stress berlebihan.
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, penting untuk segera mengambil tindakan sebelum kondisi semakin memburuk.

Kapan Saatnya Berhenti?

Mengambil keputusan untuk berhenti bekerja merupakan langkah besar yang perlu dipertimbangkan dengan baik. Berikut beberapa tanda yang menunjukkan bahwa mungkin saatnya untuk berhenti:
1. Merasa bahwa pekerjaan sudah tidak selaras dengan nilai dan kepentingan pribadi. Jika hal ini terjadi secara berkepanjangan, maka Anda akan terus merasa tertekan yang memicu adanya burnout.
ADVERTISEMENT
2. Lingkungan kerja yang toksik dan tidak mendukung. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor utama yang membentuk kenyamanan yang menumbuhkan rasa semangat untuk bekerja.
3. Berpengaruh besar pada kesehatan. Jika burnout sudah mulai berdampak pada kesehatan fisik dan mental, maka berhenti bisa menjadi langkah utama untuk dilakukan.

Kapan Harus Beradaptasi?

Tetapi, burnout juga tidak selalu berarti bahwa kita harus berhenti dari sebuah pekerjaan. Bisa jadi, beradaptasi adalah solusi terbaik untuk dilakukan mengingat pentingnya sebuah pekerjaan jika pekerjaan tersebut menjadi penghasilan utama Anda. Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan:
1. Komunikasikan dengan atasan. Sampaikan perasaan Anda secara jujur dan Anda bisa mengusulkan kepada atasan untuk melakukan job redesign agar pekerjaan menjadi tidak monoton, membosankan, dan menimbulkan kelelahan fisik maupun mental.
ADVERTISEMENT
2. Membuat batasan waktu. Hindari membawa pekerjaan di luar jam kerja. Jangan lupa untuk sisihkan waktu bagi diri sendiri, teman, serta keluarga.
3. Apresiasi diri atas segala yang telah Anda lakukan sebagai bentuk dedikasi kepada pekerjaan yang sudah Anda kerjakan. Apresiasi ini akan mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri.

Kesimpulan

Burnout adalah tanda bahwa ada hal yang perlu disesuaikan, baik dalam pekerjaan maupun cara Anda menangani tekanan. Setiap individu memiliki perjalanan kariernya masing-masing dan tidak ada solusi yang sepenuhnya sesuai untuk semua orang. Berhenti atau menyesuaikan diri bukanlah keputusan yang salah. Sebelum memutuskan untuk berhenti, penting untuk memiliki perencanaan yang matang, baik dari segi finansial maupun emosional.
Sebaliknya, jika Anda memilih untuk beradaptasi, pastikan langkah yang diambil merupakan langkah terbaik yang mendukung perkembangan Anda secara sehat. Hal penting dalam menentukan antara berhenti atau beradaptasi adalah memastikan bahwa kesehatan mental dan fisik tetap menjadi prioritas utama. Sisihkan waktu untuk introspeksi, mencari dukungan, dan buat keputusan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan hidup Anda. Pada akhirnya, karier merupakan perjalanan yang berkelanjutan, dan kebahagiaan Anda adalah kunci dalam menikmati setiap tahapan dalam perjalanan tersebut.
ADVERTISEMENT