Konten dari Pengguna

Fenomena Self-Loathing: Kebencian Terhadap Diri Sendiri

Nayla Faras Noor Izzati
Psychology student at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16 Desember 2022 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nayla Faras Noor Izzati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
cr:pixabay
zoom-in-whitePerbesar
cr:pixabay
ADVERTISEMENT
“Mengapa hidupku tidak seberuntung teman-temanku?”
“Tidak mungkin aku bisa sehebat dia”
ADVERTISEMENT
“Hal semudah inipun aku gagal, bodoh sekali”
“Apa yang hebat dari diriku? kurasa tidak ada”
Mungkin sudah tidak asing kita mendengar kata-kata seperti ini. Entah teman kita, saudara kita, atau justru Anda yang seringkali berkata demikian. Banyak dari mereka yang ternyata menganggap serius akan hal ini dan menjadikan dirinya sendiri sebagai musuh utama dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini perlu diwaspadai karena kemungkinan Anda atau mereka mengalami self-loathing.
Berkenalan dengan Self-Loathing
Menurut Blaise Aguirre,MD self loathing atau self-hatred merupakan sebuah perasaan ketidaksukaan terhadap diri sendiri, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, kritik yang ekstrem pada diri sendiri, dan memiliki tingkat kepercayaan serta harga diri yang rendah. Kondisi ini dapat terjadi seiring berjalannya waktu. Self loathing dapat dirasakan dan dialami oleh semua golongan usia, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.
ADVERTISEMENT
Rasa kebencian ini biasanya muncul saat mereka melihat orang lain yang mungkin jauh lebih baik dari berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, mereka akan mencari celah untuk membandingkan kelebihan, kemampuan, dan keberuntungannya dengan diri mereka sendiri. Hal ini diperparah oleh hadirnya sosial media yang makin menguasai kehidupan manusia dari berbagai usia. Ketika mereka melihat seseorang di sosial media yang memang memiliki suatu bakat atau kelebihan, orang dengan self-loathing yang tinggi akan merasa iri dan putus asa karena terobsesi menjadi sepertinya.
Penyebab lain dari self-loathing yang dikutip dari artikel Centers for Disease Control and Prevention (CDC) disebabkan juga oleh trauma masa kecil, KDRT, pelecehan seksual,fisik atau emosional, ekonomi keluarga yang rendah, serta tingkat kepercayaan dirinya yang rendah. Selain itu, kebiasaan mengkritik diri sendiri tanpa pernah menghargai atau mengapresiasi diri sendiri juga merupakan faktor terjadinya self-loathing tumbuh di pikiran dan perasaan mereka.
ADVERTISEMENT
Karakteristik Self-Loathing
Melansir dari laman the pleasant mind, berikut merupakan beberapa karakteristik apabila Anda mengalami self-loathing, di antaranya:
1. Kurangnya keberanian serta kepercayaan diri yang rendah
Ketika kebencian sudah menguasai diri Anda, perasaan seperti takut dan ragu dalam mencoba berbagai hal akan selalu muncul di benak Anda. Kondisi ini akan sangat disayangkan karena dapat memengaruhi motivasi dan impian Anda kedepannya. Anda selalu merasa tidak ada harapan dan merasa bahwa segala sesuatu yang telah dicoba pasti selalu gagal.
2. Sibuk membandingkan diri dengan orang lain
Self-loathing membuat Anda terlalu sibuk untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Anda selalu mencari celah untuk membandingkannya karena merasa tidak sebaik mereka sehingga Rasa cukup tidak pernah Anda dapatkan.
ADVERTISEMENT
3. Merasa seperti seorang pecundang
Seringkali kita merasa gagal dan kecewa terhadap suatu hal yang belum berhasil kita capai. Merasa kecewa terhadap diri sendiri adalah hal yang sangat lumrah untuk dirasakan karena kita tahu bahwa dibalik kegagalan akan selalu ada jalan lain yang mengantarkan kita kepada keberhasilan. Namun, beda halnya dengan orang yang dari awal memandang negatif akan hal itu. Ketika suatu hal tidak berjalan sesuai rencananya, dia akan merasa sangat bodoh, tidak berharga, dan tidak ada kebahagiaan di sekitarnya.
4. Selalu memandang negatif dalam berkehidupan
Self-loathing akan mengantarkan Anda ke dalam situasi yang selalu negatif. Anda akan selalu merasa pesimis dan melihat segala sesuatu dari kekurangannya saja. Kondisi ini akan menimbulkan toxic terhadap diri sendiri yang nantinya akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
5. Sulit menerima pujian
Karakteristik yang dirasakan dari Self-loathing adalah sulitnya menerima pujian orang lain. Kebencian di dalam diri membuat Anda meragukan pujian-pujian yang dilontarkan oleh orang lain dan memaknainya sebagai suatu ejekan atau sindiran.
Selanjutnya, seperti yang dijelaskan pada laman WebMD apabila kebencian terhadap diri sendiri semakin parah dan tidak segera diobati, Anda dapat mengalami gejala serius seperti depresi, social anxiety (kecemasan sosial),self harm (melukai diri sendiri),eating disorder (gangguan makan), dsb.
Bagaimana Cara Mengatasi Self-Loathing
Belum terlambat bagi Anda untuk berdamai dengan diri sendiri. Beberapa cara sederhana di bawah ini dapat mulai Anda terapkan pada kehidupan sehari-hari, di antaranya:
1. Belajar memaafkan dan mencintai diri apa adanya
Psikolog Fred Luskin menyatakan bahwa kecendrungan kita untuk terus berkabung dalam kesalahan merupakan rintangan terbesar dalam memaafkan diri sendiri. Tentulah tidak mudah bagi kita untuk tiba-tiba menerima diri kita seutuhnya. Melalui kesalahan dan penyesalan, Anda dapat belajar untuk menerima semua kekecewaan itu dan perlahan mulai mencintai diri Anda sendiri. Namun, jangan biarkan kekecewaan itu bersarang semakin lama di pikiran Anda. Berikanlah afirmasi positif pada tubuh Anda dan apresiasi kerja keras yang sudah dilakukan. Jangan terlalu memaksa tubuh Anda karena otak dan badan Anda membutuhkan waktu istirahat yang cukup sebelum akhirnya akan bekerja lagi. Pencapaian tertinggi dari tahap ini adalah ikhlas dan mensyukuri semua nikmat-Nya.
ADVERTISEMENT
2. Mengubah cara pandang
Self-loathing datang dari pikiran negatif. Ubah semua pandangan negatif Anda dalam melihat atau menghadapi sesuatu. Belajarlah untuk melihat nilai, hikmah, atau sisi positif sekecil apa pun dalam berbagai situasi dan kondisi. Latih diri Anda untuk mengubah semua kata-kata ejekan yang biasa Anda katakan kepada diri sendiri menjadi ungkapan positif dan tulus. Belajar untuk tidak membanding-bandingkan kemampuan, rupa atau fisik, dan keberuntungan dalam hidup seseorang yang memang tidak sesuai dengan Anda. Yakinlah bahwa setiap manusia sudah diberikan porsi masing-masing oleh Tuhan yang tidak akan sama dengan manusia lainnya.
3. Melakukan hal yang digemari
Mulailah untuk berani mengambil semua peluang di depan Anda dengan percaya diri. Usir semua pikiran negatif dan pesimis yang dapat membuat Anda ragu dalam mencoba hal-hal baru. Tanamkan pada diri bahwa Anda hanya tengah mencoba dan berusaha. Lalu, berjanjilah untuk tidak menyalahkan diri sendiri jika hasilnya tidak sesuai dengan ekspetasi.
ADVERTISEMENT
4. Belajar untuk menerima pujian
Ketika kebencian sudah tertanam dalam diri, kita akan cenderung melihat sesuatu dari sisi negatifnya. Sama halnya dengan pujian yang kerap kali orang lain lontarkan kepada Anda dan terasa asing didengarnya sehingga beberapa orang yang sadar akan hal itu merasa ragu dan takut untuk kembali memuji Anda. Mulai saat ini, cobalah untuk menerima pujian-pujian itu dengan tulus. Tahan keinginan untuk melanjutkan pujian itu dengan kritik diri yang merendahkan.
5. Melakukan Self-care
Self-care atau perawatan diri sangat penting dilakukan untuk menjaga hubungan dengan diri sendiri. Perawatan diri yang dimaksud adalah melakukan hal-hal positif untuk meningkatkan kesejahteraan bagi tubuh yang meliputi rasa semangat, bahagia,tenang, serta perasaan positif lainnya sehingga pekerjaan yang kita lakukan akan menjadi lebih efektif dan bermanfaat. Contoh kegiatan dari self-care adalah olahraga, meditasi, membuat sebuah karya atau lukisan, memasak, melakukan kegiatan sosial, dsb.
ADVERTISEMENT
6. Cari bantuan professional
Apabila usaha-usaha mandiri kurang efektif, Anda dapat mengunjungi tenaga profesional seperti psikolog atau terapis.Memang tidak semua orang nyaman dan cukup berani untuk mendatangi tenaga profesional. Akan tetapi,berjuang sendirian dapat memberikan lebih banyak risiko serta kesembuhan yang tidak pasti.Mereka yang sudah lebih dahulu paham dan ahli dalam bidangnya pasti akan membantu Anda dan berjuang bersama untuk menyembuhkannya.
Itulah beberapa hal seputar self-loathing. Sebenarnya, perasaan kecewa dan benci dengan diri sendiri sangat wajar dan tidak sepenuhnya salah karena orang dengan self-loathing umumnya memahami apa saja kekurangan yang ada dalam dirinya. Hal ini tentu dapat menjadi peluang untuk lebih berkembang dan belajar memperbaiki kekurangan Anda dengan memanfaatkan kelebihan atau potensi yang sudah ada. Namun, perasaan ini akan terus sepenuhnya salah apabila Anda hanya fokus dengan kekurangan yang Anda miliki tanpa mau berusaha membenahinya.
ADVERTISEMENT