Konten dari Pengguna

Gaya Hidup Sehat dengan Pola Makan Seimbang

Nayla Shofiya
Mahasiswa Universitas Brawijaya jurusan Sosiologi
18 Desember 2024 15:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nayla Shofiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Freepik.com
ADVERTISEMENT
Menjalani gaya hidup sehat merupakan impian banyak orang. Salah satu kunci utama dalam mencapai hal tersebut adalah dengan menerapkan pola makan yang seimbang. Pola makan yang seimbang tidak hanya berfokus pada asupan nutrisi yang cukup, tetapi juga pada pemilihan jenis makanan yang tepat serta mengatur porsi makan dengan bijak. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menjaga pola makan dan hidup sehat.
ADVERTISEMENT
1. Konsumsi makanan bervariasi
Mengonsumsi berbagai jenis makanan akan membantu tubuh mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan. Setiap kelompok makanan memiliki manfaat yang unik bagi tubuh. Misalnya, karbohidrat menyediakan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari, protein berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh, sedangkan lemak sehat mendukung fungsi otak dan hormon. Oleh karena itu, dalam setiap porsi makan pastikan terdapat sumber karbohidrat seperti nasi, kentang, atau roti gandum, sumber protein seperti ikan, daging tanpa lemak, tahu, atau tempe, serta sayuran dan buah-buahan yang kaya akan vitamin dan mineral. Sebagai contoh, sarapan dengan oatmeal yang ditambah buah-buahan segar dan kacang-kacangan bisa menjadi pilihan yang baik (Imawan, 2023).
2. Prioritaskan makanan alami
Makanan alami seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan sebaiknya lebih diprioritaskan dibandingkan makanan olahan. Makanan olahan cenderung mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, makanan alami biasanya lebih kaya serat dan nutrisi yang penting bagi tubuh. Serat membantu proses pencernaan dan mencegah sembelit, sementara nutrisi penting seperti vitamin dan mineral mendukung berbagai fungsi tubuh, mulai dari sistem kekebalan hingga kesehatan kulit. Misalnya, mengganti camilan keripik dengan buah segar atau salad bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesehatan (Claudina, Rahayuningg, & Kartini, 2018).
ADVERTISEMENT
3. Perhatikan porsi makan
Mengontrol porsi makan adalah bagian penting dalam menjaga berat badan ideal dan menghindari obesitas. Makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering dapat membantu mengontrol nafsu makan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Misalnya, daripada makan tiga kali sehari dengan porsi besar, cobalah makan lima hingga enam kali sehari dengan porsi lebih kecil. Hal ini tidak hanya membantu mengendalikan berat badan tetapi juga meningkatkan metabolisme. Selain itu, mengunyah makanan secara perlahan dan menikmati setiap gigitan dapat membantu tubuh merasa kenyang lebih cepat, sehingga mengurangi kemungkinan makan berlebihan.
4. Minum air putih yang cukup
Air putih merupakan komponen penting dalam menjaga fungsi tubuh. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 60% air, sehingga menjaga asupan cairan yang cukup sangat penting untuk berbagai proses fisiologis, termasuk pencernaan, penyerapan nutrisi, dan regulasi suhu tubuh. Pastikan untuk minum setidaknya delapan gelas air setiap hari. Jika berolahraga atau beraktivitas di lingkungan panas, kebutuhan cairan bisa lebih tinggi. Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti sakit kepala, kelelahan, dan masalah kulit. Selain itu, minum air putih sebelum makan juga bisa membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah makan berlebihan (Sari & Nindya, 2017).
ADVERTISEMENT
5. Batasi konsumsi gula dan garam
Gula dan garam yang berlebihan bisa berdampak negatif pada kesehatan. Konsumsi gula yang berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan masalah gigi seperti gigi berlubang. Sementara itu, konsumsi garam yang berlebihan bisa menyebabkan hipertensi dan meningkatkan risiko penyakit jantung. WHO merekomendasikan untuk membatasi asupan gula tambahan hingga kurang dari 10% dari total asupan kalori harian, dan asupan garam tidak lebih dari 5 gram per hari. Mulailah dengan mengurangi konsumsi minuman manis, makanan cepat saji, dan makanan ringan yang tinggi garam. Sebagai alternatif, gunakan rempah-rempah dan bumbu alami untuk memberikan rasa pada makanan tanpa harus menambahkan garam berlebih (Atmarita, Sudikno, & Soekatri, 2016).
6. Olahraga secara teratur
ADVERTISEMENT
Selain mengatur pola makan, olahraga juga merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat. Olahraga bisa membantu membakar kalori, meningkatkan kebugaran jantung, memperkuat otot, dan memperbaiki suasana hati. Aktivitas fisik yang teratur juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Pilihlah jenis olahraga yang disukai agar lebih mudah dilakukan secara rutin. Misalnya, jalan kaki, bersepeda, berenang, atau mengikuti kelas kebugaran. Usahakan untuk berolahraga minimal 150 menit per minggu atau sekitar 30 menit setiap hari. Jika kesulitan meluangkan waktu, coba bagi menjadi sesi-sesi singkat sepanjang hari (Subekti, Mulyadi, Mulyana, & Priana, 2021).
7. Istirahat yang cukup
Tidur yang cukup juga merupakan bagian dari gaya hidup sehat. Kurang tidur bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, termasuk meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan masalah kardiovaskular. Tidur yang cukup membantu tubuh melakukan regenerasi sel-sel yang rusak, mengatur hormon, dan memperbaiki fungsi otak. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam agar tubuh bisa beristirahat dengan optimal. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dengan mengatur suhu kamar, mematikan lampu, dan menghindari penggunaan gadget sebelum tidur. Jika mengalami kesulitan tidur, cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau membaca buku (Gunarsa & Wibowo, 2021).
ADVERTISEMENT
Referensi
Atmarita, J. A., Sudikno, & Soekatri, M. (2016). Asupan gula, garam, dan lemak di Indonesia: Analisis Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Gizi Indonesia: Journal of the Indonesian Nutrition Association, 39(1), 1-14.
Claudina, I., Rahayuningg, P. D., & Kartini, A. (2018). Hubungan asupan serat makanan dan cairan dengan kejadian konstipasi fungsional pada remaja di SMA Kesatrian 1 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 486-495.
Gunarsa, S. D., & Wibowo, S. (2021). Hubungan kualitas tidur dengan kebugaran jasmani siswa. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 9(1), 43-52.
Imawan, A. A. (2023). Berbagai kandungan oatmeal (Avena sativa) yang berpengaruh bagi tubuh. Bohr: Jurnal Cendekia Kimia, 1(2), 58-64.
Sari, N. A., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan asupan cairan, status gizi dengan status hidrasi pada pekerja di bengkel divisi general engineering PT PAL Indonesia. Media Gizi Indonesia, 12(1), 47-53.
ADVERTISEMENT
Subekti, N., Mulyadi, H. A., Mulyana, D., & Priana, A. (2021). Peningkatan kesehatan melalui program informal sport masa pandemi COVID-19 menuju new normal pada masyarakat Dsn. Kalapanunggal dan Dsn. Ancol Kec. Sindang Kasih Kab. Ciamis. Jurnal Pengabdian Siliwangi, 7(1), 17-22.