Konten dari Pengguna

Kolektor Photocard K-Pop, hingga Dijadikan Tempat Healing

Nazhara Azmi
Lulusan S1 Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
2 Mei 2021 6:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazhara Azmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa jenis photocard salah satu anggota boyband Neo Culture Technology (NCT). (Nazhara Azmi)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa jenis photocard salah satu anggota boyband Neo Culture Technology (NCT). (Nazhara Azmi)
ADVERTISEMENT
Industri K-pop memiliki ciri khas kreativitasnya tersendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari tampilan dan isi album musik yang dikeluarkan oleh para idola. Berbeda dengan album musik lainnya, album musik K-Pop berisikan audio CD, photo book, photocard. Bahkan jika penggemar beruntung terdapat beberapa idola yang turut menyertakan merchandise lainnya seperti postcard, poster, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak bonus yang didapatkan dalam satu album musik, terdapat satu yang saat ini sedang gemar-gemarnya dikoleksi dan menarik perhatian para kpopers (sebutan penggemar K-Pop).
Tampilan audio CD dan photocard dari salah satu album musik 'We Boom" milik NCT Dream. (Nazhara Azmi)
Photocard
Pernah mendengar istilah tersebut? Photocard atau yang biasa disingkat menjadi "PC" merupakan sebuah kartu yang berisikan foto idola dengan tanda tangan sang idola itu sendiri. Biasanya sih diberikan secara random dalam album.
Namun, selain didapatkan dalam album, photocard juga bisa didapatkan melalui event khusus atau bahkan merchandise lain yang dikeluarkan oleh sang idol. Kegemaran ini pun membuahkan hasil, hingga para penggemar yang gemar mengumpulkan photocard dikenal sebagai "kolektor photocard".
Tak hanya dari dalam negeri, para kolektor juga mendapatkan dari negara lain
ADVERTISEMENT
Dalam mengoleksi photocard, cara yang dapat dilakukan pun beragam. Di mulai dari mendapatkan sendiri, bertukar dengan sesama kolektor, hingga membeli pada penjual photocard. Tak hanya dari penjual dalam negeri, proses pembelian juga bisa melalui penjual atau seller luar.
Banyaknya jenis photocard dan harga yang beragam, membuat para kolektor memilih harga pasar yang sesuai dengan kantong para kolektor.
Salah satunya bagi Zerra, seorang perempuan asal Jawa Timur yang telah menjadi kolektor photocard dari awal tahun 2020.
"Dulu awal koleksi aku sering banget beli di sellkor (seller korea), karena masih murah, jadinya ngegas banget belinya," jelas sosok yang menjadi kolektor salah satu anggota boyband "Bangtan Sonyeondan"(BTS) itu.
Begitupun dengan Rey yang telah menjadi kolektor beberapa photocard idol group, BTOB dan NCT. Rey memilih sellchin (seller china) untuk mendapatkan berbagai photocard yang diinginkannya. Alasan yang diberikannya pun tidak jauh berbeda dengan Zerra.
ADVERTISEMENT
"Tergantung, ya. Kadang saya ngerasanya di sellchin itu harganya pas, mereka tahu harga pasarnya," ungkap Rey.
Seiring berjalannya waktu, harga pasar photocard semakin meningkat. Hal tersebut turut dirasakan oleh Zerra maupun Rey sendiri.
"Dulu di sellkor fine-fine aja walaupun sampainya lama, sekarang harganya udah sama kaya ready Indonesia," jawab Zerra, di mana saat ini ia memilih untuk membeli photocard dari penjual Indonesia saja.
Menurut Zerra, naiknya harga pasaran photocard saat ini disebabkan kondisi lingkungan kolektor yang kurang sehat. Faktor demand menjadi salah satunya, di mana banyak kolektor baru hingga banyak konten tentang photocard itu sendiri membuat harga pasaran menjadi naik.
Rey juga mengatakan hal yang hampir sama, di mana booming-nya suatu idol group, juga dapat menjadi faktor kenaikan harga pasar sebuah photocard.
ADVERTISEMENT
Menjadi tempat healing
Alasan mereka memilih untuk menjadi kolektor photocard pun beragam.
"Aku suka banget dan tertarik sama photocard, menurutku konsep photocard yang aku koleksi bagus-bagus, selain itu koleksi photocard enggak makan tempat banyak kayak misal kita koleksi merch lain kayak album gitu," jelas Zerra.
Bagi Zerra, di lain sisi mengoleksi photocard juga menjadi tempat healing bagi dirinya dari hiruk piruk kehidupan. Meskipun kondisi pasar photocard pernah membuat dirinya stress, hal itu tidak membuat Zerra berhenti dan tetap mengoleksi.
"Awalnya pernah toxic banget ke diri sendiri, stress banget nggak bisa lengkapi wishlist (daftar photocard yang ingin dibeli), dulu sering banget panic buying dan konsumtif belanja photocard," tambahnya.
Namun, untuk saat ini Zerra mengurangi itu semua. Menjadikan koleksi photocard sebagai tempat healing-nya, Zerra percaya bahwa ia harus menjalani dengan perasaan enjoy. Menjadi kolektor bukanlah kompetisi. Ia tidak mau menjadi toxic dan membuat dirinya tidak merasa senang lagi melakukan hal yang digemarinya.
ADVERTISEMENT
Zerra juga mengatakan, untuk para kolektor yang sedang berada di titik lelahnya sebaiknya beristirahat dulu. Hal itu bisa dilakukan dengan take some rest atau puasa mengoleksi. (NA)