Konten dari Pengguna

Pergantian Rezim Baru: IKN Terancam Mangkrak?

Nazila Lailatur Rohmah
Mahasiswa Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya
25 Oktober 2024 14:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazila Lailatur Rohmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/peta-indonesia-gm185126544-19530174
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/peta-indonesia-gm185126544-19530174
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur merupakan salah satu proyek terbesar yang pernah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Digagas sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk dan infrastruktur di Jakarta, IKN diharapkan menjadi pusat pemerintahan yang modern dan berkelanjutan. Namun, dengan pergantian rezim di tahun 2024, muncul kekhawatiran baru mengenai kelangsungan proyek ini. Apakah IKN akan terancam mangkrak di bawah kepemimpinan yang baru?
ADVERTISEMENT
Ambisi Besar di Tengah Tantangan
Proyek IKN diluncurkan dengan ambisi besar yaitu menciptakan ibu kota yang ramah lingkungan, berteknologi tinggi, dan menjadi contoh tata kelola perkotaan di masa depan. Proyek ini melibatkan investasi besar-besaran dengan target pembangunan yang bertahap, dimulai dari infrastruktur dasar hingga pusat-pusat pemerintahan dan bisnis.
Namun, di balik rencana ambisius ini, tantangan besar menghadang. Salah satu tantangan utamanya adalah soal pendanaan. Meski pemerintah telah menjamin bahwa sebagian besar pendanaan akan berasal dari sumber non-APBN (seperti investasi swasta dan publik), realisasi investasi tersebut masih belum sepenuhnya jelas. Perubahan politik di tahun 2024 dapat memperlambat atau bahkan menghentikan aliran investasi ini, terutama jika pemimpin baru memiliki prioritas yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Pergantian Rezim dan Apa Dampaknya?
Pergantian rezim dalam politik Indonesia sering kali membawa perubahan arah kebijakan. Tidak jarang, proyek besar yang digagas oleh pemerintahan sebelumnya terhenti atau bahkan ditinggalkan oleh rezim yang baru. Kekhawatiran ini juga mengemukakan terkait dengan masa depan IKN.
Pemimpin baru dapat memandang proyek IKN sebagai warisan yang terlalu berat untuk dilanjutkan, mengingat besarnya biaya dan kompleksitas pembangunan. Ada pula kekhawatiran bahwa pemimpin baru akan memilih untuk memusatkan perhatian pada masalah yang lebih mendesak seperti pemulihan ekonomi pasca pandemi, ketimbang meneruskan proyek jangka panjang seperti IKN.
Tantangan Lingkungan dan Sosial
Selain isu politik, pembangunan IKN juga menghadapi tantangan lingkungan dan sosial yang serius. Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah dengan kekayaan alam yang tinggi, namun juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat kegiatan pembangunan skala besar. Dampak lingkungan dari proyek IKN telah menuai kritik dari berbagai kelompok, termasuk aktivis lingkungan yang menilai proyek ini berpotensi merusak ekosistem setempat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, masyarakat lokal dan komunitas adat juga menyuarakan kekhawatiran mereka. Pembangunan IKN dianggap dapat mengganggu kehidupan tradisional serta mengancam hak-hak tanah mereka. Jika masalah ini tidak ditangani dengan bijak, resistensi dari masyarakat lokal bisa menjadi faktor penghambat yang signifikan dalam kelanjutan proyek ini.
Prospek di Bawah Rezim Baru
Meski tantangan-tantangan di atas nyata, bukan berarti proyek IKN sepenuhnya terancam mangkrak. Banyak yang berpendapat bahwa proyek ini sudah berjalan cukup jauh untuk dihentikan begitu saja. Selain itu, proyek IKN tidak hanya tentang memindahkan ibu kota, tetapi juga merupakan bagian dari visi jangka panjang pembangunan Indonesia yang lebih merata.
Namun, kunci utama kelangsungan proyek ini terletak pada dukungan politik dan ekonomi dari rezim yang baru. Jika pemimpin baru mampu mempertahankan komitmen terhadap proyek ini, sambil mengatasi masalah pendanaan dan memastikan keberlanjutan lingkungan, IKN masih berpeluang untuk sukses.
ADVERTISEMENT