Konten dari Pengguna

Adakah Bentuk Identitas Nasional Dalam Tradisi Halalbihalal?

Nazula Husnunnada
Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
23 Mei 2024 15:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazula Husnunnada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Halalbihalal Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Halalbihalal Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan tradisi halalbihalal. Tradisi ini sudah menjadi kegiatan yang biasa dilaksanakan setiap tahun setelah melewati bulan Ramadhan. Identik dengan kegiatan yang berbau islami, tradisi ini tidak terbatas hanya dilakukan oleh umat muslim saja, tetapi juga dilakukan oleh semua kalangan termasuk umat non-muslim. Tidak hanya dilakukan oleh masyarakat setiap daerah saja, tradisi ini bahkan dilakukan oleh sebagian besar instansi yang ada di Indonesia, mulai dari instansi pendidikan sampai instansi pemerintahan. Sebelum membahas lebih lanjut terkait bentuk identitas nasional yang ada pada tradisi ini, alangkah lebih baik jika kita mengetahui apa itu tradisi halalbihalal dan darimana asal muasal tradisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Apa itu Halalbihalal?
Istilah "halalbihalal" tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Istilah ini terdiri dari pengulangan kata halal yang di tengahnya diberi kata sambung dengan huruf ba’ yang dibaca bi. Kata halal mempunyai arti sesuatu yang boleh dilakukan dan huruf ba’ yang dibaca bi memberi maksud bahwa hubungan ini berlangsung antar sesama manusia. Sedangkan, halalbihalal menurut KBBI adalah kegiatan maaf-memaafkan setelah menunaikan puasa ramadan yang bisa diadakan di sebuah tempat oleh sekelompok orang.
Istilah halalbihalal dicetuskan oleh Kh Wahab Chasbullah pada masa Presiden Soekarno tahun 1948, ketika Presiden Soekarno meminta saran mengenai kemunduran politik internal di Indonesia. Memanfaatkan momen idul fitri, Kh Wahab Chasbulloh menyarankan Presiden Soekarno untuk mengadakan pertemuan di mana orang-orang dapat bersilaturahmi satu sama lain dan membahas masalah yang ada di Indonesia. Berawal dari inilah penggunaan istilah untuk tradisi ini terus digunakan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Apa itu Identitas Nasional?
Menurut kamus Oxford, istilah "identitas" berasal dari bahasa Latin, yang berarti "idem" atau sama, dengan dua makna utama yaitu kesamaan absolut dan konsep pembeda atau perbedaan yang menganggap adanya kontinuitas dan konsistensi. Sedangkan, istilah "nasional" mengacu pada identitas yang melekat pada komunitas yang terhubung oleh kesamaan fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, serta kesamaan nonfisik, seperti tujuan, cita-cita, dan keinginan. Menurut Kaelan, identitas nasional pada hakikatnya adalah bentuk aplikasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri- ciri unik yang membedakan bangsa tersebut dari bangsa lain dalam hal kehidupan. Sederhananya, identitas nasional adalah suatu ciri khas yang terdapat pada suatu bangsa dan menjadi pembeda dari bangsa lainnya.
ADVERTISEMENT
Adakah Bentuk Identitas Nasional dalam Tradisi Halalbihalal?
Indonesia terkenal dengan keberagaman yang majemuk didalamnya. Mulai dari suku, agama, bahasa, adat, budaya, tradisi, dan masih banyak lagi. Salah satunya tradisi halalbihalal yang tidak hanya melibatkan pertemuan dan saling memaafkan, tetapi juga manifestasi dari identitas nasional Indonesia yang beragama.
Ditinjau dari sejarahnya, istilah halalbihalal tercetus pada masa pemerintahan Presiden Soekarno yang bermaksud mengumpulkan para elit politik untuk membahas dan menyelesaikan masalah internal Indonesia. Hal ini menunjukkan salah satu prinsip yang terdapat pada Pancasila, yaitu "Musyawarah untuk Mufakat". Penggunaan musyawarah untuk menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pendapat menunjukkan bahwa diterapkannya nilai demokrasi negara Indonesia. Selain itu, tradisi Halalbihalal yang dilakukan secara turun-temurun sampai saat ini, menunjukkan beberapa prinsip penting yang terkandung dalam Pancasila.
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul untuk berdoa bersama dan dilanjutkan dengan kesaling memaafkan. Aspek spiritual yang terdapat pada tradisi ini menunjukkan bentuk implementasi nilai yang terdapat pada Pancasila sila pertama. Selain itu, tindakan saling memaafkan pada tradisi halalbihalal merupakan salah satu bentuk implementasi dari sila kedua yang mencerminkan manusia yang beretika dan bermoral.
Halalbihalal juga membantu menjaga kerukunan dan mengurangi kemungkinan konflik sosial antar masyarakat yang beragam. Tradisi ini mengumpulkan masyarakat dari latar belakang, asal, dan bahasa yang berbeda, bahkan dari etnis dan agama yang berbeda juga, baik dari yang muda hingga yang tua. Hal Ini merupakan bentuk refleksi dari nilai persatuan dalam Pancasila untuk membangun bangsa yang harmonis.
Bentuk identitas nasional dalam tradisi ini menunjukkan keragaman masyarakat yang menjadi ciri khas Indonesia. Tradisi ini melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang budaya, etnis, bahkan agama yang berbeda, dan menunjukkan bahwa keberagaman memperkuat identitas nasional Indonesia. Tidak hanya itu, Halalbihalal juga memperkuat identitas nasional Indonesia melalui nilai-nilai Pancasila dan penghormatan terhadap keberagaman yang majemuk, mengurangi kemungkinan konflik sosial, dan meningkatkan semangat persaudaraan di antara warga negara.
ADVERTISEMENT