Selebgram: Peluang Karier Instan Generasi Z

Nazwa Al Ghany
Mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran Jakarta Jurusan Ilmu Komunikasi
Konten dari Pengguna
4 Desember 2023 16:44 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa Al Ghany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Instagram (Sumber: Cottonbro Studi/Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Instagram (Sumber: Cottonbro Studi/Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak kenal dengan selebgram? Istilah dari selebriti yang terkenal di platform Instagram. Orang-orang dengan istilah tersebut dilihat dari banyaknya jumlah followers dan engagement pada akun mereka. Selebgram biasanya mendapatkan tawaran endorsement untuk mempromosikan suatu produk di akunnya dan meraih keuntungan dari kesepakatan kerja sama tersebut.
ADVERTISEMENT
Popularitas selebgram semakin melejit di kalangan generasi Z. Mereka menganggap selebgram sebagai orang yang dikagumi dan memiliki citra layaknya selebriti sesungguhnya. Selebgram sendiri biasanya berasal dari orang biasa yang kemudian terkenal karena keunikan atau keistimewaan tertentu sehingga namanya naik di kalangan masyarakat. Berkat popularitas yang terus meningkat, mereka bisa memperoleh tawaran kerja sama yang menguntungkan dan menjadikan selebgram sebagai jenjang karier mereka.
Pekerjaan yang terkesan instan membuat generasi Z berlomba-lomba untuk menjadi selebgram. Mereka menganggap bahwa jika mereka bisa terkenal, maka mereka bisa sukses layaknya para selebgram tersebut. Oleh karena itu, generasi Z sebagai generasi yang melek teknologi memanfaatkan media sosial mereka untuk membuat konten yang berpotensi menjadi perbincangan di masyarakat. Mereka menyalurkan kreatifitas, bakat, bahkan hiburan demi menjadi sorotan dan mendapatkan gelar sebagai selebgram.
ADVERTISEMENT

Kisah Sukses Selebgram dan Minat Generasi Z

Tak dapat disangkal bahwa pekerjaan sebagai selebgram dipandang sebagai pembuka jalan menuju kesuksesan. Bermodalkan gawai dan kemampuan mempromosikan suatu produk, seseorang bisa memperoleh pendapatan serta meraih kenaikan status sosial. Sebagai contoh, Karin Novilda (@narinkovilda) yang dulu terkenal dengan nama Awkarin. Karin yang awalnya terkenal karena image bad girl dan kisah asmaranya yang kandas kini memperoleh banyak tawaran kerja sama dari berbagai brand hingga mampu membuat manajemen dan bisnisnya sendiri.
Selain itu, ada Keanu Angelo (@keanuagl) yang dulunya bukan siapa-siapa lalu menjadi selebgram berkat videonya yang viral saat merespon pertanyaan iseng dari followers-nya. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan menghibur membuatnya disukai oleh warganet. Kini, Keanu mempunyai restoran ramen dan menjadi bintang iklan hingga pemeran utama pada salah satu film horror.
Ilustrasi Selebgram (Sumber: Ivan Samkov/Pexels)
Shasa Zhania (@shazhaniaa) juga belakangan terkenal karena selalu membagikan konten romantis bersama pasangannya, Gio (@jaiiibruh). Selain itu, tingkah lucu dan feminim yang dibawakan oleh Sasha serta citra sebagai penggemar Taylor Swift membuatnya digemari oleh generasi Z, khususnya para perempuan. Sekarang Sasha aktif membagikan kegiatannya dan menerima banyak tawaran endorsement berbau make up dan fashion. Ia juga kerap menjadi bintang tamu pada acara promosi produk tertentu.
ADVERTISEMENT
Beragam kisah sukses dari selebgram membuat para pengikut kagum dan ingin mengikuti jejak mereka. Generasi Z dengan karakteristik selalu ingin berpikir instan merasa bahwa selebgram merupakan alih pekerjaan digital yang cocok untuk mereka. Mengapa begitu?

Karakteristik Generasi Z

Menurut temuan Generational White Paper (2011), generasi Z memiliki karakteristik yang cenderung tidak sabar, selalu berpikir instan, kurang ambisius, ketergantungan yang tinggi pada teknologi, dan memiliki rentang perhatian yang pendek.
Selanjutnya, pada survei yang dilakukan oleh Kronos Incorporated (2019) ditemukan bahwa 33% generasi Z dari 3400 responden yang tersebar di berbagai negara menilai bahwa fleksibilitas di tempat kerja merupakan kebutuhan yang esensial. Generasi Z cenderung memilih untuk mengerjakan apa yang mereka sukai.
Berdasarkan karakteristik tersebut, generasi Z menganggap bahwa dengan menjadi selebgram, mereka dapat bekerja sesuai dengan apa yang mereka sukai dan tidak memiliki tuntutan yang begitu berat serta memperoleh hasil yang instan.
ADVERTISEMENT

Selebgram sebagai Alih Pekerjaan Digital

Pandangan mengenai selebgram sebagai alih pekerjaan digital bukan lagi hal yang aneh sekarang. Generasi Z mendambakan kesuksesan yang instan, dan menjadi seorang selebgram dapat dilakukan dengan mudah di mana saja, hanya dengan mengandalkan ide-ide kreatif. Generasi Z kini berlomba untuk mendapatkan posisi tersebut dengan berupaya membuat konten dari keahlian mereka seperti make up, streaming game, hingga candaan yang relate dengan kondisi masyarakat. Mereka juga berkolaborasi dengan sesama konten kreator untuk meningkatkan popularitas mereka.
Ilustrasi Generasi Z membuat konten kolaborasi (Sumber: George Milton/Pexels)
Generasi Z sebagai masyarakat cyber juga terbiasa menggunakan bahasa inggris untuk berinteraksi sehingga memudahkan mereka untuk mengembangkan relasi. Mereka memanfaatkan berbagai platform untuk memperluas jangkauan akun mereka dan menarik lebih banyak penggemar dari berbagai belahan dunia.
Kesempatan untuk bekerja sama dengan produk tertentu tentunya menjadi hal yang dinantikan oleh generasi Z ketika menjadi selebgram. Mereka dapat mematok rate card berdasarkan jumlah tayangan pada akunnya untuk melakukan promosi sederhana melalui fitur story, reels, atau feeds di Instagram. Hasil dari kerja sama tersebut yang kemudian menjadi sumber pendapatan utama.
ADVERTISEMENT

Realita Menjadi Selebgram

Pada kenyataannya, menjadi selebgram tidak semudah yang dibayangkan. Seorang selebgram dituntut untuk dapat membuat ulasan menarik guna mengajak pengikutnya dan memenuhi target jumlah tayangan dari pihak kerja sama. Selain itu, selebgram juga harus menjaga kepercayaan pengikutnya dengan memberikan ulasan yang jujur. Namun, terkadang mereka melupakan norma yang ada dan menipu pengikut hanya demi jumlah tayangan yang besar.
Arus tren yang mudah berubah juga membuat ketenaran seorang selebgram dapat dengan mudah redup. Hal tersebut yang menjadi kekhawatiran terbesar bagi seorang selebgram. Tantangan untuk dapat membuat konten yang menarik dan mempertahankan penggemar tentunya bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran kreatif dan kemampuan untuk kolaborasi yang baik sebelum terjun sebagai selebgram.
ADVERTISEMENT
Generasi Z perlu menyadari bahwa selebgram tidak bisa dijadikan sebagai pekerjaan utama mengingat frekuensi kerja sama produk yang tidak menentu dan tidak adanya jaminan untuk jangka panjang. Mereka harus bisa lebih mawas diri terkait tantangan yang terjadi di masa depan dan mempertimbangkan untuk mendapatkan pekerjaan lain yang lebih menjanjikan.

Referensi

Rachmawati, D. (2019). Welcoming gen Z in job world (Selamat datang generasi Z di dunia kerja). Proceeding Indonesian Carrier Center Network (ICCN) Summit 2019, 1(1), 21-24.
Sakitri, G. (2021, July). Selamat Datang Gen Z, Sang Penggerak Inovasi!. In Forum Manajemen (Vol. 35, No. 2, pp. 1-10).