Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Keunikan Kebudayaan Dan Adat Istiadat Di Tana Toraja
8 April 2024 8:40 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari NAZWA MAULIDA PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Suku Toraja dengan beragam adat istiadat dan kebudayaan yang terletak di bagian pegunungan utara Sulawesi Selatan, Indonesia.
ADVERTISEMENT
Memiliki populasi penduduk mencapai hampir satu 1 juta jiwa dan 500.000 penduduk lainnya masih menetap di Kabupaten Tana Toraja, kabupaten Toraja Utara, dan kabupaten Mamasa.
Adat istiadat yang masyarakat lestarikan sampai sekarang, menjadi daya tarik wisata kebudayaan yang sangat diminati tidak hanya nasional tetapi wisatawan internasional pun berminat untuk melihat keunikan adat istiadat di Toraja.
Toraja memiliki beberapa tradisi menarik, dan cukup populer yaitu Rambu Solo. Yang merupakan upacara kematian suku Toraja. Selain itu masih ada beberapa tradisi yang menarik.
Berikut ada 5 tradisi unik dari suku toraja.
1. Rambu Solo
Ritual Rambu Solo merupakan ritual suku Toraja yang bertujuan membimbing arwah orang yang meninggal menuju Puyo (akhirat), karena para Datu Tumbang masih menjalankan adat istiadatnya, biasanya Aluku Todoro (kepercayaan leluhur), yaitu upacara pemakaman keluarga.
ADVERTISEMENT
Jenazah terlebih dahulu disimpan di gudang, menunggu pelaksanaan ritual yang disetujui oleh keluarga besar dan tokoh adat. Dalam hal ini jenazah yang disimpan tetap dianggap sakit.
Untuk melakukan ritual ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan, seperti membangun gubuk atau gubuk untuk menerima tamu yang datang menyampaikan belasungkawa, dan menyiapkan hewan ternak seperti babi dan kerbau sesuai
Kesepakatan Setelah semua tahapan, langkah terakhir adalah membawa almarhum berparade dengan membawa anggur ke ruang kerja untuk dimakamkan.
2. Rampanan Kapa
Menurut laman Warisan Budaya Tak Benda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Rampanan Kapa' merupakan upacara adat pernikahan masyarakat Toraja.
Pernikahan adat ini merupakan aspek sakral dari ajaran Aluku Todoro, atau nenek moyang Toraja. Rampanan Kapa' dianggap sebagai cikal bakal berkembangnya Malolo Tau (hubungan antar masyarakat) Menurut kepercayaan Aluk Todoro, Datuk La Uk merupakan nenek moyang manusia pertama yang dinikahkan oleh Puan Matua dengan pria bernama To Taban Tua.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, pernikahan ini dianggap sebagai pernikahan Toraja pertama dalam sejarah umat manusia. Pernikahan ini disaksikan langsung oleh Puan Matua yang kemudian dikenal dengan nama Rampanang Kapa.
Tradisi Rampanan Kapa merupakan perkawinan adat yang dilakukan oleh pemuka adat dan bukan pemuka agama. Tokoh agama hanya mendukung tokoh adat yang melegalkan perkawinan berdasarkan syarat thana (mas kawin).
Hewan seperti daging babi dan unggas hanya disajikan sebagai hidangan berdasarkan peraturan adat, khususnya yang mengatur pembagian daging dan pari manta kepada pemelihara adat yang bersangkutan.
Rampanan Kapa dilaksanakan antara waktu Masuk Tuka pagi dan waktu Masuk Solo. Rampanan Kapa memuat peraturan yang disebut Adana Rampanan Kapa (Hukum Adat Perkawinan) yang disesuaikan menurut agama Kristen yang lazim dianut oleh masyarakat Toraja.
ADVERTISEMENT
3. Sisemba
Menurut situs resmi Direktorat Jenderal Warisan Budaya dan Diplomasi (Khemdikubud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sisemba merupakan teknik kaki tradisional yang dilakukan masyarakat Toraja sejak zaman dahulu.
Tradisi ini biasanya dilakukan dalam rangka upacara syukuran atau ritual kematian Rambu Tuka dan Rambu Solo Permainan ini dimaksudkan sebagai sarana hiburan setelah selesainya suatu acara ritual Selain itu, permainan ini biasanya dimainkan pada akhir bulan Juni hingga awal Agustus, karena biasanya masyarakat Toraja sedang memanen padi pada waktu tersebut
Makna yang ingin masyarakat bangun dalam permainan Sisemba adalah persaudaraan dan kemampuan menerima resiko dalam hidup, betapapun sulitnya Makna yang ingin dibangun Sisemba dalam permainan tersebut adalah persaudaraan dan kemampuan menerima resiko dalam hidup, sesulit apapun.
ADVERTISEMENT
4. Ma nene
Ritual Manene berlangsung ketika peti mati leluhur dikeluarkan dari kubur batu dan ditempatkan di tempat upacara, setelah jenazah dikeluarkan dari kubur, maka akan dibersihkan. Pakaian peninggalan leluhur diganti dengan kain dan pakaian baru. Ritual ini berlangsung cukup lama karena biasanya dilakukan oleh keluarga atau desa dalam waktu yang bersamaan
Rangkaian upacara Manene kemudian diakhiri dengan acara kumpul keluarga di rumah adat Tongkonan untuk berdoa bersama. Ritual Manene dianggap sebagai ungkapan rasa cinta masyarakat Toraja kepada leluhur dan kerabatnya yang telah meninggal.
Melalui ritual ini, masyarakat Toraja berharap agar arwah nenek moyang mereka dapat melindungi mereka dari segala gangguan jahat, hama tanaman, dan musibah dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Ritual manene dianggap sebagai ungkapan rasa cinta masyarakat Toraja terhadap leluhur dan sanak saudaranya yang telah meninggal
5. Ritual rambu tuka
Berasal dari bahasa Toraja yang berarti "asap membubung ke atas" Makna ungkapan ini adalah asap persembahan yang membubung ke angkasa sebelum matahari mencapai puncaknya.
Rambu Tuka’ sering disebut sebagai Aluk Rampe Matallo Ritus Timur Ritual yang dilakukan dimaknai sebagai rasa syukur dan harapan atas keberkahan hidup di dunia ini
Upacara adat Toraja ini biasanya berlangsung pada pagi hari atau menjelang siang hari Lokasinya berada di sisi timur Tongkonan (rumah adat Toraja).
Acara tersebut diiringi dengan berbagai pertunjukan tari dan seni musik khas Tana Toraja
ADVERTISEMENT
Ritual kegembiraan dan syukur
Itu adalah bagian dari perayaan kehidupan, terutama perayaan pindah rumah, panen yang baik, dan kegembiraan lainnya
Ritual Rambu Tuka diperkirakan telah berkembang sejak zaman dahulu ketika manusia pertama kali tiba di Bumi.
Dan itulah 5 keunikan dan kebudayaan yang ada di Toraja Sulawesi Selatan, adat istiadat dan tradisi ini perlu di lestarikan sebagai warisan generasi berikutnya.