Konten dari Pengguna

Ketika Megaproyek Dikalahkan oleh Perut Rakyat : Makan Siang Gratis atau IKN?

Nazwa Safira Ramadhani
Seorang mahasiswa program studi Komunikasi Digital dan Media di Sekolah Vokasi IPB University yang berada di semester 4 yang senang mendalami jurnalisme dan teknik penulisan
17 Maret 2025 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa Safira Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketika Megaproyek Dikalahkan oleh Perut Rakyat : Makan Siang Gratis atau IKN? Foto : www.canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Ketika Megaproyek Dikalahkan oleh Perut Rakyat : Makan Siang Gratis atau IKN? Foto : www.canva.com
ADVERTISEMENT
Program makan siang gratis yang menjadi program kerja presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memicu perdebatan di masyarakat. Makan Bergizi Gratis menjadi program unggulan yang memiliki tujuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat, terutama anak-anak untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Anggaran negara untuk program makan siang gratis inilah yang menimbulkan kekhawatiran pasalnya anggaran yang dibutuhkan jauh lebih besar dan akan berdampak terhadap prioritas pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
ADVERTISEMENT
Dana yang dialokasikan untuk pembangunan IKN hanya mencapai Rp143,1 miliar pada tahun pertama pemerintahan Prabowo. Dan sebesar Rp71 triliun dana APBN dialokasikan untuk program makan bergizi gratis pada tahun pertama, walaupun relatif kecil dibanding
estimasi Rp460 triliun bila ia telah berjalan sepenuhnya, angka ini tetap menarik perhatian publik.Ini menunjukkan bahwa ada pergeseran prioritas, kebutuhan dasar masyarakat seperti gizi anak-anak mendapatkan perhatian lebih besar dibandingkan proyek infrastruktur IKN.
Anggaran dana makan siang gratis tanpa disertai realokasi sana yang signifikan ini dapat menyebabkan defisit anggaran membengkak. Hal ini berpotensi dapat menganggu program-pepgram penting lainnya salah satunya pembangunan megaproyek IKN. Ada kekhawatiran bahwa pengeluaran ini akan membebani APBN secara keseluruhan, terutama jika tidak diimbangi dengan efisiensi dan pengurangan belanja di sektor lain14. Jika tidak dilakukan penyesuaian, pemerintah mungkin harus mengambil dana dari proyek infrastruktur lain, termasuk IKN, yang merupakan proyek strategis untuk pemerataan ekonomi dan pengembangan wilayah
ADVERTISEMENT
Program makan siang gratis bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak. Nutrisi yang baik dapat meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar, sehingga berkontribusi dalam membantu mengurangi angka stunting. Hal ini berdampak lebih luas dan dapat mendukung kesehatan serta perkembangan generasi muda karena efeknya langsung bisa dirasakan masyarakat. Dengan menyediakan makan siang gratis, program ini mengurangi beban finansial keluarga, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Dalam kata lain, program ini membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain, pembangunan IKN merupakan investasi jangka panjang yang bertujuan untuk mencapai pemerataan ekonomi dan penduduk di Indonesia. Saat ini, sebagian besar kegiatan ekonomi dan populasi terpusat di Pulau Jawa, sehingga pemindahan ibu
ADVERTISEMENT
kota diharapkan dapat mendistribusikan pertumbuhan ekonomi lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia, terutama ke Kalimantan dan wilayah timur lainnya. IKN direncanakan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang akan menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Pembangunan IKN juga dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi biaya logistik. Dengan infrastruktur yang lebih baik, Indonesia dapat bersaing lebih efektif di pasar global. Hal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi baru dan menciptakan titik-titik pertumbuhan yang dapat menguntungkan masyarakat secara luas
Alokasi dana untuk program makan siang gratis menunjukkan komitmen pemerintah baru terhadap kesejahteraan sosial. Namun, perlu ada keseimbangan antara kebutuhan mendesak ini dengan proyek pembangunan jangka panjang seperti IKN. Tanpa perencanaan yang matang dan pengelolaan yang bijaksana, langkah ini bisa berisiko mengganggu stabilitas ekonomi negara. Dengan demikian, pemerintah harus memastikan bahwa kedua program ini dapat berjalan secara sinergis, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan mendesak saat ini tetapi juga mendukung tujuan pembangunan jangka panjang yang lebih luas.
ADVERTISEMENT