Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenakalan Remaja : Benarkah Berasal Dari Lingkungan Keluarga?
7 Desember 2024 20:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nazwa Syahratu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akhir akhir ini kita sering kali dihadapkan dengan meningkatnya kenakalan remaja. Dimulai dari rumah hingga dalam lingkungan kita. Namun apakah kita tahu penyebab dari kenakalan remaja itu terjadi??
ADVERTISEMENT
Kadang kala kita banyak mengabaikan lingkungan sekitar kita hingga membuat kenakalan pada fase remaja itu meningkat.
Fase remaja yaitu transisi dari masa usia rentang 12 hingga 22 tahun. Dimana pada fase ini individu mengalami peningkatan hormon, perubahan fisik, dan perubahan emosional. Pada fase ini banyaknya individu merasakan perubahan pada pemikiran hingga terkadang membuat mereka melakukan hal hal yang menurut mereka benar atau banyaknya melakukan perilaku menyimpang. Namun, disamping itu perubahan ini bisa saja berdampak positif bagi mereka yang bisa mengontrol dirinya.
Menurut Hurlock, masa remaja adalah masa di mana individu mengalami kesulitan akibat perubahan yang cepat, baik secara fisik maupun psikologis, yang sering kali disertai dengan peningkatan emosional dan tekanan dari lingkungan sekitar
ADVERTISEMENT
Saat fase ini jika mereka tidak diarahkan pada arahan yang tepat maka kenakalan remaja itu bisa terjadi dan bisa berdampak buruk bagi kehidupan mereka yang akan datang
Sebelum itu, apakah kalian pernah mendengar tentang kenakalan remaja??
Kenakalan Remaja adalah tindakan seseorang atau individu yang melanggar aturan dan norma di dalam masyarakat dan lingkungan sekitar, dilakukan oleh remaja atau anak-anak yang berada pada fase beranjak dewasa. Kenakalan remaja dapat berupa pelanggaran hukum, pelanggaran status, atau perilaku menyimpang.
Remaja tidak hanya dapat memperoleh kenakalan dari orang lain selain teman sebaya atau lingkungan di luar rumah. Bahkan banyak remaja di zaman sekarang melakukan hal hal meyimpang dikarenakan faktor dari keluarga.
Tidak sedikit remaja yang akhirnya terjerumus dalam berbagai perilaku negatif seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku menyimpang secara seksual. Hal ini sering kali berakar dari kurangnya perhatian dan kasih sayang yang mereka rasakan dari lingkungan keluarga. Ketika kebutuhan emosional mereka tidak terpenuhi di rumah, mereka cenderung mencari perhatian, pengakuan, atau bahkan pelarian di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, lingkungan luar tidak selalu memberikan pengaruh positif. Sebaliknya, mereka kerap kali terjebak dalam pergaulan yang justru mendorong mereka melakukan kenakalan tersebut. Tawuran menjadi cara mereka menunjukkan keberanian dan solidaritas kelompok, narkoba dijadikan pelarian untuk melupakan tekanan hidup, sementara penyimpangan seksual sering kali muncul sebagai akibat dari minimnya edukasi dan pengawasan.
Terkadang, kita tidak bisa semata-mata menyalahkan individu tersebut atas perilaku kenakalan remaja yang mereka lakukan. Banyak faktor yang memengaruhi keputusan mereka, termasuk kondisi di rumah yang mungkin kurang mendukung atau tidak memberikan rasa aman dan nyaman. Melihat beberapa hal yang pernah terjadi di lingkungan kita, mereka merasa lebih dihargai dan didengarkan di lingkungan luar rumah, seperti pertemanan atau komunitas yang mereka anggap lebih memahami dan menerima keberadaan mereka. Lingkungan tersebut, meskipun tidak selalu positif, sering kali menjadi tempat mereka mencari acuan hidup, perhatian, dan dukungan yang tidak mereka temukan di rumah.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya penting bagi kita untuk selalu waspada dan selektif terhadap lingkungan yang kita pilih untuk bergaul. Lingkungan memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku seseorang, terutama pada masa remaja yang merupakan fase pencarian jati diri. Dari lingkungan inilah, kenakalan remaja sering kali bermula, terutama ketika seseorang tidak mampu membedakan antara yang benar dan yang salah.
Kurangnya kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dapat membuat seseorang terpengaruh oleh ajakan atau tekanan negative dari orang lain. Lingkungan yang tidak sehat, seperti pertemanan yang cenderung mengabaikan nilai moral dan norma sosial, bisa menjadi awal bagi perilaku menyimpang, seperti tawuran, narkoba, atau pelanggaran lainnya.
Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran diri yang kuat untuk memilih lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif, baik secara emosional maupun intelektual. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang mendorong kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita, memberikan dukungan saat kita menghadapi kesulitan, dan membantu kita memahami nilai-nilai kehidupan yang benar. Dengan memilih lingkungan yang tepat, kita tidak hanya melindungi diri dari pengaruh negatif tetapi juga membuka peluang untuk berkembang menjadi individu yang lebih baik.
ADVERTISEMENT