Konten dari Pengguna

Kalian Insecure? Kenali Konsep Manusia Abu-Abu

Nazwa Zhafira
Mahasiswa aktif jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
25 Juli 2024 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa Zhafira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Iri hati merupakan sebuah emosi saat diri sendiri merasa kurang karena melihat kelebihan orang lain atau biasa dikatakan oleh gen z sebagai: insecure.
ADVERTISEMENT
Kagum atas kelebihan orang lain itu tidak salah. Namun apabila kekaguman tersebut membuat diri kamu cenderung merendah atau merasa diri sendiri itu tidak cukup merupakan hal yang tidak baik. Apabila insecure dirasakan terus-menerus bisa memunculkan rasa dendam, cemas, depresi, dan menghindari lingkungan sosial atau mengurung diri. Hal tersebut tentu saja berbau negatif
Untuk menghindari pikiran negatif, manusia perlu menanamkan berbagai pemikiran dan sikap positif dalam pikiran mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti melatih diri untuk selalu berpikir optimis, mengapresiasi hal-hal baik yang terjadi setiap hari, serta menjalani praktik-praktik yang mendukung kesejahteraan mental.
Dengan menanamkan pola pikir yang positif, kita dapat lebih mudah mengatasi tantangan hidup dan menjaga kesehatan mental secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Warna abu-abu merupakan perpaduan dari warna hitam dan putih. Warna hitam sering kali diasosiasikan dengan kegelapan, kesuraman, atau kejahatan, sedangkan warna putih sering kali melambangkan kesucian, kebersihan, dan kebaikan.
Kedua warna ini memiliki makna yang sangat kontras dan berlawanan. Namun, ketika digabungkan, keduanya menciptakan warna abu-abu. Hal ini memberikan makna bahwa dalam kehidupan, selalu ada keseimbangan antara sisi negatif dan sisi positif.
Jadi, ketika dikatakan bahwa "manusia itu seperti warna abu-abu," maksudnya adalah tidak ada manusia yang sempurna. Setiap individu memiliki sisi positif dan negatif yang saling melengkapi. Seseorang mungkin memiliki banyak sifat baik, namun juga tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Begitu juga sebaliknya, sisi negatif seseorang tidak menghapus sisi positif yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Ini mengajarkan kita bahwa penting untuk menerima diri sendiri dan orang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta memahami bahwa keseimbangan antara kedua sisi tersebut adalah bagian dari kemanusiaan.
Memahami konsep ini membantu kita untuk lebih toleran dan empati terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesadaran bahwa kita semua memiliki kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan, dapat menciptakan lingkungan yang lebih pengertian dan mendukung. Selain itu, dengan menyadari dan menerima keseimbangan ini, kita bisa lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup dan dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita.