Konten dari Pengguna

Viralnya Clash of Champions Acara Ruangguru: Antara Kagum dan Fanatisme

Nazwa Zhafira
Mahasiswa aktif jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
14 Juli 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa Zhafira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: stockcake.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: stockcake.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada akhir Juni 2024, sedang ramai diperbincangkan oleh generasi Z di media sosial mengenai Clash Of Champions. Clash Of Champion atau biasa disebut COC merupakan kompetisi mengadu kecerdasan dari mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri dan juga dalam negeri. Acara ini ditayangkan pada media sosial yaitu Ruangguru dan Youtube.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bisa acara tersebut menjadi perbincangan yang hangat di media sosial?
Acara ini ditayangkan melalui platform media sosial yang dimana media sosial itu sangat populer di kalangan anak muda, terutama generasi Z. Berdasarkan data dari Datastatik, pada tahun 2024, mayoritas pengguna media sosial di Indonesia adalah individu berusia 18-34 tahun. Lebih dari itu, para peserta acara ini juga sebagian besar berasal dari generasi Z, yang menunjukkan adanya keselarasan antara pengguna media sosial dan partisipan acara. Dapat disimpulkan bahwa acara COC berhasil mencapai target audiensnya.
Keberhasilan suatu acara seringkali dinilai dari kualitas isinya. Dalam acara COC, para peserta berhasil menarik perhatian generasi Z karena mereka berasal dari universitas ternama dan memiliki IPK yang sangat tinggi, bahkan ada yang mencapai IPK 5,0. Hal ini memicu pertanyaan dari netizen, seperti "Bagaimana bisa mendapatkan IPK setinggi itu? Apa yang dia makan? Apakah dia manusia?". Kecerdasan para peserta terbukti saat kompetisi berlangsung, dengan kemampuan mereka menjawab soal dengan kecepatan seperti citah. Kepintaran yang ditunjukkan oleh peserta mengundang kekaguman banyak orang, sehingga mereka pun memiliki banyak penggemar.
ADVERTISEMENT
Namun siapa sangka, ternyata terdapat penggemar yang mengganggu peserta dari COC. Dimana penggemarnya itu mengusik privasi dari peserta. Peserta yang bernama Maxwell mendapatkan spam call dari penggemarnya. Maxwell sampai speak up pada saluran Whatsapp “Guys pls stop spam/call aku lah. No hp itu privacy jd sorry yg chat gjls lgsg tak blok”. Tak hanya Maxwell, tindakan tersebut juga dialami oleh peserta yang bernama Yaya. Ia menerima banyak pesan spam yang menanyakan tentang peserta COC lainnya, hingga ia memutuskan untuk menghapus akun Instagramnya.
Sebagai penggemar, wajar untuk menyukai dan mendukung dengan antusiasme yang positif terhadap idola. Namun, ketika antusiasme ini berubah menjadi fanatisme, hal itu menjadi masalah serius. Fanatisme adalah sikap yang berlebihan dan obsesif terhadap sesuatu atau seseorang, di mana seseorang bisa melampaui batas-batas yang seharusnya dihormati. Memahami perbedaan antara menjadi penggemar yang baik dan fanatik penting, karena menjadi penggemar yang baik berarti tidak hanya menghargai idola, tetapi juga menghormati batasan-batasan yang adil bagi semua pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT