Konten dari Pengguna

Pengaruh Nasionalisme Ekonomi terhadap Ketahanan Perdagangan Internasional

Nazwa
Universitas Sriwijaya, Ilmu Hubungan Internasional
5 November 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
oleh: Nazwa, Universitas Sriwijaya
Di tengah meningkatnya ketidakpastian global, banyak negara mulai mengadopsi kebijakan nasionalis untuk melindungi perekonomian domestik dan mengurangi ketergantungan pada pihak asing. Nasionalisme ekonomi ini sering diwujudkan dalam bentuk proteksionisme, pembatasan impor, dan insentif untuk produksi dalam negeri. Sementara kebijakan ini dirancang untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional, perubahan tersebut memiliki dampak besar terhadap rantai pasokan global yang selama ini mengandalkan interkonektivitas dan efisiensi lintas negara. Dengan mengubah pola perdagangan internasional dan menekan rantai pasokan global, kebijakan nasionalis berpotensi menciptakan tantangan baru terhadap ketahanan perdagangan internasional, baik dalam aspek biaya, fleksibilitas, maupun stabilitas jangka panjang.
Contoh gambar kegiatan ekspor perdagangan domestik: foto diambil sendiri oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
Contoh gambar kegiatan ekspor perdagangan domestik: foto diambil sendiri oleh penulis
Dalam pandangan di atas, argumen penulis berfokus pada dilema antara perlindungan ekonomi nasional melalui kebijakan nasionalis dan dampak negatifnya terhadap rantai pasokan global serta ketahanan perdagangan internasional. Penulis berpendapat bahwa meskipun kebijakan nasionalis dapat memperkuat perekonomian domestik dan meningkatkan ketahanan nasional, pendekatan ini juga menimbulkan risiko bagi stabilitas rantai pasokan global yang selama ini sangat tergantung pada keterkaitan antarnegara.
ADVERTISEMENT
Kebijakan nasionalis cenderung mengganggu aliran barang dan jasa di pasar global, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan mengurangi efisiensi. Gangguan pada Interkonektivitas Rantai Pasokan Global Penulis melanjutkan bahwa kebijakan nasionalis yang membatasi impor dan mendukung produksi lokal sering kali mengabaikan efisiensi yang diperoleh melalui jaringan global.
Ketika negara-negara memutuskan untuk menutup diri dari pemasok internasional dan memperkuat produksi dalam negeri, mereka menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan teknologi, sumber daya, dan tenaga kerja yang mungkin tidak selalu tersedia secara lokal. Akibatnya, gangguan pada rantai pasokan global ini dapat menyebabkan peningkatan harga, ketidakpastian pasokan, dan waktu pengiriman yang lebih lama, yang merugikan konsumen dan produsen di seluruh dunia.
Pengaruh Kebijakan Nasionalis terhadap ketergantungan antar negara dan kenaikan biaya produksi. Penulis menekankan bahwa kebijakan nasionalis yang membatasi impor serta mengedepankan produksi dalam negeri dapat mengurangi ketergantungan antar negara. Namun, konsekuensi dari pendekatan ini adalah meningkatnya biaya produksi domestik, terutama ketika sumber daya atau teknologi yang diperlukan lebih efisien diperoleh dari luar negeri. Ketika negara-negara memperkuat kebijakan ini, harga produk dalam negeri bisa meningkat, yang pada gilirannya memengaruhi daya saing mereka di pasar internasional. Kebijakan ini juga dapat menyebabkan rantai pasokan global menjadi kurang fleksibel, karena lebih sedikit negara yang berperan dalam siklus produksi global, sehingga meningkatkan risiko ketidakstabilan jika terjadi gangguan besar pada rantai pasokan.
ADVERTISEMENT
Proteksionisme yang berlebihan dapat mengurangi fleksibilitas ekonomi suatu negara dalam merespon perubahan permintaan global, serta memicu ketegangan geopolitik yang menghambat kerja sama internasional.
Secara keseluruhan, argumen penulis berpusat pada pentingnya keseimbangan antara perlindungan ekonomi nasional dan kebutuhan untuk tetap terhubung secara global agar ketahanan rantai pasokan dan stabilitas perdagangan internasional tetap terjaga.
Ketahanan Perdagangan dan Fleksibilitas Ekonomi yang Terkikis dalam jangka panjang, penulis menegaskan bahwa proteksionisme yang berlebihan dapat menurunkan ketahanan ekonomi dengan mengurangi kemampuan negara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar internasional. Fleksibilitas yang dihasilkan dari integrasi global memungkinkan negara-negara untuk lebih cepat merespons perubahan permintaan dan penawaran di pasar dunia. Ketika akses ke pasar internasional berkurang, negara-negara dengan kebijakan nasionalis mungkin lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan mendesak saat terjadi krisis atau peningkatan permintaan. Ini pada akhirnya membuat ekonomi domestik lebih rentan terhadap guncangan, baik yang bersifat ekonomi, sosial, maupun politik, yang mengancam stabilitas perdagangan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian Perdagangan Internasional dan Potensi Konflik Geopolitik, Kebijakan nasionalis yang semakin banyak diadopsi negara-negara besar berpotensi memperburuk ketegangan internasional. Penulis melanjutkan bahwa proteksionisme sering kali diikuti oleh kebijakan tarif atau pembatasan akses pasar, yang dapat menimbulkan ketegangan perdagangan dan bahkan memicu perang dagang. Akibatnya, negara-negara yang saling terhubung dalam rantai pasokan global bisa terkena dampak negatif akibat pembalasan perdagangan, yang menyebabkan ketidakpastian dalam jangka panjang. Konflik geopolitik yang timbul dari kebijakan nasionalis ini dapat menghambat kerja sama ekonomi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan global, seperti perubahan iklim dan stabilitas ekonomi.
Dari kedua argumen di atas, pandangan penulis menyoroti bahwa meskipun kebijakan nasionalis bertujuan untuk memperkuat ekonomi domestik dan mengurangi ketergantungan pada pihak asing, pendekatan ini justru membawa konsekuensi yang dapat melemahkan rantai pasokan global dan stabilitas perdagangan internasional. Penulis berpendapat bahwa pengurangan interkonektivitas global meningkatkan biaya produksi, mengurangi daya saing produk domestik, dan mengancam fleksibilitas ekonomi, yang seharusnya dapat membantu negara-negara dalam merespons perubahan global secara cepat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penulis melihat kebijakan nasionalis sebagai pemicu ketidakpastian perdagangan internasional dan berpotensi menimbulkan ketegangan geopolitik. Pandangan ini menunjukkan kekhawatiran bahwa proteksionisme berlebihan dapat memperburuk hubungan antarnegara dan menghambat kerja sama internasional yang krusial untuk menangani isu-isu global. Secara keseluruhan, penulis memandang bahwa kebijakan nasionalis yang ekstrem lebih banyak merugikan daripada menguntungkan, baik bagi stabilitas ekonomi nasional maupun hubungan internasional, dan bahwa keseimbangan antara nasionalisme dan keterhubungan global tetap penting untuk ketahanan jangka panjang.