Konten dari Pengguna

Herd Immunity, Solusi Terakhir Menghadapi Pandemi

Winda Rejeki
Saat ini saya sedang melanjutkan studi di ITB Ahmad Dahlan Jakarta. Pada Fakultas Ekonomi
25 Mei 2021 14:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Winda Rejeki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto saya setelah vaksinasi. Sumber: Dokumen Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Foto saya setelah vaksinasi. Sumber: Dokumen Pribadi.
ADVERTISEMENT
Herd immunity (kekebalan kelompok) menjadi populer di kalangan masyarakat saat pandemi COVID-19. Herd immunity merupakan kondisi di mana sebagian besar masyarakat memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu termasuk yang diakibatkan oleh virus corona (COVID-19). Dengan kekebalan ini, tubuh tidak hanya mampu melawan atau kebal terhadap penyakit, namun dapat menghentikan penularannya termasuk COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ada dua cara bagaimana herd immunity dapat terbentuk, yaitu secara alami dan buatan. Secara alami akan terbentuk jika sekitar 70% penduduk terinfeksi penyakit menular dan sembuh. Bagi yang terinfeksi dan sembuh mempunyai risiko terinfeksi kembali jauh lebih rendah dibandingkan yang belum pernah terinfeksi, karena telah memiliki kekebalan tersendiri. Hal ini ini terjadi karena sistem imun telah terlatih mengenali virus dan melawannya.
Jika kekebalan masyarakat terbentuk terhadap penyakit menular seperti COVID-19, maka virus tersebut tidak menjadi begitu berbahaya seperti hal nya virus-virus lainnya yaitu seperti virus influenza. Namun herd immunity secara alamiah sepertinya sulit ditempuh dalam menghadapi COVID-19. Selain butuh waktu yang cukup lama, juga membiarkan masyarakat untuk terinfeksi sehingga peluang menciptakan tingkat kematian masyarakat yang sangat tinggi. Maka cara ini sepertinya tidak efektif, namun juga tidak baik.
ADVERTISEMENT
Cara kedua bagaimana herd immunity itu terbentuk adalah melalui herd immunity buatan. Cara kedua ini bisa dilakukan dengan vaksinasi, seperti hal nya yang dilakukan oleh pemerintahan Negara indonesia agar seluruh rakyat indonesia untuk melakukan vaksinasi mulai dari usia 18 tahun sampai dengan lansia.
Hal ini dilakukan pemerintahan indonesia untuk mencegah penularan lebih banyak akan virus COVID-19 dan kematian yang diakibatkan oleh virus COVID-19 agar tidak banyak.Sehingga untuk menjadi kebal terhadap suatu penyakit, seseorang tidak perlu terinfeksi terlebih dahulu jika telah divaksin.
Karena fungsi vaksin sendiri sebagai sistem kekebalan tubuh karena dapat menciptakan antibodi. Vaksinasi ini telah dilakukan oleh banyak Negara untuk menciptakan kekebalan tubuh dari penyakit menular, karena dianggap lebih efektif dan aman dibandingkan dengan herd immunity alami.
ADVERTISEMENT
Vaksinasi di targetkan kurang lebih sebanyak 181,5 Juta penduduk Indonesia, minimal 70 persen jumlah yang divaksin dari total penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 271 juta ( berdasarkan data per 20 Desember 2020) setelah dikurangi mantan COVID-19, komorbid, hamil dan menyusui maka minimal 181,5 juta penduduk harus divaksin.
Jika vaksinasi ditargetkan selesai tahun 2022 maka vaksinasi harus dilakukan sebanyak 18,1 juta orang atau 1 juta orang perhari. Kondisi ini memaksa untuk bekerja ekstra agar target vaksinasi tercapai.
Penulis :
Winda Rejeki
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Christof STACHE / AFP