Uji Coba Kereta Sulawesi Selatan

Ndoro Kakung
Blogger dan Kreator Konten
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2019 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ndoro Kakung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Untuk pertama kalinya, saya naik kereta di Sulawesi Selatan, Rabu (21 Agustus 2019). Berangkat dari Tanete Rilau, kereta membawa saya ke Palanro di Kabupaten Barru. Di bawah teriknya matahari sore yang menyengat dan langit yang biru, kereta yang melaju seolah mengabarkan, inilah perkembangan terbaru proyek kereta Sulsel yang secara fisik mulai dikerjakan pada 2015.
Gerbong kereta inspeksi rel di Stasiun Tanete Rilau. (Foto: Wicaksono)
Rangkaian kereta yang saya naiki terdiri dari dua gerbong khusus -- berfungsi sebagai kereta inspeksi. Sebagai kereta inspeksi, tugasnya untuk melakukan uji coba jalur rel yang sudah terpasang. Kereta inspeksi ini berbeda dari kereta penumpang pada umumnya. Ia tak memakai lokomotif sebagai penarik, tapi memakai kereta berpenggerak. Mesinnya ada di gerbong. Di dalam gerbong ada tempat duduk sofa empuk berlapis kulit. Bahkan ada meeting room segala.
ADVERTISEMENT
Kelak, kereta Sulsel ini tak hanya mengangkut orang, melainkan juga barang, utamanya semen. Di rute Makassar - Parepare memang terdapat dua pabrik semen, yakni Bosowa dan Tonasa.
Suasana di dalam gerbong kereta inspeksi. (Foto: Wicaksono)
Untuk sementara, proyek kereta Sulawesi Selatan ini menggunakan jalur rel tunggal (single track) meskipun lahan yang disiapkan mampu menampung jalur ganda (double track). Jalur ganda baru akan dibangun bila ada kebutuhan. Relnya lebih lebar 40 sentimeter dari rel kereta di Jawa. Dibuat di batas bantalan beton, bukan kayu jati, kereta ini terasa mulus dan lancar ketika melaju.
Saat kereta berjalan, saya merasa naik kereta listrik, halus, seolah relnya tanpa sambungan. Suara angin nyaris tak terdengar dari dalam gerbong buatan PT INKA. Pemandangan di luar didominasi oleh areal persawahan dan perbukitan. Sesekali kereta melewati kawanan sapi dan kerbau milik penduduk yang dilepas di lahan rumput.
ADVERTISEMENT
Jika sudah resmi beroperasi secara komersial kelak pada pertengahan 2021, angkutan kereta ini ditargetkan mampu mengangkut 500 (moderat) sampai 2.000 (optimis) penumpang tiap hari. Pengelola kereta Sulsel ini pun nantinya bukan PT KAI, melainkan swasta, yakni operator kereta pemenang tender pengelolaan.
Memang kita masih harus menunggu dua tahun lagi untuk melihat dan merasakan seperti apa nantinya kereta Sulsel akan melayani penumpang umum dan angkutan barang. Tapi saya sudah merasa senang melihat Indonesia yang terus bergerak dan membangun infrastruktur. Semoga proyek kereta Sulsel ini membawa manfaat bagi kita.