Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Kesenjangan Pendidikan Pada Daerah Papua
5 Juni 2024 14:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Inne Azkia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap masyarakat. Tetapi, beberapa wilayah di Indonesia masih banyak masalah tentang pendidikan yang tidak merata seperti hal nya di daerah-daerah terpencil. Pendidikan yang tidak merata dapat memberikan dampak buruk bagi masa depan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa faktor yang menyebabkan belum meratanya pendidikan di Indonesia seperti kemiskinan, fasilitas yang belum memadai, infrastruktur yang belum merata, keterbatasan akses, dan sebagainya.
Di kota, pilihan sekolah lebih banyak dan mudah untuk di akses, sedangkan di wilayah-wilayah terpencil sangat susah untuk di akses karena keterbatasan akses lokasi, sarana dan prasarana. Tidak hanya murid yang kesulitan akan akses, guru-guru yang akan mengajar pun kesulitan akan akses yang harus di tempuh.
Pemerintah memang telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti membangun sekolah-sekolah baru di daerah terpencil, meningkatkan gaji guru, dan memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi. Namun, upaya tersebut tampaknya belum cukup untuk menjembatani kesenjangan yang ada.
Dikutip dari Journal on Education, Berdasarkan data yang dirilis oleh UNESCO pada tahun 2019, angka partisipasi sekolah pada jenjang SD di Indonesia mencapai 95%, sedangkan untuk SMP mencapai 88%, dan untuk SMA mencapai 72% (UNESCO 2019).
ADVERTISEMENT
Misalnya saja di daerah terpencil seperti Papua, sebuah pulau di kawasan timur Indonesia. Dikutip dari Kompas.id peneliti demografi Universitas Papua Agus Sumule saat dihubungi dari Jayapura, Papua, mengatakan, sebanyak 314.606 anak yang tidak bersekolah tersebar di Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat Daya.
Dengan jumlah penduduk 95.380 jiwa, Papua Tengah menjadi daerah otonom baru dengan jumlah anak putus sekolah terbanyak dibandingkan tiga provinsi baru lainnya. Jumlah anak putus sekolah mencapai 95.022 di wilayah pegunungan Papua dan 92.988 di Papua bagian selatan. Jumlah anak putus sekolah di wilayah barat daya Papua kini berjumlah 31.216 jiwa.
Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah mengubah sistem pendidikan. Hal ini karena masih banyak daerah terpencil yang pendidikannya terbatas, dan masyarakat perlu mengubah sikap mereka mengenai pentingnya pendidikan, terutama di daerah terpencil, agar pemerintah juga menyadari pentingnya pendidikan. Hal ini dalam posisi untuk mendorong perkembangan pendidikan.
ADVERTISEMENT