Konten dari Pengguna

Métro de Paris, Kelok 'Ular Besi' di Bawah Tanah Paris

Nefertiti Hindratmo
A diplomat, learning the curves through Sesdilu 61
27 Juli 2018 12:03 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nefertiti Hindratmo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Paris (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Paris (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Métro de Paris, merupakan jaringan kereta bawah tanah yang mengular hingga ke pelosok kota Paris. Konon, kita dapat menghabiskan berhari-hari memutari pusat fashion dunia ini hanya dengan bertukar metro.
ADVERTISEMENT
Untuk para pelancong, metro menjadi alat transportasi paling ekonomis. Transportasi ini melaju dari satu stasiun ke yang lain dengan waktu singkat dan biaya rendah. Dengan € 1,7, selembar tiket sudah di tangan. Bisa juga kita membelinya dengan paket sepuluh tiket senilai € 14,9.
Proyek pembangunan metro dicanangkan pada 1896. Fulgence Bienvenue dan Edmond Huet mengepalai proyek besar yang pembangunannya mulai dilaksanakan pada Oktober 1898. Layanan pertama berhasil meluncur pada 19 Juni 1900 bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade Paris.
Metro perdana ini disebut M1, dan menghubungkan stasiun Porte Maillot – Porte Vincennes sejauh 16,5 km. Ketika itu, titik barat dan titik timur pun terhubung.
Tak berhenti di situ, kini rentang jalur metro telah mencapai 202 km dengan lebih dari 300 stasiun. Seakan tak kenal lelah, jaringan kereta bawah tanah terus memperpanjang jalurnya. Begitu masifnya jaringan ini, Ernesto, seorang turis Indonesia, mengeluh “naik metro di Paris ribet banget!”
Métro de Paris, Kelok 'Ular Besi' di Bawah Tanah Paris (1)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu metro pertama di Paris. Sumber: wikimedia commons
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya menggunakan metro tidak serumit yang kita bayangkan. Awali dengan memutuskan target tujuan. Setelahnya baru tentukan stasiun metro terdekat dan jalur metro yang berhenti di stasiun itu.
Mau lebih sederhana? Unduhlah aplikasi transportasi umum Paris. MaRATP merupakan aplikasi resmi milik RATP, perusahaan pengelola transportasi umum Paris. Di luar itu ada Citymapper, Moovit, dan Googlemap. Tetapkan tujuan wisata di kota cinta ini, lalu mulailah bertualang.
Katanya masuk ke stasiun bisa “bikin keder”, namun asal kita tahu metro yang kita gunakan berujung di stasiun mana, metro merupakan sarana paling efisien.
Métro de Paris, Kelok 'Ular Besi' di Bawah Tanah Paris (2)
zoom-in-whitePerbesar
Peta jaringan metro di Paris. Sumber: www.ratp.fr
Ada beberapa jalur metro yang digemari para turis. M1 merupakan salah satunya, karena jalur ini melewati destinasi-destinasi utama di Kota Cahaya.
ADVERTISEMENT
Jalur ini juga melewati stasiun Charles de Gaulle Etoile. Keluar dari stasiun ini, kita bisa menikmati Avenue Champs Elysee dan Arc de Triomphe. Tentunya musium Louvre juga tak bisa dilewatkan. Lanjutkan perjalanan dengan metro yang sama, lalu turunlah di stasiun Palais Royal untuk menikmati rumah Monalisa tersebut.
Sementara, jika ingin menikmati Eiffel, cobalah bertukar M6 di stasiun Charles de Gaulle Etoile. Bertandanglah ke Trocadero dan nikmati harum crepe sembari menatap si Nyonya Besi.
Masih ingin meneruskan perjalanan lagi? Duduklah di dalam kereta besi dan selepas stasiun Passy, si Nyonya Besi akan berdiri kokoh seakan menyambut kehadiran kita. Khayalan tentang Kota Cinta akan semakin pas ketika musisi jalanan mulai beraksi dan memainkan lagu-lagu klasik Prancis di stasiun Bir Hakiem.
ADVERTISEMENT
Jika anda rindu makanan asia, bersabarlah sejenak dan turun di stasiun Place d’Italie yang berada di mulut chinatown-nya Paris.
Métro de Paris, Kelok 'Ular Besi' di Bawah Tanah Paris (3)
zoom-in-whitePerbesar
Metro M6 melewati Menara Eiffel. Sumber: wikimedia commons
Ingin melihat Paris dari ketinggian? Cobalah dari jalur M6 berganti dengan M4 di stasiun Montparnasse, lanjutkan perjalanan ke stasiun Saint-Michel. Di dekat stasiun ini, saksikan Notre-Dame de Paris tempat legenda Hunchback of Notredame berawal.
Kalau kaki tak lelah, cobalah naik ke menaranya dan pandang Paris dari atas. Patung-patung gargoyle seakan mengawasi dari keempat sudut gereja membawa hawa magis yang melindungi Paris dari pengaruh jahat. Kalau ingin membawa seonggok memori, souvenir berjejer tak jauh dari Notre-Dame menanti pembelinya.
Kalau masih penasaran mau melihat Paris dari ketinggian, tentunya Montmartre jadi tujuan. Teruskan perjalanan anda dengan M4 lalu berganti M12 di stasiun Barbes-Rochechuart. Ikuti rombongan turis yang keluar di stasiun Anvers.
ADVERTISEMENT
Lalu gunakan tiket metro untuk naik funiculaire ke Gereja Sacre Coeur di Montmartre. Gereja yang berada di atas bukit ini menyajikan pemandangan Paris tanpa batas. Jangan lupa untuk mampir di salah satu kafe, ngemil, dan ngopi.
Hanya itu saja? Tentu tidak. Kota yang dikunjungi hingga dua puluh tiga juta turis ini tentunya memiliki begitu banyak lokasi wisata yang instagramable. Rasanya setiap pemberhentian metro telah direncanakan untuk mendekati pusat-pusat budaya Paris. Kelok kereta bawah tanah terasa dirancang untuk memuaskan hasrat para petualang yang ingin menghirup setiap keindahan yang ada di kota ini. Jadi tak perlu segan untuk naik metro.