Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Jauh Kepribadian Anak Sulung: Perspektif Teori Alfred Alder

Nefra Minang Revitha
Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
15 Desember 2024 1:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nefra Minang Revitha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak laki-laki (Pexels.com/GasparZaldo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak laki-laki (Pexels.com/GasparZaldo)
ADVERTISEMENT
Istilah "anak sulung" sudah akrab bagi kita, merujuk pada anak tertua dalam keluarga yang sering dianggap sebagai "sang pionir". Perannya yang unik dan karakteristiknya yang khas ini membuat posisinya kerap menjadi pusat perhatian. Kelahiran anak sulung adalah momen yang sangat penting bagi orang tua—ingin memberikan yang terbaik agar anak sulung tumbuh dengan baik dan merasa dicintai.
ADVERTISEMENT
Secara psikologis, posisi sebagai anak sulung diyakini memiliki dampak besar pada perkembangan kepribadian mereka. Hal ini dikaitkan dengan pandangan Alfred Alder yang menyatakan bahwa posisi atau urutan kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga dapat memengaruhi perkembangan kepribadian mereka (Alfarugy, 2021).
Jadi, bagaimana urutan kelahiran dapat memengaruhi kepribadian anak sulung? Mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Anak Sulung dan Perasaan "Turun Takhta" Setelah Adik Lahir

Ilustrasi mahkota (Pixabay.com/Amipointer)
Sebelum kelahiran adik, anak pertama adalah satu-satunya anak dalam keluarga. Perhatian penuh didapatkan oleh anak sulung membuat mereka merasa dicintai, disayangi, dan diperhatikan. Namun, pada saat anak kedua lahir, dinamika keluarga berubah. Anak sulung harus menerima kenyataan bahwa perhatian yang sebelumnya hanya terfokus padanya kini perhatian tersebut terbagi untuk adiknya (Hidayat, 2015). Mereka mungkin merasa terabaikan, yang dapat menyebabkan perasaan cemburu terhadap adiknya.
ADVERTISEMENT
Anak sulung sering kali disalahkan atas perilaku atau kesalahan yang dilakukan oleh adik mereka yang baru lahir atau masih sangat muda, sehingga membuat anak sulung merasa diperlakukan tidak adil. Anak sulung mungkin merasa sedang dalam kondisi "turun takhta" (Hidayat 2015). Kondisi tersebut dapat memengaruhi perasaan anak sulung dan mengubah cara pandangnya terhadap dunia.

Perhatian dan Harapan Orang Tua: Dampaknya pada Kepribadian Anak Sulung

Ilustrasi kepribadian (Pixabay,com/Geralt)
Perhatian sepenuhnya yang didapatkan oleh anak sulung sebelum adik lahir membuat mereka berada pada posisi utama yang memiliki keistemewaan dalam keluarga. Mereka akan memiliki kuasa dalam hal ini. Hal tersebut membuat mereka memiliki perasaan mendalam untuk menjadi superior dan mengalami kecemasan yang tinggi (Alwisol, 2018).

1. Perasaan untuk menjadi superior

Perasaan kehilangan akan posisinya membuat anak sulung mencoba mendapatkan kembali perhatian penuh yang didapatkan sebelumnya, mereka akan menunjukan perilaku yang baik dan menjadi teladan bagi adik-adik mereka dengan harapan mendapatkan pengakuan dan perhatian lebih dari orang tua mereka. Mereka mungkin merasa harus selalu menjadi yang terbaik, lebih kuat, atau lebih unggul dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa muncul karena orang tua sering kali menempatkan harapan yang tinggi terhadap anak sulung, sehingga mereka merasa harus terus menunjukkan kemampuan yang luar biasa untuk memenuhi ekspektasi tersebut.

2. Kecemasan tinggi

Kecemasan muncul ketika anak sulung merasa tidak dapat memenuhi harapan orang tua. Harapan ini dapat berupa prestasi akademis, perilaku yang baik, atau kemampuan untuk menjadi teladan bagi adik-adiknya. Anak sulung mungkin merasa jika mereka gagal memenuhi harapan tersebut, mereka akan kehilangan posisi istimewa dalam keluarga.
Ketakutan akan kehilangan perhatian yang dirasakan oleh anak sulung dapat menciptakan siklus di mana mereka merasa tertekan dalam memenuhi ekspektasi orang tua terhadapnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan stres.

Pengaruh Usia sebagai Respons terhadap Kelahiran Adik

Ilustrasin adik kakak (Pexels.com/Laura Garcia)
Bagaimana orang tua mempersiapkan anak sulung untuk kehadiran adik baru sangatlah penting. Ketika adik lahir sebelum anak sulung berusia 3 tahun, anak sulung mungkin merasakan kemarahan atau kebencian terhadap adik baru (Alwisol, 2018). Perasaan negatif tersebut mungkin tidak disadari dan bisa menjadi bagian dari kepribadian yang sulit diubah saat dewasa.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, jika adik lahir saat anak sulung berusia lebih dari 3 tahun, anak sulung cenderung mengaitkan pengalaman dengan pola hidup yang telah dijalani sebelumnya (Alwisol, 2018). Sebagai contoh, ketika anak sulung merasa cukup mandiri, mereka mungkin tidak terlalu terpengaruh oleh kelahiran adik baru. Ini berarti mereka lebih mampu beradaptasi dan mengelola perasaan mereka.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam membantu anak sulung beradaptasi dengan kelahiran adik melalui dukungan emosional, komunikasi terbuka, dan persiapan untuk perubahan. Sikap adil diperlukan agar anak sulung tidak merasa terabaikan atau cemburu. Dengan perhatian yang seimbang, orang tua dapat membantu anak sulung mengatasi kecemasan dan mengembangkan sikap kooperatif, rasa tanggung jawab, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional dan sosial anak agar mereka merasa aman dan dihargai dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
Referensi
Alwisol (2018). Psikologi Kepribadian. Universitas Muhammadiyah Malang
Deliati & Pratiwi, S. N. (2022). Psikologi Pendidikan Implementasi dalam Strategi Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Hidayat, D. R. (2015). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling. (2th ed). Ghalia Indonesia.
Alfaruqy, M. Z. (2021). Buku Ajar Sejarah dan Aliran Psikologi. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.