Konten dari Pengguna

Gen Z dan Tren Kepemilikan Rumah

neni nuryati
Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang
10 Oktober 2024 9:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari neni nuryati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gen Z Dan Foto Perumahan Sumber : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gen Z Dan Foto Perumahan Sumber : Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Gen Z memiliki pendekatan yang unik terhadap kepemilikan rumah dibandingkan generasi sebelumnya. Ada beberapa faktor yang membentuk pandangan mereka. Harga properti yang terus naik, terutama di perkotaan, menjadi tantangan besar bagi Gen Z. Mereka tumbuh di tengah situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian, termasuk krisis finansial, yang membuat mereka lebih berhati-hati dalam membuat komitmen jangka panjang seperti membeli rumah. Banyak anggota Gen Z lebih mengutamakan pengalaman dan fleksibilitas hidup daripada kepemilikan aset fisik. Mereka cenderung menginginkan kebebasan bergerak, bekerja jarak jauh, dan menjelajahi tempat-tempat baru, sehingga memilih untuk menyewa daripada membeli rumah agar tetap fleksibel dalam mobilitas. Gen Z lebih banyak mencari alternatif investasi, seperti saham, cryptocurrency, atau bisnis digital, dibandingkan dengan membeli properti. Bagi mereka, properti tidak selalu dianggap sebagai satu-satunya atau investasi terbaik dalam kondisi pasar saat ini. Teknologi juga mempengaruhi cara Gen Z berinteraksi dengan pasar properti. Mereka menggunakan platform digital untuk mencari informasi, membandingkan harga, dan berinteraksi dengan agen properti. Bahkan muncul tren membeli properti secara virtual atau digital. Gen Z lebih sadar akan dampak lingkungan dan perubahan iklim. Banyak dari mereka tertarik pada rumah yang ramah lingkungan atau memilih tempat tinggal yang mendukung gaya hidup berkelanjutan, seperti komunitas hijau atau properti dengan teknologi hemat energi.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, ada sebagian dari mereka yang tetap menganggap kepemilikan rumah sebagai tujuan penting dalam hidup, terutama yang tinggal di daerah dengan harga properti lebih terjangkau atau yang memiliki akses ke dukungan finansial, seperti bantuan dari keluarga atau program subsidi pemerintah.