Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Tari Lengger Banyumas, Awalnya Hanya Tarian Upacara Hasil Panen
20 Mei 2022 21:45 WIB
Tulisan dari Nenis Cahyati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tari Lengger adalah kesenian berupa tarian tradisional, yang dimainkan oleh laki-laki berpenampilan perempuan dengan diiringi calung dan gamelan yang terbuat dari kayu.
ADVERTISEMENT
Tarian diperkenalkan pertama kali oleh Mbok Dariah. Beliau dikenal sebagai maestro, mbok adalah seorang laki-laki tulen yang sangat mencintai tarian bahkan sampai akhir hayatnya beliau tidak menikah karena hanya mengabdikan dirinya kepada tarian dan kesenian.
Tarian ini lahir dari kaum tani, milik masyarakat desa bukan dari kaum keraton. Unsur dari tari ini yaitu bentuk kesuburan, karena pada zaman dulu masyarakat hidupnya masih nomad ( berpindah- pindah tempat) untuk merayakan hasil panen masyarakat mulai berdendang dari satu tempat ke tempat lainnya.Hingga terbentuk sebuah tarian yang sering digunakan dalam upacara hasil panen dengan membawa hasil panen yang didapat.
Hal ini juga tidak lepas dari mitologi, kesuburan, dan religi. Sebelum memulai tarian ada beberapa tahapan atau syarat khusus untuk memulainya, yaitu menggunakan sesajen sebagai bentuk syukur kesuburan atas hasil panen yang didapat. Tidak hanya itu sesajen juga sebagai bentuk penghormatan, mengingatkan kita bahwa kita hidup di dunia tidak hanya sendiri tetapi berdampingan dengan makhluk yang berbeda alam.
ADVERTISEMENT
Dalam tari ini juga ada peleburan jiwa feminin dan maskulin yang ada dalam satu tubuh manusia. Dapat dibuktikan bahwa ketika menari seorang pria menampilkan sisi feminin perempuan dan ketika tidak menari kembali sebagai laki-laki yang memiliki sisi maskulin. Jangan membawa pandangan negatif tehadap pemain lengger, karena meskipun laki-laki yang memerankanya itu adalah sebuah tarian yang menjiwai perannya dalam menari.
Untuk menjaga agar tetap bertahan dan berkembang. Mas Riyanto selaku maestro Internasional membuat Rumah Seni sebagai wadah situs budaya agar masyarakat tahu sejarah yang ada sejak dulu hingga sekarang dan bisa dijadikan tempat cagar budaya.
Di dalam rumah terdapat beberapa barang-barang peninggalan seperti pakaian, sanggul, dan peralatan tari lainnya yang pernah digunakan semasa hidupnya dulu saat menari. Barang-barang ini disimpan di etalase yang tersusun rapi dan masih terawat sampai sekarang.
ADVERTISEMENT