Konten dari Pengguna

Moral Hazard Wajib Dihindari Meskipun Sudah Memiliki Asuransi Kesehatan

Neofany Febriyan R
Mahasiswa Bisnis Digital Universitas Amikom Purwokerto
24 Desember 2022 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Neofany Febriyan R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: Dokumentasi Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Dokumentasi Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moral hazard adalah sebuah konsep dalam ekonomi yang menggambarkan situasi ketika seseorang mengambil tindakan yang mereka tahu akan merugikan orang lain, tetapi tidak khawatir tentang potensi kerugian yang diakibatkannya bagi diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Moral hazard menjadi perhatian dalam asuransi kesehatan, dan telah banyak diperdebatkan oleh para ahli ekonomi dan politisi selama beberapa dekade.
Di sini penulis akan membahas moral hazard yang ada kaitannya dengan asuransi kesehatan.
Moral hazard tercipta ketika orang yang diasuransikan mengambil lebih banyak risiko, karena mengetahui bahwa mereka ditanggung. Hal ini dapat menciptakan situasi di mana premi perusahaan asuransi dibelanjakan untuk sesuatu selain risiko yang diasuransikan sebenarnya.
Misalnya, jika polis asuransi mobil menanggung cedera akibat mengemudi yang berbahaya, maka orang tersebut mungkin mengemudi tanpa mempedulikan keselamatan.
Moral hazard memengaruhi biaya tertanggung dan perusahaan asuransi. Ini juga menciptakan situasi di mana sulit untuk menentukan berapa banyak risiko tambahan yang telah diciptakan oleh orang yang diasuransikan dengan tindakan mereka.
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara moral hazard memengaruhi asuransi kesehatan. Salah satu cara yang memengaruhi tertanggung adalah melalui peningkatan pemanfaatan layanan, karena tertanggung tahu bahwa mereka ditanggung jika ada yang tidak beres dengan kesehatan mereka.
Jika seseorang lebih sering melakukan kunjungan medis, hal itu dapat meningkatkan biaya yang terkait dengan perawatan mereka. Masalah ini dapat diperparah lebih lanjut oleh orang-orang yang tidak diasuransikan, yang mungkin tidak mampu membayar asuransi, sehingga mereka memilih untuk tidak membeli pertanggungan sama sekali.
Moral hazard juga dapat dilihat pada perawatan yang mungkin digunakan secara berlebihan, seperti penggunaan terlalu banyak operasi untuk memperbaiki lengan yang patah. Jika operasi yang tidak perlu dibayar oleh perusahaan asuransi, maka hal itu berkontribusi pada moral hazard, yang dapat meningkatkan biaya perusahaan asuransi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada konsekuensi yang tidak diinginkan dari moral hazard. Misalnya, seseorang mungkin menjalani operasi karena kondisi serius yang dapat membunuhnya jika tidak ditangani. Namun, operasi tersebut mungkin tidak menyelesaikan masalah mereka sepenuhnya dan masih diperlukan untuk perawatan lebih lanjut pada masa mendatang.
Penulis rasa, orang yang sudah memiliki jaminan asuransi kesehatan tetap harus berhati-hati meskipun segalanya telah ditanggung. Karena bisa saja, tidak hati-hatinya seseorang justru akan menciptakan celaka yang lebih parah bagi orang lain. Penulis sejalan dengan petuah berikut ini:
Dalam kasus ini menurut pandangan penulis, perlu adanya ketegasan pihak asuransi juga. Misalnya dengan meningkatkan dalam bidang regulasi serta perundang-undangan, faktor struktur kepemilikan, aspek penjamin simpanan dan aspek peminjaman kredit, serta disiplin pasar yang lebih ketat.
ADVERTISEMENT