Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kecurangan dan Daftar Prestasi Krimi alias HDS, Eks Mahasiswa UI
24 November 2017 12:35 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:32 WIB
ADVERTISEMENT
Krimi alias HDS menjadi perbincangan setelah seorang dosen UI membongkar modus kebohongannya sehingga di-DO dari UI. kumparan (kumparan.com) berusaha menelusuri sosok HDS yang kini mengambil studi di Universiti of Malaya.
ADVERTISEMENT
HDS diketahui merupakan pemuda kelahiran Jakarta, berusia 23 tahun.
Sepak terjang HDS berawal dari tahun 2012. Pada tahun tersebut dia tercatat sebagai mahasiswa baru Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.
Saat kumparan melacak ke situs Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) milik Kemristekdikti, HDS tercatat sebagai mahasiswa program studi Ekonomi Pembangunan S1. Di situs itu tertulis bahwa pada semester ganjil tahun 2013, HDS berstatus "dikeluarkan" atau "putus studi".
Informasi situs PD Dikti tersebut selaras dengan yang dikatakan Teguh Dartanto, Kepala Program Studi Ilmu Ekonomi, bahwa berkas putus studi HDS ada di mejanya.
"Saya hanya mengetahui bahwa yang bersangkutan sudah dikeluarkan dari FEB UI pada tahun 2013 (berdasarkan dokumen yang ada di meja saya). Yang bersangkutan hanya menjalani perkuliahan selama setahun, tetapi karena evaluasi akademis yang bersangkutan tidak memenuhi 24 SKS pada setahun pertama, maka yang bersangkutan dikenai sanksi putus studi,"beber Teguh dalam keterangan tertulis kepada kumparan, Kamis (23/11).
ADVERTISEMENT
Dosen di UI menyebut HDS diputus studinya setelah terbukti melakukan kecurangan-kecurangan akademik. Kecurangan tersebut ia lakukan saat ujian semester 1 dan semester 2.
HDS berbuat curang dengan modus membawa pergi lembar jawaban ujiannya untuk diperbaiki dan kemudian mengumpulkannya dengan dalih ditemukan office boy (OB) setelah terjatuh.
Trik HDS itu kemudian ia lakukan kembali saat semester 2. Oleh karena modusnya telah diketahui oleh para dosen, HDS akhirnya mendapatkan nilai F (failed) di semua mata pelajaran pada semester 2. Hal itu mengakibatkan HDS diputus masa studinya karena tidak berhasil memenuhi beban studi.
Humas UI belum mengetahui secara pasti bentuk kecurangan HDS, namun dia menyebut jika memang terjadi kecurangan akademik, maka sanksi bisa diberikan, dan DO menjadi sanksi paling berat.
ADVERTISEMENT
"Urutannya sudah benar, kalau melakukan pelanggaran akademik kita berikan sanksi. Paling buruknya adalah DO. Kita tidak dapat memberikan informasi yang lain lagi karena anaknya juga sudah di-DO," ungkap staf Humas UI, Egia Etha Tarigan, kepada kumparan, Kamis (23/11).
HDS Pindah ke Malaysia
Lepas dari UI, HDS melirik Malaysia. Dia kemudian diterima di program S 1 International & Strategic Studies (Political Economy), Fakulti Sastera dan Ilmu Sosial, Universiti of Malaya, tahun 2014.
Informasi yang didapat kumparan dari rekan HDS di Universiti of Malaya, HDS mengaku mengambil double degree di UI dan Universiti of Malaya.
Seorang dosen UI menyebut HDS terbukti telah memalsukan transkrip nilainya dengan mengganti nilai F menjadi A. Transkrip inilah yang diduga membuat HDS bisa bersekolah di negeri jiran.
ADVERTISEMENT
Selain transkrip nilai yang diduga palsu, ada isu tak sedap lainnya terkait HDS di Malaysia. Dua rekannya di Universiti of Malaya menyebut HDS dikeluarkan dari salah satu klub mahasiswa karena mencatut nama dekannya sehingga diterima magang di sebuah bank.
Deretan Prestasi HDS
Di balik isu miring yang muncul, HDS di Malaysia banyak menorehkan prestasi. Dikutip dari Portal Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, pada Maret 2017, HDS tercatat memenangi anugerah Pelajar Berprestasi Tingkat Nasional di Malaysia.
Anugerah tersebut diumumkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia di kampus Universiti Teknologi Malaysia, Johor. Berkat anugerah tersebut, HDS dihadiahi beasiswa penuh untuk program S2.
Di akun Linkedin, HDS juga memuat daftar prestasinya selama di Malaysia. kumparan mengonfirmasi ke temannya di Malaysia dan dia mengaku pernah mendengar tentang prestasi-prestasi itu.
ADVERTISEMENT
Berikut daftar prestasi HDS yang dikutip dari Linkedin:
1. Peraih penghargaan dari Presiden Korea Selatan setelah memenangi kompetisi esai bertema "Korea Economic Outlook 2016: Student Perspective". Esai HDS yang berjudul "Main Problems of South Korean Economy in 2016" kemudian diterbitkan dalam koran The Korea Times akhir tahun 2015.
2.Tahun 2016 terpilih menjadi perwakilan Indonesia dalam 2016 MIKTA-G20 Young Leaders yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan di Gangwon.
3. Tahun 2016 terpilih untuk mengikuti program magang di Bank Negara Malaysia di Kuala Lumpur.
4. Delegasi terbaik dalam Indonesia-Malaysia Youth Forum (IYMF)2014 yang diadakan kedutaan Malaysia di Jakarta berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan Universitas Padjadjaran.
5. Kontributor berprestasi di ASEAN Youth Dialogues 2014 dan Kedutaan Amerika Serikat di Kuala Lumpur.
ADVERTISEMENT
Di Malaysia, HDS juga sempat menjadi wakil presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Malaya tahun 2014.
HDS Dikenal Baik oleh Teman-temannya
HDS sendiri dikenal baik oleh teman-temannya di Malaysia dan Indonesia.
"Orangnya baik, lemah lembut tutur kata. Dari segi akademik dia okay namun dari segi kehadiran di kelas agak kurang," ungkap salah satu rekan HDS di Malaysia yang dihubungi kumparan.
Namun, kata dia, ada sebagian dosen yang tidak mempermasalahkan jumlah kehadiran mahasiswa di kelas.
Di Indonesia, HDS juga dikenal baik dan pandai dalam bidang ekonomi oleh teman-temannya.
"Baik banget, ramah, dan humble gitu orangnya. Personally dia baik dan emang tidak ada masalah apa-apa sama dia, jadi we're good," sebut salah satu rekan HDS di Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Emang pinter ekonomi sih dari dulu, masyaallah. Baik juga orangnya kok," tambah teman HDS lainnya saat berbincang dengan kumparan.
Klarifikasi dari HDS
kumparan berusaha mengkonfirmasi isu yang berkembang kepada HDS. "Saya agak menyanyangkan tindakan dosen saya yang blow up masalah ini ke sosmed, sehingga banyak spekulasi dan info tidak akurat mengenai saya," katanya lewat direct message di media sosial.
HDS akan mengirimkan pernyataan tertulis terkait perkara ini.