Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya K3 dalam Laboratorium
27 November 2023 13:01 WIB
Diperbarui 4 Desember 2023 13:46 WIB
Tulisan dari Nesya Ayu Syifa Yanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa jurusan kimia, tentunya tidak akan jauh-jauh dari yang namanya praktikum di laboratorium. Sehingga penting bagi mahasiswa jurusan kimia untuk mengetahui pentingnya Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam laboratorium. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium adalah cara untuk mencegah dan mengatasi situasi selama kerja di dalam laboratorium. Kesehatan dan keselamatan kerja ini penting untuk dipelajari terutama untuk mahasiswa kimia sebagai upaya mengurangi risiko terjadinya kecelakaan saat kerja di laboratorium (Soputan et al., 2016).
ADVERTISEMENT
Kesehatan dan keselamatan kerja yang akan dibahas meliputi cara penggunaan perlengkapan keselamatan pribadi untuk perlindungan dalam mencegah luka jika terjadi kecelakaan dalam laboratorium. Dalam laboratorium tentunya banyak zat berbahaya yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, oleh karena itu perlu bagi kita untuk memahami potensi bahaya dengan metode Job Safety Analysis (JSA), yang dilakukan sebagai upaya meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja dalam laboratorium. Setelah melakukan praktikum tentunya banyak limbah hasil praktikum yang dihasilkan, sehingga penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi limbah hasil praktikum agar tidak membahayakan diri sendiri serta orang lain.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. K3 tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri (Dikmas et al., 2020).
Penggunaan perlengkapan keselamatan pribadi memiliki peran sebagai perlindungan untuk mencegah luka jika terjadi kecelakaan. Untuk meminimalisir kecelakaan kerja dalam laboratorium, kita perlu untuk menggunakan alat perlindungan diri yang meliputi jas laboratorium, sarung tangan, pelindung kaki dan kacamata laboratorium. Jas laboratorium berperan penting dalam perlindungan keselamatan kerja selama berada di laboratorium, karena melindungi bagian badan hingga pergelangan tangan dari percikan zat-zat berbahaya yang ada dalam laboratorium. Kemudian, untuk mengambil berbagai macam zat-zat dalam laboratorium tentunya kita mengguanakan tangan, sehingga perlu bagi kita untuk menggunakan sarung tangan agar terhindar dari kecelakaan dalam laboratorium seperti terkena percikan zat-zat berbahaya maupun jika terjadi alat laboratorium yang pecah. Sarung tangan yang digunakan dalam laboratorium kimia terdapat dua jenis, yaitu sarung tangan nitrile dan sarung tangan latex. Kedua sarung tangan ini memliki fungsi yang sama, namun memiliki ketebalan yang berbeda. Dimana sarung tangan nitrile memiliki ketebalan yang lebih besar dibanding sarung tangan latex. Lebih aman untuk menggunakan sarung tangan nitrile, terutama bagi yang memiliki Riwayat penyakit dermatitis. Kemudian pelindung kaki juga diperlukan untuk menghindari kecelakaan pada bagian kaki, seperti tumpahnya zat-zat berbahaya maupun pecahan kaca alat laboratorium. Perlengkapan keselamatan pribadi adalah pintu utama atau dasar dari kesehetan dan keselamatan kerja yang perlu diterapkan oleh setiap praktikan sebagai upaya untuk meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja dalam labolatorium.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui dasar dari Kesehatan dan keselamatan kerja dengan alat perlindungan diri, perlu bagi kita mengatahui potensi bahaya dengan melakukan job safety analysis (JSA) sebagai upaya penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja di dalam labolatorium. Metode Job Safety Analysis (JSA) ini dapat dilakukan dengan menganalisis potensi bahaya dari zat atau bahan kimia yang akan digunakan, mulai dari menganalisis potensi bahaya zat dan cara mengatasi kecelakaan jika terkena zat tersebut. Cara pertama ini dapat dillihat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS), karena dalam MSDS sudah lengkap tercantum sifat fisika dan kimia suatu zat kimia, identifikasi bahaya dari zat kimia tersebut, dan tindakan pertolongan pertama untuk menangani kecelakaan di laboratorium jika terkena zat kimia tersebut. Kemudian mempelajari bagaimana cara penggunaan alat dalam laboratorium yang akan digunakan agar terhindar dari kerusakan alat atau alat yang pecah akibat kelalaian praktikan. Jika praktikan tidak tahu cara penggunaan alat, pastinya akan sangat mengganggu jalannya praktikum sehingga meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan saat kerja di labolatorium. Job Safety Analysis (JSA) sangat berguna karena dapat membuat praktikan menjadi lebih waspada dan dapat mengerjakan praktikum sesuai dengan apa yang diinginkan dan tentunya dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan saat kerja di laboratorium.
Setelah mengetahui cara menganalisis potensi bahaya, kita pasti tahu bahan kimia mana yang merupakan berbahaya. Sehingga perlu bagi kita untuk memberikan label pada bahan kimia berbahaya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di laboratorium serta memudahkan kita dalam mengolah limbah hasil praktikum. Jika praktikum sudah selesai pasti banyak limbah hasil praktikum yang ada. Selain memberikan label pada wadah, kita juga harus tau tempat penyimpanan limbah hasil praktikum tersebut. Biasanya wadah yang sering digunakan untuk menyimpan limbah hasil praktikum adalah kaca atau polietilen, dan pastikan wadah penyimpanan limbah dalam keadaan tertutup. Dalam mengolah limbah hasil praktikum tentunya wadah penyimpanan limbah akan dipisahkan sesuai dengan sifatnya, seperti penyimpanan limbah asam dan limbah basa pasti dipisah. Setelah memisahkan limbah, usahakan untuk segera dibuang atau diolah agar tidak terjadi penumpukan limbah yang memiliki potensi bahaya terjadinya kecelakaan di laboratorium.
ADVERTISEMENT
Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium harus lebih diperhatikan. Mulai dari penggunaan alat pelindung diri yang meliputi jas laboratorium, sarung tangan, pelindung kaki, dan kacamata. Kemudian penerapan metode Job Safety Analysis (JSA) yang dapat dilihat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS) untuk menganalisis bahan kimia yang akan digunakan dan mempelajari cara penggunaan alat dalam labolatorium yang akan digunakan selama praktikum berlangsung. Dan terakhir, pengolahan limbah hasil praktikum yang meliputi, pemberian label pada limbah, menyimpan limbah pada wadah yang sesuai, pastikan wadah limbah tertutup, lakukan pemisahan limbah jangan sampai limbah asam bercampur dengan limbah basa, dan jangan menumpuk limbah hasil praktikum atau segera buang limbah hasil praktium. Jika penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan dengan baik dan benar, pastinya akan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja dalam labolatorium serta praktikan akan merasa lebih aman dan mudah selama praktikum berlangsung.
ADVERTISEMENT
DATAR PUSTAKA
Dikmas, Jabar., Paud, PP. (2020). Modul Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Komputer Aplikasi Perkantoran Level 3), 1-20.
Soputan, G., Sompie, B., & Mandagi, R. (2016). Manajemen Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung Sma Eben Haezar). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(4), 1-10.