Konten dari Pengguna

Dilema Komunikasi: Blak-blakan atau Memendam?

Nesya Mayelin
Pelajar SMA Citra Berkat
24 Januari 2025 15:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nesya Mayelin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Gambar pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Gambar pribadi
ADVERTISEMENT
Komunikasi merupakan aspek terpenting yang kita lakukan sehari-hari. Dengan komunikasi, kita dapat membangun relasi antar sahabat, kerabat, tetangga, hingga orang yang tidak dikenal. Tentunya dari beberapa tipe hubungan manusia, terdapat cara berkomunikasi yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Perdebatan masyarakat Indonesia saat ini adalah blak-blakan atau memendam. Banyak orang yang merasa bahwa blak-blakan merupakan tindakan yang keras ataupun kurangnya empati. Di sisi lain, beberapa orang juga berpikir jika memendam artinya tidak jujur.
Biasanya, terdapat 2 tipe orang, yang memang karakteristik atau kebiasaan bicara secara blak-blakan atau hanya ke orang terdekatnya saja. Meskipun dengan orang terdekat, terdapat beberapa pertanyaan yang harus menjadi pertimbangan, yaitu :
1. Apakah waktunya tepat ketika dirimu menyampaikan secara blak-blakan?
2. Apakah bahasamu sopan ketika menyampaikan secara blak-blakan?
3. Bagaimana reaksi dari orang mendengarkan cara bicaramu yang blak-blakan?
Jika 3 poin di atas tidak menjadi pertimbangan maka bicara secara blak-blakan pun akan menjadi hal yang salah, karena dapat berakibat melukai hati orang lain hingga membuat suasana menjadi buruk.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, memendam sesuatu juga bukanlah hal yang baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Walaupun dapat menghindari konflik dan menghemat energi, hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman karena menghambatnya komunikasi.
Dilema komunikasi adalah suatu masalah yang cukup kompleks dengan penyelesaian sudut pandang yang berbeda-beda. Bagaimana kita secara bijak untuk dapat menyampaikan sesuatu sesuai sudut pandang kita.
Blak-blakan ataupun memendam, akan lebih baik jika dipertimbangkan secara matang-matang, berdasarkan situasi, konteks, hingga hubungan dengan orang yang sedang kamu ajak bicara. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam berbicara dengan mempertimbangkan konsekuensi dari cara komunikasi yang kita pilih.