Konten dari Pengguna

Tren Media Sosial Berdampak Pada Kegiatan Konsumerisme?

Nesya Mayelin
Pelajar SMA Citra Berkat
22 Januari 2025 13:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nesya Mayelin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Gambar pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Gambar pribadi
ADVERTISEMENT
Konsumerisme adalah sebuah kegiatan ketika seseorang membeli barang dan jasa di luar kebutuhan untuk bertahan hidup, melainkan untuk menunjukkan status. Tren di media sosial yang baru saja terjadi belakangan ini seperti blind box atau fast fashion, tanpa sadar memberikan dampak yang cukup signifikan kepada bagaimana cara seseorang untuk berbelanja.
ADVERTISEMENT
Konsumerisme seringkali dianggap normal karena masyarakat menganggap bahwa mengikuti tren media sosial adalah suatu kewajiban sehingga mereka sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Bahayanya, seseorang dengan kebiasaan konsumerisme akan dengan mudah menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan semata.
Konten yang dibuat sedemikian rupa cenderung meningkatkan rasa ingin memiliki bagi para pengguna media sosial. Selain itu, cara influencer untuk menjelaskan suatu produk yang membuat banyak orang tertarik untuk mengetahui secara langsung apalah produknya sesuai review atau tidak. Beberapa orang juga merasakan FOMO atau Fear of Missing Out yang mendatangkan rasa cemas akan ketertinggalan. Terutama pada remaja yang suka menganggap bahwa membeli sesuatu yang tidak sesuai kebutuhan merupakan “self reward” yang akhirnya berdampak kepada masalah keuangan, stres, dan ketidakpuasan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghindari konsumerisme, yaitu :
Kenali yang mana kebutuhan dan keinginan.
Tidak membeli barang sekali pakai.
Tidak FOMO dalam mengikuti tren media sosial.
Melakukan budgeting setiap bulan.
Mengganti kegiatan belanja dengan kegiatan positif lainnya.
Menurut buku berjudul “flourish” yang ditulis oleh Martin Seligman, salah satunya cara agar seseorang tidak berbelanja secara impulsif adalah ketika kita ingin membeli suatu barang, kita perlu memperlambat gratifikasi pembelian. Kita dapat menunda pembelian selama minimal 3x24 jam, sehingga kita memiliki waktu untuk berpikir apakah hal yang ingin kita beli sangat diperlukan atau tidak.
Secara keseluruhan, media sosial memberikan ruang bagi kegiatan konsumerisme untuk berkembang. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna harus lebih bijak dalam mengikuti arusnya.
ADVERTISEMENT