Anak Menjadi Korban Keegoisan Orang Tua

Nevandia Anjani
Mahasiswi dari Universitas Ahmad Dahlan prodi Ilmu Komunikasi
Konten dari Pengguna
2 Juli 2020 5:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nevandia Anjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang tua memiliki cara yang berbeda-beda untuk mendidik anak-anaknya. Orang tua mendidik berdasarkan ilmu atau pengetahuan yang mereka punya untuk masa depan anak-anaknya kelak. Namun tidak semua cara orang tua mendidik anaknya dapat diterima secara baik oleh anak-anaknya. Bahkan tak jarang justru orang tua lah yang salah dalam mendidik anaknya.
ADVERTISEMENT
Disini saya akan beropini mengenai cara orang tua yang salah dalam mendidik anak. Saya memposisikan sebagai anak, karena saya melihat lingkungan sekitar saya termasuk teman-teman saya yang merasa tertekan atas didikan orang tuanya.
Menurut saya kebanyakan orang tua mendidik anak-anaknya dengan cara yang salah. Mereka terlalu menuntut dan mengekang anaknya supaya menjadi apa yang diinginkan oleh orang tua. Padahal menurut saya itu cara yang salah. Banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya supaya bersekolah di sekolah yg favorite atau berkuliah di kampus ternama dengan harapan anak-anaknya menjadi pandai dan sukses. Menurut saya mengharapkan sesuatu itu tidak salah, hanya saja cara orang tua yang terlalu menekan anaknya lah yang salah.
Orang tua melarang anaknya keluar rumah hanya untuk bermain dengan teman-temannya, terlalu menekan untuk selalu beribadah, menuntut untuk terus belajar supaya pinter, harus mengikuti semua permintaan orang tua termasuk sekolah dan kuliah, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Namun apakah orang tua mengerti keadaan anaknya ketika di kekang dan di tuntut seperti itu? Menurut saya rata-rata orang tua tidak peduli dengan perasaan anak-anaknya. Mereka hanya bisa menyuruh dan menuntut. Tak jarang orang tua juga membandingkan hasil belajar anaknya dengan anak orang lain. Sebenarnya hal ini sangat memengaruhi psikis anak jika terus dibanding-bandingkan seperti ini. Padahal setiap anak memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda, jadi tidak bisa disamakan. Jika seorang anak sudah berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal namun ternyata ia gagal, tak jarang orang tua justru memarahi anak-anaknya dan dianggap tidak serius belajar. Dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa orang tua hanya melihat nilai sebagai acuan pintar dan tidaknya, bukan dari perjuangan seorang anak yang sudah berusaha mendapatkan hasil yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Anak jika sudah berusia remaja, ia akan tahu jika selama ini ia dikekang dan selalu dituntut oleh orang tuanya. Apa yang akan terjadi jika anak tersebut sudah menyadari hal ini? Menurut saya kemungkinan besar anak akan memberontak dan mencari kebebasan yang selama ini ia cari. Banyak anak yang memilih berkuliah di luar kota atau merantau hanya untuk mencari kebebasan dari kekangan orang tuanya selama ia berada dirumah. Namun tidak jarang anak juga melakukan hal-hal yang negatif seperti mabuk, menghisap sabu-sabu, dan kenakalan remaja lainnya.
Oleh karena itu, pentingnya ilmu Parenting ketika masih muda sangat dibutuhkan agar tidak salah dalam mendidik anak-anaknya kelak.