Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan Karakteristik Pembelajaran IPS Kelas Rendah
10 April 2023 9:19 WIB
Tulisan dari UPMK News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
UPMK - STKIP Muhammadiyah Kuningan, Pendidikan adalah salah satu faktor terpenting dalam pembentukan karakter seseorang karena melalui pendidikan seorang individu akan belajar tentang akhlak, moral, norma serta nilai-nilai dalam masyarakat. Selain itu, pendidikan juga menjadi faktor salah satu penentu berhasil tidaknya pembangunan suatu negara karena jika tingkat pendidikan suatu negara baik maka negara itu akan memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan mampu bersaing pada era globalisasi.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Pembelajaran IPS tingkat Sekolah Dasar
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia 7-11 tahun. Anak dalam usia 7-11 tahun menurut Piaget, Menurut Rudy Gunawan dalam (Rahmad, 2016: 72) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan konkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak.
Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan,permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang harus dibelajarkan kepada peserta didik SD.
ADVERTISEMENT
Memahami Tujuan Pembelajaran IPS
Along with the development of the times and the progress of science and technology, national education subjects continue to develop in line with the needs and desires of the Indonesian people. This requires the government to try to reform (innovate) regarding education, especially in curriculum and learning. As a result, Indonesia has made several changes (improvements) to the curriculum, and the three newly implemented curricula are the 2004 curriculum (KBK), the 2006 curriculum (KTSP), and the 2013 curriculum. As stated by the research of Magdalena et al. (2020) entitled Analysis of the Difference between the KTSP Curriculum and the 2013 Curriculum at SD Negeri Sampora II, With several changes, the curriculum has become the basis for organizing education in Indonesia. This change is because the curriculum is no longer relevant to the changes, realities, and challenges of the times in education. In Indonesia, the curriculum has undergone nine changes, namely from 1947 to 2013. The 2006 or Education Unit Level Curriculum (KTSP) are the last two curricula that apply (Magdalene et al., 2020). Curriculum development is the planning of learning opportunities, aiming to enable students to develop in the desired direction and evaluate the level of change students expect (Bahri, 2011). This also applies to social studies subjects. AcademicallySocial Sciences is a combination of various elements of science, namely geography, history, economics, law, politics, citizenship, sociology, and even includes the humanities, education, and religion
ADVERTISEMENT
Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sendiri oleh guru. Penyusunan rencana tersebut adalah berpedoman kepada Silabus atau Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang telah dikembangkan oleh guru, sekolah, dan komite sekolah. Pembelajaran yang demikian ini sesungguhnya yang merupakan substansi dari implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah.
Setiap tingkat satuan pendidikan haruslah menyusun sendiri kurikulum yang akan dilaksanakan oleh para pengajar di sekolah yang bersangkutan. KTSP yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan Nasional yang dirancang oleh para ahli pengembangan kurikulum di setiap tingkat satuan pendidikan. KTSP disusun bersama-sama oleh guru, komite sekolah/pengurus yayasan, konselor (Bimbingan Konseling), dan narasumber, kemudian disupervisi oleh Dinas Pendidikan. KTSP ditandatangani oleh kepala sekolah, komite sekolah, dan kepala dinas pendidikan. Terhadap siswa kelas rendah (kelas I, II, dan III) di SD, pembelajarannya merupakan pembelajaran yang bersifat konkrit. Pembelajaran ini lebih sesuai diberikan bagi siswa di kelas rendah. Anak pada usia 7-8 tahun kecenderungannya masih melihat hal-hal yang konkrit dari pada yang abstrak Menurut Surya dalam (Susanto, 2014: 18). Proses pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan kemampuan siswanya.
ADVERTISEMENT
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan utama pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi warga Negara yang baik (good citizenship). Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.
Universitas Muhammadiyah Kuningan
http://news.upmk.ac.id/
http://upmk.ac.id/
Sumber: Rima Rachmawaty, Nabila Hanifa Septemya, Resti Indriani PGSD 4D
Editor: Tria Sutriana (SDI)