Akademisi IPB Sebut Peran AI Dapat Berdampak Pada Aktivitas Pemilu 2024

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
26 September 2023 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Akademisi IPB Sebut Peran AI Dapat Berdampak Pada Aktivitas Pemilu 2024
zoom-in-whitePerbesar
Akademisi IPB Sebut Peran AI Dapat Berdampak Pada Aktivitas Pemilu 2024
ADVERTISEMENT
Dampak teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah sangat terasa, tidak terkecuali di bidang politik. Dr Berry Juliandi, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University memprediksi bahwa peran AI akan berdampak pada aktivitas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, misalnya sebagai sarana kampanye.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan, AI dapat berperan dalam analisis data peserta pemilu. Kehadiran AI dapat dimanfaatkan untuk mengetahui demografi, kesukaan atau tren yang bisa membuat kampanye menjadi lebih spesifik bagi para calon legislatif atau presiden. Bahkan, peran AI dapat menaikkan engagement pemilih.
“Hal ini membuat kampanye menjadi lebih efektif. Ai juga bisa untuk memprediksi hasil pemilu secara realtime melalui polling yang diotomatisasi, sehingga kita dapat membuat algoritma untuk mengetahui pemenang di masing-masing daerah,” ujarnya dalam diskusi ‘Dampak Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Kampanye Pemilu 2024’ yang disiarkan langsung Kantor Berita Radio (KBR) secara daring (20/9).
Peran AI, ia melanjutkan, dapat menjadi alat monitoring sosial media dan mengetahui tren yang sedang dibicarakan masyarakat. Para calon legislatif (Caleg) pun dapat langsung menanggapi tren tersebut.
ADVERTISEMENT
“AI bahkan dapat melakukan personalisasi pesan-pesan kampanye karena menargetkan pemilih secara individu berdasarkan kesukaannya masing-masing secara otomatis,” tutur dia.
“Secara garis besar, AI memang memiliki kerugian dan keuntungan. Contoh keuntungannya dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat mengakses informasi secara cepat dan terstruktur, seperti rekam jejak caleg dan pemilih,” pungkas dosen IPB University dari Departemen Biologi, FMIPA ini.
Namun Dr Berry mengingatkan AI dengan algoritmanya dapat mengarahkan persepsi pemilih, sehingga selalu beranggapan berada di pihak yang benar. Penggunaan AI juga masih menyinggung masalah privasi dan penyalahgunaan data.
“Untuk itu harus ada pihak ketiga untuk mengawasi dan mengaudit kampanye dengan AI,” imbuhnya. (MW/Rz)