Alumnus IPB Jadi Tim Ahli Modifikasi Cuaca dalam Penanggulangan Bencana Karhutla

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
2 Mei 2023 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alumnus IPB Jadi Tim Ahli Modifikasi Cuaca dalam Penanggulangan Bencana Karhutla
zoom-in-whitePerbesar
Alumnus IPB Jadi Tim Ahli Modifikasi Cuaca dalam Penanggulangan Bencana Karhutla
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
A Hilmi Rafiiq, seorang lulusan IPB University dari Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menjadi tim ahli dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Hilmi tergabung dalam Divisi Teknologi Modifikasi Cuaca PT Smart Aviation yang merupakan perusahaan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan kepercayaan kepada PT Smart Cakrawala Aviation sebagai operator TMC swasta untuk melaksanakan kegiatan TMC dalam rangka siaga darurat bencana karhutla di Provinsi Riau pada tahun 2023. Hal ini didasarkan pada surat instruksi Kepala BNPB No B-213/KA BNPB/PD.01.04/04/2023.
Menurut pantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), akhir-akhir ini sudah sering muncul beberapa hotspot, terutama di wilayah Pesisir Timur Riau, yaitu di Kabupaten Rokan Hilir, Dumai dan Bengkalis.
“Kami berharap pihak Smart Aviation dapat membantu dalam penanggulangan kebakaran hutan ini. Pasalnya, beberapa wilayah di Provinsi Riau sudah kering dan juga sudah ada yang terbakar,” ujar Jim Gafur selaku perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, modifikasi dilakukan dalam rangka pencegahan karhutla dengan melakukan pembasahan lahan dan mengisi kembali sumber-sumber air yang sudah kering, seperti kolam embung ataupun kanal-kanal.
Dalam briefing pagi sebelum penerbangan, A Hilmi Rafiiq memaparkan bahwa kondisi awan di wilayah Riau, terutama di wilayah Pesisir Timur Riau memang tidak terlalu banyak awan. “Hal ini berpotensi untuk terjadi hujan alami, sehingga diperlukan penyemaian awan dari udara agar hujan bisa terjadi”.
Selama lima hari, Hilmi sebagai flight scientist mengatakan telah terjadi hujan di wilayah yang disemai. Selain itu, juga telah terjadi kenaikan tinggi muka air gambut.
“Harapannya selama sisa 15 hari ke depan, bisa terus memaksimalkan kondisi awan sehingga bisa terjadi hujan di wilayah-wilayah yang rentan terjadi kebakaran,” tambah sosok saintis muda alumnus IPB University ini.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang diinisiasi BNPB dan BPBD Provinsi Riau dilakukan sebagai langkah untuk mencegah kebakaran hutan. Riau merupakan salah satu provinsi dengan wilayah yang memiliki jumlah hutan yang luas. Oleh karena itu, dalam menghadapi musim kemarau diperlukan antisipasi pembasahan lahan di seluruh hutan wilayah Riau sebagai bentuk antisipasi terjadinya kebakaran hutan.
Operasi TMC ini telah dimulai sejak tanggal 19 April 2023 selama 20 hari. Penerbangan dilaksanakan dari posko yang ditempatkan di Landasan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru. (*/Rz)