Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Awali Tahun 2025, IPB Rancang Strategi Pengembangan Riset dan Inovasi Sosial
9 Januari 2025 10:59 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) IPB University mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Strategi Pengembangan Riset dan Inovasi Sosial. Acara hybrid ini diselenggarakan melalui Zoom Meeting dan luring di Ruang Sidang Rektor I, Gedung Andi Hakim Nasoetion (AHN), Kampus IPB Dramaga.
ADVERTISEMENT
FGD bertujuan untuk memperkuat riset sosial-humaniora (soshum) untuk meningkatkan riset dan inovasi sosial. Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi membuka acara dengan menyoroti target publikasi IPB tahun 2025 yang mencapai 2.700 publikasi Scopus.
Untuk mencapai target itu, Prof Ernan menekankan pentingnya pemerataan kinerja riset, khususnya di bidang soshum, yang masih menghadapi tantangan rendahnya produktivitas dan minat peneliti.
Direktur Riset dan Inovasi, Prof Sugeng Heri Suseno, juga menyampaikan perlunya integrasi riset dalam pengajaran serta kolaborasi lintas bidang untuk memaksimalkan potensi 1.500 dosen dan 30.000 mahasiswa di IPB.
Dalam diskusi, narasumber utama, Prof Hermin Indah Wahyuni dari Universitas Gadjah Mada, menekankan pentingnya ilmu sosial sebagai katalisator inovasi ilmiah. “Ilmu sosial bukan sekadar pelengkap, tetapi elemen esensial dalam kebijakan publik yang holistik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dr Irfan Syauqi Beik, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University menambahkan perlunya indikator dampak riset sosial untuk mengukur kontribusi terhadap masyarakat.
Sementara, Dekan Fakultas Ekologi Manusia(Fema) IPB University, Prof Sofyan Sjaf menggarisbawahi pentingnya kolaborasi multidisiplin untuk menciptakan solusi konkret atas permasalahan sosial. Ia juga menekankan perlunya laboratorium lintas bidang untuk memperkuat riset aksi, termasuk pengembangan Data Desa Presisi sebagai model big data nasional.
Diskusi berlangsung interaktif dengan berbagai masukan, seperti usulan Dr Widyastutik (Sekretaris Lembaga Riset Internasional Pembangunan Sosial, Ekonomi dan Kawasan) terkait penguatan data riset sosial, dan Prof Anna Fatchiya (Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) mengenai perlunya peningkatan skema riset untuk bidang sosial dan humaniora.
ADVERTISEMENT
FGD ditutup dengan rekomendasi strategis, termasuk pelatihan metodologi riset sosial, penguatan kolaborasi antardepartemen, dan peningkatan pendanaan riset sosial. Gagasan ini diharapkan mempercepat kontribusi riset sosial humaniora untuk menjadikan IPB University sebagai institusi riset terkemuka yang berkelas dunia.