Bahas Implementasi MoU, Kedutaan Besar Republik Namibia Kunjungi IPB University

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 9:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bahas Implementasi MoU, Kedutaan Besar Republik Namibia Kunjungi IPB University
zoom-in-whitePerbesar
Bahas Implementasi MoU, Kedutaan Besar Republik Namibia Kunjungi IPB University
ADVERTISEMENT
IPB University menerima kunjungan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Namibia merangkap Republik Angola pada (29/11), bertempat di Ruang Tamu Rektor Kampus IPB Dramaga, Bogor. Dalam kunjungannya, Duta Besar Wisnu Edi Pratignyo berdiskusi dengan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof Drajat Martianto terkait implementasi kerjasama antara IPB University dan University of Namibia (UNAM).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kedua belah pihak telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam bidang pendidikan pada Mei 2022. Wisnu menjelaskan, bidang keilmuan seperti teknologi pangan, bioteknologi dan agronomi sangat dibutuhkan dalam memajukan pertanian di Namibia.
“Jumlah sarjana di sana banyak namun tidak disertai dengan kompetensi dan praktik yang memadai. Oleh karena itu, dibutuhkan peran ahli di bidang-bidang tersebut dalam menyalurkan pengetahuan dan praktik pertanian kepada masyarakat,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukannya, Wisnu menemukan pentingnya pelatihan pertanian kepada masyarakat khususnya mahasiswa. Melalui pelatihan tersebut, diharapkan dapat melahirkan sumberdaya manusia yang kompeten, baik secara ilmu maupun praktik di lapangan. “Pelaksanaan program capacity building seperti pembuatan pakan ternak dan pupuk sangat dibutuhkan di sana. Selain itu, vaksin hewan menjadi kebutuhan penting dalam industri peternakan,” ujar Wisnu.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, Prof Drajat menerangkan IPB University banyak menerima mahasiswa dari beberapa negara di Afrika melalui program Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Menurutnya, kerjasama dalam bentuk pelatihan non-gelar yang diadakan oleh Sekolah Vokasi IPB University dapat menjadi opsi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mahasiswa UNAM.
“Pendidikan vokasi lebih cocok, mengingat kebutuhannya yaitu sumberdaya yang kompeten dan andal secara praktik di bidang pertanian. IPB University dapat memberikan kesempatan magang dan pelatihan bagi mahasiswa UNAM dan masyarakat Namibia. Hal ini dapat berupa pengiriman tenaga atau ahli dari IPB University ke sana. Bisa juga mahasiswa Namibia yang mengikuti pelatihan di kampus IPB University," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Drajat juga memperkenalkan program Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM) Sociopreneur yaitu One Village One CEO (OVOC). Program ini telah sukses menjamah 300 desa di penjuru Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Mahasiswa bersama dengan masyarakat di desa setempat mengembangkan produk lokal sehingga dapat berdaya saing di pasar. Besar harapannya, program seperti ini dapat diterapkan pula kepada mahasiswa UNAM,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Dekan Sekolah Vokasi IPB University, Prof Arief Darjanto. Ia mengusulkan adanya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke Namibia. Lanjutnya, dosen atau tenaga ahli dan mahasiswa IPB University berkolaborasi dalam menyalurkan ilmu serta praktik melalui pelatihan pertanian kepada mahasiswa.
“Pengalaman serta pengetahuan yang didapatkan dari program ini melatih mahasiswa UNAM agar nantinya mereka menjadi agent of change dalam memberdayakan masyarakat sekaligus memajukan pertanian Namibia,” tandasnya. (igno/zul)