Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Dorong Kesetaraan dalam Pendidikan, LKST IPB Bahas Kajian Pengarusutamaan Gender
28 Desember 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University menyelenggarakan Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kajian Pengarusutamaan Gender” yang bertempat di Ruang Meeting Swiss-Belcourt, Bogor.
ADVERTISEMENT
Dihadiri oleh 58 peserta yang terdiri dari perwakilan unit dan departemen di IPB University, workshop ini bertujuan untuk mendalami strategi penerapan prinsip kesetaraan gender di lingkungan perguruan tinggi, khususnya di IPB University.
Workshop dibuka oleh Wakil Kepala LKST bidang Inkubasi Bisnis dan Kemitraan Industri, Prof Rokhani Hasbullah. Di dalam sambutannya, ia menekankan peran IPB University dalam mendukung pengarusutamaan gender melalui berbagai inisiatif, khususnya melalui LKST.
“IPB University telah memberikan perhatian khusus terhadap isu gender dalam program yang dijalankan. Melalui program kami, sekitar 30 persen dari inovator dan tim startup yang terlibat adalah perempuan. Ini menunjukkan langkah nyata IPB University dalam menciptakan peluang yang inklusif untuk mendukung perempuan dalam inovasi dan bisnis," ujar Prof Rokhani.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga menggarisbawahi upaya LKST dalam menyediakan fasilitas yang responsif gender, seperti penyediaan ruang laktasi, jumlah kamar kecil yang memadai, serta program kerja yang memperhatikan kebutuhan baik laki-laki maupun perempuan.
"Kami berharap, melalui kajian ini, LKST dapat memberikan kontribusi tidak hanya dalam bidang riset, teknologi, dan ekonomi, tetapi juga dalam mendorong kesetaraan gender di lingkungan IPB University," tambahnya.
Sementara itu, Prof Arya Hadi Dharmawan, Kepala Lembaga Riset Internasional (LRI) Pembangunan Sosial, Ekonomi, dan Kawasan IPB University menyoroti pentingnya pengarusutamaan gender tidak hanya dari aspek fasilitas, tetapi juga dalam menangani isu kekerasan fisik dan nonfisik.
Ia berujar, “Masalah gender sering kali tidak hanya terbatas pada penyediaan fasilitas yang adil, tetapi juga pada upaya perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi materi yang membahas berbagai aspek pengarusutamaan gender di perguruan tinggi.
Bertajuk “Integrasi Gender di Perguruan Tinggi melalui Perguruan Tinggi Responsif Gender”, sesi pertama dibawakan oleh Dra Eko Novi Ariyanti RD, perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA).
Ia menjelaskan pentingnya integrasi dan prinsip kesetaraan gender dalam kebijakan dan praktik perguruan tinggi. Selain itu, ia juga membahas tantangan yang sering dihadapi dalam integrasi kebijakan responsif gender di lingkungan akademik.
Sementara sesi kedua menggali lebih dalam tentang bagaimana perguruan tinggi dapat menjadi agen transformasi sosial dalam mendukung inklusi gender.
Dr Titik Sumarti, dosen Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University sekaligus pakar dan konsultan gender menyoroti langkah strategis yang dapat diambil oleh institusi pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan setara. Materi yang ia sampaikan bertajuk “Inklusi Gender dan Transformasi Sosial Pengarusutamaan Gender (PUG) di Institut atau Perguruan Tinggi”.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, sesi ketiga membahas “Infrastruktur dalam Pengarusutamaan Gender”. Pada sesi ini, peserta diajak untuk mengevaluasi dan memberikan masukan terkait infrastruktur di IPB University yang mendukung pengarusutamaan gender.
Pakar Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Semarang, Titik Rahmawati, MAg memaparkan bahwa keberadaan fasilitas yang memadai, seperti ruang laktasi dan ruang belajar adalah elemen penting dalam menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang ramah gender.
Kemudian, sesi keempat membahas pemaparan hasil analisis gender dan pedoman pengarusutamaan gender di IPB University. Berdasarkan hasil analisis, IPB University sudah mulai menuju perguruan tinggi responsif gender, meskipun belum semua unit melaksanakannya.
Diharapkan nilai-nilai inklusivitas, kesetaraan, dan keadilan sudah dapat diterapkan secara konkret dalam setiap aspek kehidupan kampus, termasuk dalam pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan manajemen institusi di IPB University.
ADVERTISEMENT
Kegiatan workshop dan FGD ini mendapat respons positif dari para peserta. Peserta aktif berdiskusi dan memberikan masukan konstruktif terkait kebijakan dan program yang telah ada.
Dr Yuni Puji Hastuti, Asisten bidang Pengelolaan dan Komersialisasi Kekayaan Intelektual LKST IPB University menutup serangkaian acara. Ia menyebut adanya hasil rekomendasi strategis yang akan menjadi rujukan dalam pengembangan kebijakan pengarusutamaan gender di IPB University.
Beberapa di antaranya adalah peningkatan pelatihan dan sosialisasi tentang kesetaraan gender, pengembangan infrastruktur yang lebih inklusif, serta penguatan perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender di lingkungan kampus.
“Melalui kegiatan ini, IPB University menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesetaraan dan responsif gender. Workshop dan FGD ini tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga langkah awal untuk menciptakan lingkungan perguruan tinggi yang lebih adil, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan semua pihak,” tutupnya. (*/Nr)
ADVERTISEMENT