Dosen Arsitektur Lanskap IPB University Beri Tips Hemat Penggunaan Air

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 April 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Arsitektur Lanskap IPB University Beri Tips Hemat Penggunaan Air
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Arsitektur Lanskap IPB University Beri Tips Hemat Penggunaan Air
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Air merupakan sumber kehidupan yang tak ternilai harganya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta bagi keberlanjutan ekosistem. Penggunaan air di rumah sangat penting untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan makan-minum, mandi, mencuci dan lain-lain. Namun, dengan adanya perubahan iklim global dan pertumbuhan populasi manusia yang terus meningkat, ketersediaan air bersih semakin terancam.
ADVERTISEMENT
Penggunaan air yang bijak di tingkat rumah-tangga perlu diterapkan untuk menjaga ketersediaan air secara berkelanjutan. Oleh karena itu, dosen IPB University dari Departemen Arsitektur Lanskap, Prof Hadi Susilo Arifin, memberikan tujuh tips dalam penghematan air pada skala rumah tangga.
“Kita mulai dari aktivitas sehari-hari seperti mandi. Pada saat mandi, penggunaan shower jauh lebih hemat air karena semprotan air dari shower tersebut lebih efektif membasuh badan daripada menggunakan gayung. Dalam durasi satuan waktu yang sama, Jumlah air pun lebih sedikit dengan shower daripada sekali guyur menggunakan gayung, jadi lebih efisien” kata Prof Hadi, Kepala Divisi Manajemen Lanskap tersebut.
Ia menekankan, shower lebih hemat air karena dapat menyemprotkan air secara merata pada tubuh tanpa membutuhkan banyak air. Hal ini akan mengurangi pemborosan air saat mandi.
ADVERTISEMENT
Prof Hadi juga menyebutkan bahwa kita dapat memanfaatkan teknologi yang semakin canggih untuk menghemat air. Beberapa di antaranya adalah sabun cuci tanpa bilas, keran sensorik, dan digital shower.
“Hotel-hotel di Belanda, di atas kran shower yang digunakan itu memiliki display digital yang memunculkan jumlah penggunaan air dalam liter saat shower sedang digunakan. Hal ini menjadi kontrol untuk diri sendiri,” ujarnya. Jadi saat sedang membersihkan badan dengan sabun, atau mencuci rambut dengan shampoo, sebaiknya air shower dihentikan sesaat.
Penggunaan air di rumah tangga, sebenarnya tidak sekali pakai dibuang. Tetapi, bisa digunakan kembali (re-use). Contoh sederhana, air bekas cucian beras (leri) sangat bermanfaat untuk menyiram tanaman hias. Air bekas cucian/bilas pakaian, juga dapat untuk menyiram halaman berumput atau tanaman.
ADVERTISEMENT
Prof. Hadi mengatakan, kita juga bisa memanfaatkan tampungan air dari air conditioner (AC). Dalam delapan jam, AC berkekuatan 1/2 PK yang dipasang di ruangan berukuran 3x4 meter dapat menghasilkan 20 liter air murni (H2O). Air murni tersebut tanpa kandungan mineral di dalamnya. Air AC dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau keperluan non-konsumsi lainnya.
Selain itu, rainwater harvesting atau pemanenan atau penampungan air hujan juga dapat dilakukan untuk menghemat air. Penampungan air hujan dapat dilakukan menggunakan bejana atau tangki air. Dengan menampung air hujan, setidaknya, rumah tangga memiliki cadangan air sesuai muatan penampungan di rumah masing-masing. Tampungan air hujan, sebagai air baku juga bisa digunakan untuk berbagai keperluan mandi, mencuci, maupun menyiram tanaman.
ADVERTISEMENT
Prof Hadi juga menjelaskan dari aspek tata kelola lingkungan untuk pengelolaan air yaitu dengan penerapan sistem rain garden di pekarangan rumah. Rain garden adalah taman yang menggunakan tanaman sebagai fitoremediator, di bawah taman dilengkapi berbagai lapisan material seperti gravel, pasir dan ijuk. Taman tersebut mampu menyaring dan mengalirkan air hujan ke dalam bak penampungan di bawahnya. Dengan demikian, dihasilkan air yang memiliki kualitas lebih baik dapat dimanfaatkan dan diolah sebelum masuk ke dalam saluran air.
“Tentunya pada setiap tips dibutuhkan inovasi. Wilayah-wilayah yang minim sumber air atau sering mengalami kekeringan biasanya sudah mengadopsi inovasi penghematan air. Salah satu contohnya adalah Australia,” kata Prof Hadi Susilo Arifin yang juga sebagai Ketua Prodi Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) dan Fellows CTSS IPB University.
ADVERTISEMENT
Prof Hadi melanjutkan, selagi melakukan penghematan, kita juga harus memperhatikan kualitas air di rumah. Ia menyarankan untuk memastikan air yang digunakan sesuai dengan standar kesehatan dan tidak mengandung zat berbahaya.
Dengan menerapkan tips hemat air di rumah, kita turut berkontribusi dalam pelestarian sumber daya air dan menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang. Selain itu, langkah-langkah ini juga dapat membantu mengurangi tagihan air dan energi, sehingga memberikan manfaat ganda bagi lingkungan dan keuangan keluarga.