Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Jelaskan Potensi Limbah Kayu

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
15 September 2020 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Univesity Jelaskan Potensi Limbah Kayu
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Univesity Jelaskan Potensi Limbah Kayu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Limbah kayu yang belum banyak termanfaatkan menjadi tantangan besar bagi generasi muda supaya mampu memanfaatkannya sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dari limbah kayu tersebut. Hal ini mendorong Himpunan Mahasiswa Departemen Hasil Hutan menyelenggarakan Fortex Online Talkshow dengan tema “Potensi Limbah Kayu dalam Industri Kreatif Berbasis Kayu,” (12/9).
ADVERTISEMENT
“Hutan di Indonesia saat ini semakin lama terus terdegradasi. Total degradasi hutan lebih besar dibandingkan dengan upaya kita menanaminya kembali,” terang Achmad Solikhin, Alumni IPB University dari Departemen Hasil Hutan sekaligus sebagai akademisi dan peneliti hasil hutan.
Solikhin dalam pemaparannya berpesan agar semua young forester mempelajari basic learning kehutanan, yaitu berbasis ilmu pengetahuan dan penelitian sehingga menjadi pelecut dalam menghadirkan kreativitas dan inovasi. Ia juga berpesan agar langkah-langkah tersebut disertai dengan praktik dan sikap pantang menyerah ketika meneliti.
“Contoh-contoh produk riset yang dapat dimanfaatkan dari limbah kayu misalnya plastik kemasan, kantong jenazah COVID-19, hidrogel purifikasi air, pupuk nano, helm green composite, " jelasnya.
Sementara, Lukmanul Hakim Zaini, SHut, MSc dosen IPB University dari Departemen Hasil Hutan Bidang Bionanokomposit dalam pemaparannya menjelaskan bahwa ada 19 juta meter kubik limbah kayu yang dihasilkan dari industri penggergajian kayu. Limbah ini setara 1600 kali gedung Bulog di Klahang, Sokaraja, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Sedikitnya ada 40 persen limbah yang dihasilkan dari industri penggergajian kayu rata-rata pertahun, dan 60 persen limbah penggergajian tersebut terdiri dari tiga bentuk yaitu sebetan, serbuk dan potongan ujung. Ketika limbah kayu diubah menjadi tempat makanan maka ini akan menambah nilai jualnya. Ketika kita bicara limbah hari ini, sebenarnya bukan lagi bicara potensi, melainkan sudah kepada apa yang dihasilkan,” tambahnya.
Ke depan, teknologi akan berkembang sebagai swarm intelligence, advanced material tracking dan lignocellulosic material for energy. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Dr Dede Hermawan, dosen IPB University dari Departemen Hasil Hutan bidang Panel Kayu IPB University. "Ke depan kebutuhan akan energi dapat dipenuhi dengan limbah kayu yang disesuaikan dengan teknologi yang juga harus tinggi," pungkasnya. (Um/RA)
ADVERTISEMENT
Keyword: dosen IPB, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, limbah kayu, limbah gergaji