Dosen IPB Latih Peneliti Identifikasi Semut di PT Great Giant Pineapple

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
4 Oktober 2022 9:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB University Latih Peneliti Identifikasi Semut di PT Great Giant Pineapple
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB University Latih Peneliti Identifikasi Semut di PT Great Giant Pineapple
ADVERTISEMENT
Semut dapat berperan sebagai serangga yang menguntungkan serta ada juga yang merugikan. Di PT Great Giant Pineapple (GGP), diketahui adanya serangan virus PLM yang yang terbawa oleh kutu putih (mealybugs) dari spesies Dysmicoccus brevipes dan D. neobrevipes. “Mealybug tidak dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain dengan jarak yang cukup jauh. Pemencaran mealybug dibantu oleh semut,” ujar Dr Tri Asmira Damayanti, MAgr, Dosen IPB University dalam pelatihan Identifikasi Semut di Laboratorium Proteksi Tanaman, PT Great Giant Pineapple (GGP), beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Kedai Reka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang diketuai oleh Dr Tri. Peserta yang hadir merupakan para peneliti dari PT GGP sebanyak 12 orang.
Basuki, Pimpinan RnD Crop Protection PT GGP mengatakan, semut memiliki peranan tersendiri di dalam proses pemencaran mealybug yang nantinya dapat menjadi vektor virus PLM pada nanas. Diketahui bahwa virus PLM yang menyerang pada nanas dapat menurunkan kualitas buah serta berat buah hingga 50 persen.
Menurutnya, serangan virus yang penyebarannya dibantu oleh semut ini juga membahayakan karena banyak serangan di lapangan yang tidak terlihat adanya gejala (symptomless), tetapi terdeteksi terkena serangan virus. Potensi kehilangan hasil akan semakin tinggi karena sulitnya deteksi tanpa disertai gejala.
ADVERTISEMENT
“Nanas yang menunjukkan tanpa adanya gejala lebih berbahaya karena mealybug dapat menghisap cairan tanaman dari nanas yang terserang PLM serta semut dapat menyebarkan ke pertanaman nanas yang lebih luas lagi. Untuk itu pelatihan semut ini menjadi salah satu yang penting dalam menyukseskan pengendalian penyakit PLM pada nanas,” imbuhnya.
Dalam pelatihan ini, hadir Dr Idham Sakti Harahap dan Nadzirum Mubin, SP, MSi dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB University sebagai narasumber.
Menurut Dr Idham, semut memberikan peranan penting dalam proses pemencaran mealybug. Mealybug yang masih berukuran kecil akan dibawa dan dipindahkan oleh semut untuk mencari pertanaman nanas yang baru.
“Mealybug mendapatkan keuntungan perlindungan dari semut, sedangkan semut mendapatkan keuntungan embun madu (honeydew) yang dihasilkan oleh mealybug. Hubungan mealybug dan semut merupakan perilaku yang saling menguntungkan atau biasa disebut dengan hubungan simbiosis mutualisme,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Nadzir, salah satu dosen muda IPB University menjelaskan bahwa sekitar 10 spesies semut sudah mampu diidentifikasi dalam pelatihan ini. Yaitu Odontomachus sp, Polyrhachis sp, Pheidole sp, Solenopsis sp, Ponera sp, Nylanderia sp, Tapinoma melanocephalum, Technomyrmex sp, Anoplolepis gracilipes dan Monomorium pharaonic.
“Semut-semut yang berhasil diidentifikasi merupakan semut yang ditemukan di perkebunan nanas PT GGP. Semut-semut tersebut ada yang secara langsung berasosiasi dengan mealybug ada juga yang tidak,” jelas Nadzir.
Dari pelatihan ini, Nadzir berharap para peneliti riset dari GGP mampu mengenali perilaku serta mampu mengidentifikasi semut. Baik semut yang berasosiasi dengan mealybug maupun yang tidak berasosiasi.
“Dengan mengetahui perilaku dan jenis semut yang ada di lapangan maka tindakan pencegahan maupun pengendalian juga dapat dilakukan dengan cepat dan tepat,” tandasnya. (**/Zul)
ADVERTISEMENT