Konten dari Pengguna

Dosen IPB Uraikan Potensi Big Data dan Citra Satelit untuk Mendukung SDGs

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
5 November 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB Uraikan Potensi Big Data dan Citra Satelit untuk Mendukung SDGs
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB Uraikan Potensi Big Data dan Citra Satelit untuk Mendukung SDGs
ADVERTISEMENT
Dalam acara STAT-SHOW Statistika dan Sains Data untuk Solusi Masa Depan series ke-2 bertajuk “Pemanfaatan Big Data Analitik untuk Pembangunan Berkelanjutan”, Sabtu (02/11), Prof Anang Kurnia dosen IPB University dari Departemen Statistika menyampaikan wawasan mendalam tentang pemanfaatan big data untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Serial diskusi kolaboratif yang digelar Departemen Statistika IPB University bersama perguruan tinggi Indonesia itu, Prof Anang memberikan pemahaman tentang bagaimana analitik data besar dapat diterapkan dalam konteks pengukuran indikator Sustainable Development Goals (SDGs).
“Pemanfaatan big data dalam konteks SDGs sangat penting, terutama untuk mengukur berbagai indikator yang jumlahnya mencapai ratusan. Jika semuanya bisa kita ukur dengan pendekatan statistika dan sains data yang baik, itu akan sangat bermanfaat bagi kita dan bangsa kita," jelasnya.
Penggunaan citra satelit menjadi salah satu poin utama dari presentasinya. Prof Anang mengungkapkan bahwa citra satelit dapat dimanfaatkan untuk mendukung statistik resmi pemerintah, terutama dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di level kecamatan.
"Pengeluaran di level kecamatan sangat sulit diukur, sehingga kami menggunakan citra satelit untuk menggambarkan pengeluaran tersebut," paparnya. Dengan pendekatan ini, ia mengatakan, data pengeluaran yang akurat dapat diperoleh tanpa harus melakukan survei lapangan yang memakan waktu dan biaya.
ADVERTISEMENT
Bagi sektor pangan, penggunaan citra satelit juga dibutuhkan. Prof Anang mengidentifikasi adanya ketidaksinkronan data antara lembaga-lembaga terkait. Karena itu, ia mengusulkan penggunaan citra satelit untuk mengombinasikan kerangka sampel dengan data ekonomi, sehingga survei lapangan yang mahal dan memakan waktu dapat diminimalisasi.
“Kami memanfaatkan citra satelit untuk berbagai kepentingan, seperti mendukung small area estimation untuk pendugaan pengeluaran per kapita di wilayah tertentu. Kami juga bekerja untuk prediksi tingkat kemiskinan,” pungkas dia.
Dengan pemaparan tersebut, Prof Anang Kurnia menunjukkan bagaimana big data, terutama melalui pemanfaatan citra satelit, dapat menjadi alat yang kuat untuk mengukur dan mencapai pembangunan berkelanjutan. Informasi yang didapat pun bisa lebih akurat tanpa harus menurunkan petugas ke lapangan setiap bulannya. (MW/Rz)
ADVERTISEMENT