Dosen Pulang Kampung IPB Berikan Solusi Bagi UKM Terdampak Pandemi di Subang

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
1 November 2022 9:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Pulang Kampung IPB University Berikan Solusi Bagi UKM Terdampak Pandemi di Subang
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Pulang Kampung IPB University Berikan Solusi Bagi UKM Terdampak Pandemi di Subang
ADVERTISEMENT
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bersama dengan Sekolah Vokasi IPB University telah melaksanakan monitoring dan evaluasi pada salah satu Program Dosen Pulang Kampung Tahun 2022 di Subang, Jawa Barat, (25/10). Program dimaksud adalah Program Penerapan Inovasi Produk dari Tepung Pisang untuk Penguatan Kelembagaan Unit Usaha Koperasi Mekar Sari. Unit usaha kecil dan menengah (UKM) ini merupakan mitra koperasi non-profit yang berlokasi di Kampung Tangkil Desa Cinta Mekar Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Tim yang dimonitoring dan dievaluasi adalah tim yang diketuai oleh Dr Dwi Yuni Hastati, STP, DEA, yang beranggotakan Ani Nuraeni, SPd, MPd dan Faranita Ratih L, SH, MH, dengan tim dosen penilai yaitu Dr Andi Erly Febrinda, MSi dan Drs Iman Firmansyah, MSi.
“Program ini diawali dari permasalahan yang disampaikan oleh Ketua Koperasi Mekar Sari yaitu bahwa sejak pandemi, permintaan akan tepung pisang nangka terhenti hingga mengakibatkan terhentinya pendapatan tambahan masyarakat,” ujar Dr Dwi.
Menurutnya, kondisi inilah yang menjadi pertimbangan sekaligus untuk memberikan solusi kepada masyarakat Desa Cinta Mekar dalam Program Dosen Pulang Kampung. Yaitu ingin memanfaatkan tepung pisang nangka menjadi produk olahan pangan yang memiliki nilai jual, sehingga produksi tepung pisang nangka dapat dilanjutkan kembali.
ADVERTISEMENT
Ani Nuraeni selaku anggota tim Dosen Pulang Kampung menyampaikan tahap pertama yang telah dilakukan dalam program ini adalah penjajakan. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan workshop pertama yaitu mengenai proses pembuatan produk olahan tepung pisang, pengemasan dan analisis biaya.
“Salah satu olahan tepung pisang yang ditawarkan adalah snack bar yang tinggi serat dan memiliki daya simpan yang tahan lama. Selain snack bar, alternatif produk olahan tepung pisang lainnya yang saat ini sedang dikembangkan adalah banana flo cookies (semacam almond crispy),” tuturnya.
Ia menambahkan, saat ini dua olahan tepung pisang tersebut masih dalam tahap pengenalan produk dan pengemasan. “Pelaksanaan workshop yang kedua berkaitan dengan analisis kandungan gizi dan legalitas dari dua produk tadi,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, lanjutnya, tim juga sedang merencanakan pengembangan produk olahan dalam bentuk lain serta pembuatan buku saku materi workshop, juga buku resep hasil olahan tepung pisang. Buku resep ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk membeli tepung pisang yang dapat dijadikan berbagai macam variasi hidangan.
“Rencana ke depan yang ingin dilakukan adalah pengembangan pemasaran hingga legalitas. Harapannya pemasaran dapat dilakukan dengan baik mengingat desa Cinta Mekar ini lokasinya berdekatan dengan obyek wisata. Selain pemasaran yang dilakukan secara langsung, diharapkan juga dapat dilakukan melalui digital marketing,” tandasnya. (**/Zul)