Dosen Pulang Kampung IPB University Telisik Potensi dan Peluang Ekspor Perikanan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
13 Juli 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Pulang Kampung IPB University Telisik Potensi dan Peluang Ekspor Perikanan Kabupaten Kebumen
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Pulang Kampung IPB University Telisik Potensi dan Peluang Ekspor Perikanan Kabupaten Kebumen
ADVERTISEMENT
Sejumlah dosen IPB University tergerak untuk menelisik potensi dan peluang ekspor perikanan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah melalui Program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam). Adalah Prof Tri Wiji Nurani dan Prihatin Ika Wahyuningrum, dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta Rianti Dyah Hapsari dosen Sekolah Vokasi.
ADVERTISEMENT
Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan (DLHKP) serta tiga Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasir, Karangduwur dan Argopeni Kabupaten Kebumen, kegiatan ini dilakukannya dalam kerangka penerapan praktik baik perikanan tangkap berkelanjutan.
Diungkap Prof Tri Wiji Nurani, Kabupaten Kebumen memiliki potensi sumber daya ikan laut yang potensial. Kecamatan Ayah merupakan salah satu pusat aktivitas nelayan, dengan keberadaan tiga yaitu PPI Pasir, PPI Argopeni, dan PPI Karangduwur.
“Ikan hasil tangkapan yang didaratkan oleh nelayan di tiga lokasi PPI ini merupakan jenis ikan komoditas ekspor dan bernilai ekonomis tinggi diantaranya lobster, bawal putih, udang dan layur. Untuk lobster dapat mencapai tiga ratus ribu rupiah per kilogram,” ujar Prof Tri.
Namun demikian, lanjut dia, sebagian besar nelayan merupakan nelayan tradisional dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbatas. Kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Kebumen dilakukan utamanya dengan menggunakan perahu jukung.
ADVERTISEMENT
Program Dospulkam berlangsung sejak Mei hingga November 2022. Mengawali kegiatan ini, Prof Tri Wiji Nurani bersama mahasiswa Program Studi Teknologi Perikanan Laut Sekolah Pascasarjana IPB University, Elvandri Anggi Widianti melakukan komunikasi dengan Joni Hermawan ST, MT selaku Kepala Dinas LHKP beserta perwakilan dari tiga PPI.
“Program Dospulkam dalam bentuk implementasi praktik baik perikanan tangkap berkelanjutan sejalan dengan harapan dari Kepala Dinas dan Kepala PPI. Selanjutnya kami akan turun ke lapangan untuk melakukan sosialisasi dan diskusi praktik baik perikanan tangkap berkelanjutan pada akhir 20-23 Juli nanti,” sebutnya.
Sosialisasi praktik baik itu, lanjut Prof Tri Wiji Nurani, meliputi pemahaman nelayan terhadap sumberdaya ikan, penggunaan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan, cara penanganan ikan yang baik di atas kapal, di pelabuhan perikanan dan selama distribusi pemasaran, serta penatakelolaan bisnis perikanan tangkap yang mencakup pengelolaan produksi, pengelolaan pasar dan manajemen keuangan.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Joni Hermawan menyampaikan, “Kerjasama dalam pembinaan nelayan untuk mendapatkan outcome yang lebih nyata bagi kesejahteraan nelayan dan fasilitas cold storage amat diperlukan untuk dapat menjamin suplai ikan pada saat tidak musim dan menjaga harga pada saat musim ikan.”
Kepala PPI Pasir, Sadimin menyambut baik program Dospulkam IPB University. Berprofesi sebagai nelayan sejak muda, ditambah kesehariannya bersama nelayan, Sadimin memahami betul kehidupan nelayan di PPI Pasir. Di sisi lain, Wasikun Hadi Susanto, Staf Administrasi Keuangan PPI Argopeni menyampaikan, nelayan lokal di PPI Argopeni telah memiliki pengetahuan penangkapan ikan berdasarkan pengalamannya atau disebut “titen”. Nelayan terbiasa menggunakan alat penangkapan ikan yang berbeda sesuai dengan musim ikan, dengan kapal yang sama.
ADVERTISEMENT
Hal berbeda diceritakan Saman, Bendahara PPI Karangduwur. Ia menjelaskan, sebelum PPI Karangduwur mulai dirintis sekitar tahun 2000an, mayoritas masyarakat merupakan penderes dan penghasil gula merah. Kegiatan ini banyak menggunakan kayu yang berdampak pada penggundulan hutan yang ada di wilayah Kecamatan Ayah. (*/Rz)