Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Dosen Sekolah Vokasi IPB Jadi Dosen Tamu di Ewha Womans University, Korea
21 Juni 2023 8:49 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dosen IPB University dari Program Studi (Prodi) Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (MIJMG) Sekolah Vokasi, Vieta Annisa Nurhidayati, SGz, MSc melaksanakan kuliah tamu di Department of Nutritional Science and Food Management, Ewha Womans University, Republik Korea.
ADVERTISEMENT
Kuliah tamu yang mengangkat tema ‘Eating out culture in Indonesia: then and now’ tersebut dilaksanakan secara tatap muka di Human Ecology Building (Morris Hall), beberapa waktu lalu. Kegiatan dibuka oleh Associate Prof Sunhee Seo yang merupakan profesor di bidang manajemen penyelenggaraan makanan di Ewha Womans University.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari special lecture di bidang manajemen penyelenggaraan makanan. Sesuai dengan bidangnya, kuliah tersebut dihadiri oleh sembilan orang mahasiswa program sarjana dengan peminatan Food Service Industry Track dan lima orang mahasiswa program pascasarjana di bawah Food Service Management Research Laboratory.
“Eating out culture atau budaya makan di luar rumah dilakukan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga sebagai rekreasi dan ekspresi sosial,” jelas Vieta Annisa Nurhidayati yang mengutip penelitian Warde A dan Martens L.
ADVERTISEMENT
Ia megurai, kegiatan makan di luar rumah bagi masyarakat Indonesia banyak digunakan sebagai agenda untuk mempererat hubungan keluarga dan komunitas dalam berbagai perayaan maupun acara penting lainnya. Di Jawa Barat sendiri, banyak kegiatan seperti botram, cucurak dan arisan yang merupakan budaya makan di luar yang dilakukan oleh berbagai komunitas untuk mempererat tali silaturahmi.
“Di level keluarga, makan di luar rumah biasa dilakukan di hari-hari penting seperti hari ulang tahun keluarga ataupun di akhir pekan sebagai bentuk rekreasi. Hal ini menunjukkan tingginya frekuensi makan di luar rumah masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini Korean food atau K-food, tengah digandrungi oleh banyak masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dari berbagai tren makanan Korea yang ditemui selama beberapa tahun ke belakang seperti garlic cheese bread dan dalgona coffee. Belum lagi berbagai makanan yang diperkenalkan melalui drama korea atau drakor seperti tteokbokki, buldak chicken dan odeng. Oleh karena itu, industri makanan Korea menjadi sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, ia juga memperkenalkan konsep halal kepada peserta kuliah tersebut. “Mayoritas konsumen Indonesia adalah muslim yang mengonsumsi makanan halal, sehingga ini perlu menjadi perhatian para produsen industri makanan Korea yang akan mengembangkan bisnis di Indonesia,” tambahnya. (*/Rz)