Guru Besar IPB Paparkan Kontribusi Riset BUDEE dalam WestPac IOC-UNESCO

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
20 Maret 2023 11:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru Besar IPB Paparkan Kontribusi Riset BUDEE dalam WestPac IOC-UNESCO
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar IPB Paparkan Kontribusi Riset BUDEE dalam WestPac IOC-UNESCO
ADVERTISEMENT
Guru Besar Bidang Ilmu Oseanografi Fisika, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Agus Saleh Atmadipoera, belum lama ini bertolak ke Bangkok, Thailand untuk memenuhi undangan Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) of UNESCO. Dalam Third Meeting of the International Steering Group for the Cooperative Study on Kuroshio and adjacent region (CSK-2) dan program UN Decade of Ocean Sciences (2021-2030), Prof Agus memaparkan kontribusi Indonesia dalam bentuk usulan inisiatif baru yang mampu berkontribusi pada CSK-2 dan UN Decade of Ocean Sciences.
ADVERTISEMENT
“Saya membawakan sebuah usulan bernama Banggai Upwelling Dynamics Ecosystem Experiment (BUDEE), yang saat ini sedang terlaksana dan berkolaborasi dengan berbagai lembaga di Indonesia,” ujar Prof Agus. Menurut Prof Agus, usulan inisiatif baru “BUDEE” mampu berkontribusi terhadap perkembangan riset CSK-2 ini.
“BUDEE merupakan komplemen dari kegiatan CSK-2 yang sangat intensif di bagian sini (Banggai) yang memang sangat penting karena terkait dengan ENSO, Arlindo dan sebagainya,” tambah Prof Agus. Ia menambahkan, BUDEE 2022-2025 merupakan sebuah studi multidisiplin terhadap dinamika upwelling dan ekosistem laut di wilayah Perairan Banggai di Laut Maluku. Riset ini mencakup beberapa studi antara lain oseanografi fisik dan biogeokimiawi, paleo-upwelling, ikhthioplankton dan eDNA plankton, akustik perikanan, dan pencemaran mikroplastik.
ADVERTISEMENT
“Studi ini didanai oleh Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN) dan melibatkan sejumlah lembaga. Ada saya dari IPB University selaku koordinator, Rina Zuraida dan Prof Augy Syahailatua dari Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN, Mufti Patria dari Universitas Indonesia, Widianingsih dari Universitas Diponegoro dan Yunita Noya dari Universitas Pattimura,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan utama dari BUDEE antara lain survei lapang (pelayaran), joint lab Data processing and sample analysis, capacity building, serta sharing datasets.
“Sejauh ini, pelayaran pertama telah terlaksana dengan sukses pada tanggal 1-18 September 2022 menggunakan Kapal Baruna Jaya 8, dan untuk pelayaran berikutnya direncanakan pada tahun 2024. Untuk capacity building, Saya merancang beberapa series post-cruise training menggunakan Zoom dan Youtube live streaming, dengan jangkauan partisipan yang lebih luas untuk seluruh institusi di Indonesia. Selain itu, Saya juga mengusulkan capacity building dalam BUDEE ini berupa internship, workshop, dan co-supervisors,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan UN Decade of Ocean Sciences yang dimandatkan oleh Majelis Umum PBB kepada IOC-UNESCO, lanjutnya, program BUDEE telah mampu berkontribusi terhadap beberapa challenges dari 10 challenges yang ada. Yaitu challenge 2 (protect and restore ecosystems and biodiversity), challenge 5 (unlock ocean-based solutions to climate change), dan challenge 9 (skills, knowledge and technology for all).
Ke depannya, selain pelayaran, Prof Agus merencanakan beberapa kegiatan di waktu mendatang seperti kolaborasi riset dengan kolega CSK-2 dan kolega lainnya yang berpotensi, publikasi ilmiah, mengkontribusikan dataset untuk NODC Indonesia, dan mengembangkan pemodelan kopel fisika-biogeokimia dengan model CROCO.
“Saya menerima banyak sekali pertanyaan dalam pertemuan tersebut, seperti terkait dengan capacity building dan paleo-upwelling. Hal ini karena kita juga merancang banyak sekali kegiatan dalam BUDEE ini sebab kita juga mengusulkan studi multidisiplin. Tidak hanya banyak tema yang dihasilkan, ini juga memperluas kesempatan untuk bergabung serta berkontribusi lebih banyak kepada UN Decade of Ocean Sciences,” ungkap Prof. Agus. (RAT/Zul)
ADVERTISEMENT