Guru Besar IPB Raih Penghargaan ITSF Science and Technology Award

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
5 Maret 2019 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penghargaan ITSF untuk Dosen IPB Prof. Cece Sumantri
Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Cece Sumantri memenangkan Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) Science and Technology Award dengan hadiah uang senilai 100 juta rupiah. Prof. Cece meraih award ini berkat penelitiannya tentang penerapan genetika molekuler untuk pengembangan produktivitas dan kualitas ayam lokal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemberian penghargaan diserahkan oleh Ketua ITSF, Dr. LT Handoko yang juga merupakan Kepala Lembaga Ilmu Pegetahuan Indonesia (LIPI), Executive Vice President Toray Industries Inc., serta perwakilan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kedutaan Besar Jepang di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta (5/3).
Menurut Prof. Cece, ayam lokal Indonesia memiliki keragaman genetik tinggi. Penelitiannya berhasil mengidentifikasi gen penanda (marker gen) pada ayam kampung, yang dipakai dalam proses seleksi untuk pemuliaan. Hasil pengembangan ini adalah varietas ayam lokal yang diberi nama IPB-D1, yang bisa tumbuh cepat, dengan daging berkualitas tinggi dan lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Ayam IPB D1 merupakan ayam pedaging yang berasal dari ayam kampung dengan ayam broiler. Pertumbuhan ayam IPB D1 terbilang cepat karena hanya memerlukan waktu 10 minggu untuk mencapai berat 1,2 kilogram. Budidaya ayam IPB D1 sudah diterapkan di Sinar Harapan Farm, Sukabumi, Jawa Barat. Ayam lokal juga memiliki daya tahan terhadap penyakit yang lebih tinggi seperti penyakit yang disebabkan oleh Salmonella spp.
ADVERTISEMENT
“Ayam endemik atau ayam lokal selain tahan terhadap penyakit, dagingnya enak, sehat, dan tentunya daging organik. Karena pakan yang didapatkan berasal dari alam yang mudah didapatkan oleh ayam itu sendiri,” tutur Prof. Cece.
Selain itu, ayam asli Indonesia ternyata memiliki harga yang mahal apabila dijual. Salah satu contohnya adalah ayam Sumatera. Harga DOC ayam Sumatera dapat mencapai dua juta per ekor jika dijual di luar negeri.
Sedangkan ayam lokal dewasa yang dijual di dalam negeri berkisar antara 70-100 ribu per ekor. Bahkan beberapa ayam lokal seperti Ayam Ketawa, Ayam Pelung, dan Ayam Cemeni dapat mencapai ratusan ribu per ekor.
Menilik potensi tersebut, ayam lokal dapat dikembangkan di desa-desa tertinggal sehingga dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Sementara itu, masyarakat yang memelihara ayam lokal, umumnya ayam kampung, dapat meningkatkan asupan protein dengan memakan ayam peliharaannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pemeliharaan ayam kampung terbilang mudah. Ayam kampung dapat dipelihara di dalam kandang yang dibuat di sekitar rumah dengan ukuran yang disesuaikan dengan banyaknya ayam yang dipelihara. Bahkan, dengan lahan yang sempit juga dapat memelihara ayam kampung tersebut.
Untuk pakan, dapat memanfaatkan sumber daya alam yang sudah ada seperti dedak, bekatul, jagung, singkong, cacing dan keong. Cacing dan keong diperlukan ayam sebagai sumber protein sehingga ayam memiliki daya tahan yang kuat.
Tidak hanya skala rumah tangga, ternak ayam lokal juga berpotensi untuk dikembangkan dalam skala industri. Skala industri yang dapat dikembangkan antara lain adalah industri anak ayam, ayam lokal pedaging dan ayam lokal petelur.
Tidak hanya berpotensi menjadi ayam pedaging, ternyata ayam asli Indonesia dapat dijadikan sebagai wahana rekreasi. Pasalnya, ayam lokal Indonesia memiliki keunikan tersendiri, seperti ayam ketawa dan ayam pelung. Ayam ketawa dapat dijadikan sebagai wahana rekreasi karena suara yang dihasilkan mirip dengan orang tertawa.
ADVERTISEMENT
Potensi tersebut saat ini sudah ditingkatkan dengan dibentuknya komunitas ayam ketawa dan ayam pelung. Melalui komunitas tersebut, masyarakat diajak untuk melestarikan ayam asli Indonesia terutama ayam ketawa supaya tidak punah.
Selain penghargaan tadi, yayasan yang didanai oleh Toray Industries Inc., sebuah perusahaan industri dari Jepang, juga menganugerahkan Science Education Award, yaitu penghargaan terhadap 10 orang guru bidang studi IPA di SMP dan SMA serta sekolah yang setingkat, yang telah mengembangkan metode pengajaran sains inovatif. Setiap penerima penghargaan menerima hadiah uang sebesar 25 juta rupiah.
ITSF juga memberikan dana bantuan penelitian kepada 18 orang peneliti dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian, dengan jumlah nilai bantuan sebesar 700 juta rupiah.(Rosyid/Zul)
Keyword : Prof. Cece Sumantri, Guru Besar IPB, Raih Penghargaan, ITSF Award
ADVERTISEMENT