Konten dari Pengguna

Hari Gizi Nasional, Pakar Gizi IPB Ingatkan Masyarakat Menu Ideal Sarapan Anak

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
30 Januari 2025 15:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hari Gizi Nasional, Pakar Gizi IPB Ingatkan Masyarakat Menu Ideal Sarapan Anak
zoom-in-whitePerbesar
Hari Gizi Nasional, Pakar Gizi IPB Ingatkan Masyarakat Menu Ideal Sarapan Anak
ADVERTISEMENT
Tanggal 25 Januari, masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Gizi Nasional. Saat ini, pemerintah juga tengah menjalankan program Makan Bergizi Gratis untuk anak-anak Indonesia. Ini merupakan momen tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kesempatan, Purnawati Hustina Rachman, SGz, MGizi, dosen IPB University dari Program Studi Ilmu Gizi menyampaikan terkait menu sarapan ideal yang baik untuk kesehatan anak.
Sarapan ideal yang sehat dan bergizi menjadi pondasi penting untuk anak-anak. Purnawati mengatakan, makanan yang baik untuk kesehatan harus mengandung empat jenis makanan yang dibutuhkan tubuh: makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein), sayur, dan buah (sumber vitamin dan mineral).
Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University itu memberikan contoh menu sederhananya yang terdiri dari nasi, sayur bayam, telur, dan buah pisang.
"Menu sehat dan sederhana misalnya nasi, telur isi bayam, kita buat telur gulung isi sayur bayam, dipotong-potong seperti tamagoyaki dan ditambah pisang. Itu satu contoh sederhana dan ada di sekitar kita,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Apabila anak tidak mau menu nasi, maka bisa diganti dengan mi. "Jika anak tidak mau nasi tetapi maunya mi misalnya, mi juga boleh. Kita bikin mi goreng ceria, ada mi, ada sayurnya bisa berupa wortel, sawi, potongan kol, kita tambah telur, dengan bumbu yang dibuat sendiri sehingga bisa mengurangi kadar natrium. Kemudian semangka atau pisang untuk pendamping buah-buahannya,” lanjutnya.
Alternatif lainnya juga bisa dengan roti. "Jika tidak mau mi dan nasi, bisa juga diganti roti dengan membuat sandwich misalnya. Roti dengan isian potongan ayam, ditambahkan selada, tomat kemudian slice keju. Itu sudah komposisi bergizi seimbang, tinggal ditambah buah-buahan sebagai pelengkap,” tambahnya.
Menurut Purnawati, tidak masalah jika sesekali orang tua memberikan makanan yang disukai si kecil, seperti frozen food ataupun makanan kemasan cepat saji. Namun, ia melanjutkan, hal itu perlu disesuaikan dengan porsi dan frekuensi yang tepat.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya juga ditambahkan sayuran atau buah-buahan sebagai pendamping untuk meningkatkan nilai gizi. Dengan begitu, si kecil dapat terhindar dampak kurang baik bila si kecil terbiasa melewatkan sarapan, salah satunya risiko stunting.
"Jika anak tidak sarapan dan tidak menggantikan kebutuhan dia yang seharusnya dimakan saat pagi, maka yang terjadi dia akan kehilangan asupan gizi dan berisiko mengalami masalah gizi kurang, seperti stunting, kurus, dan masalah kesehatan lain. Atau ketika tidak sarapan, dia akan sering jajan dan yang dipilih adalah jajanan yang tinggi lemak dan tinggi gula, itu bisa menyebabkan anak menjadi gemuk atau obesitas," terangnya.
Ia menyebut, anak-anak yang tidak terbiasa sarapan cenderung kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi saat bermain maupun belajar. Karena itu, Purnawati menegaskan bahwa sarapan berperan penting dalam mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional anak.
ADVERTISEMENT
“Dengan sarapan yang bergizi, anak-anak dapat memulai hari dengan energi yang cukup, konsentrasi yang baik dan mood yang stabil,” tandasnya. (dh)