news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Hari Konvensi CITES: Ini Upaya Konservasi yang dilakukan Peneliti IPB University

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
7 Maret 2025 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hari Konvensi CITES Ini Upaya Konservasi yang dilakukan Peneliti IPB University, Ada Spesies Baru
zoom-in-whitePerbesar
Hari Konvensi CITES Ini Upaya Konservasi yang dilakukan Peneliti IPB University, Ada Spesies Baru
ADVERTISEMENT
Aktivitas perburuan liar, eksploitasi berlebihan telah mengancam banyak flora dan fauna. Untuk itu, tanggal 6 Maret diperingati sebagai Hari Konvensi CITES sebagai peringatan perjanjian internasional untuk melindungi tumbuhan dan satwa liar.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, sejumlah peneliti IPB University dari Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE) aktif melakukan penelitian untuk menyelamatkan flora dan fauna yang terancam punah.
Dr Nyoto Santoso, Ketua Departemen KSHE, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University, menjelaskan bahwa kontribusi ini menjadi sumbangsih IPB University dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.
Ia menyebut, salah satu hasil penelitian tersebut adalah ditemukannya spesies baru lutung Sentarum, primata endemik yang ditemukan di Taman Nasional Danau Sentarum, Kalimantan Barat.
Penelitian lutung Sentarum ini telah dimulainya sejak 2021-2023, bersama tim Fahutan IPB University, Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan (Yayasan KEHATI), dan Balai Taman Nasional Danau Sentarum.
“Spesies ini baru ditemukan di Taman Nasional Danau Sentarum pada 2018. Sementara data bioekologi baru terkumpul pada 2023,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti IPB University juga yang mengusulkan spesies baru ini dengan nama lokal “Lutung Sentarum” dan nama ilmiah “Presbytis cruciger”. Hal ini didasarkan dari riset DNA Lutung Sentarum yang menunjukkan perbedaan lima persen dengan spesies lutung lainnya (Presbytis chrysomelas).
Tak hanya itu, para peneliti IPB University juga melakukan penelitian jangka panjang satwa endemik Papua: burung cendrawasih kuning besar (Paradisaea apoda) dan kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta). Penelitian kedua spesies langka dan terancam punah ini menggandeng PT Korindo-Tunas Sawa Erma.
Di Jawa, tim KSHE IPB University meneliti kodok merah (Leptophryne cruentata), spesies kodok yang sangat langka dan endemik. Penelitian ini bertujuan untuk perkembangbiakan kodok merah secara eks-situ di laboratorium Kampus Dramaga.
ADVERTISEMENT
“Hasilnya akan kami lepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk memperkuat populasi di alam,” tambah Dr Nyoto.
Penggunaan teknologi terkini seperti drone termal juga berperan penting dalam penelitian yang dilakukan tim IPB University. Misalnya, saat aktivitas monitoring terhadap gajah Sumatera, salah satu megafauna yang terancam punah di Provinsi Jambi.
Di Taman Nasional Way Kambas Lampung, tim IPB University juga telah mengembangkan Assisted Reproduction Technology (ART) untuk meningkatkan populasi badak Sumatera yang jumlahnya sudah semakin sedikit.
“Kami juga telah menerbitkan buku pedoman inventarisasi fauna dengan metodologi terkini, yakni menggunakan drone thermal dan kamera jebak. Langkah ini penting untuk mengidentifikasi populasi dan sebaran berbagai spesies fauna, khususnya fauna yang telah langka,” jelas Dr Nyoto.
ADVERTISEMENT
Melalui buku ini, ia berharap dapat mendorong para peneliti lain untuk turut serta melakukan penelitian lapang tentang spesies fauna langka dan terancam punah. Di samping sebagai bahan pendampingan untuk staf Taman Nasional dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem, Kementerian Kehutanan (BKSDA) yang tersebar di Indonesia.
Sejumlah pakar IPB University juga sering kali berbagi pandangannya dalam banyak kesempatan sesuai bidang yang dikuasai: ornithology, elang jawa, burung bermigrasi, ahli burung merak, ahli keanekaragaman hayati, ekologi, dan konservasi ekosistem mangrove.
Di tataran global, peneliti IPB University juga terus berupaya menyuarakan konservasi untuk dunia, salah satunya Prof Mirza Dikari Kusrini. Pakar di bidang herpetofauna menjadi salah satu inisiator terbentuknya Indonesia Species Specialist Group (IdSSG). Saat ini, ia menjabat sebagai Co-Chair IdSSG.
ADVERTISEMENT
IdSSG adalah sebuah himpunan ahli dari berbagai kelompok taksonomi dan disiplin ilmu dalam upaya memulihkan penurunan jumlah spesies melalui perancangan kebijakan dan pengambilan keputusan berbasis data. Prof Dr Mirza juga menjabat sebagai Regional Vice-Chair IUCN SSC for South and East Asia. Beberapa dosen KSHE IPB University juga terlibat menjadi anggota IdSSG.