Ini Dia Samara, Pakan Kepiting Pertama Berbentuk Pelet, Karya Mahasiswa IPB

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
10 Januari 2023 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ini Dia Samara, Pakan Kepiting Pertama Berbentuk Pelet, Karya Mahasiswa IPB
zoom-in-whitePerbesar
Ini Dia Samara, Pakan Kepiting Pertama Berbentuk Pelet, Karya Mahasiswa IPB
ADVERTISEMENT
Ini Dia Samara, Pakan Kepiting Pertama Berbentuk Pelet, Karya Mahasiswa IPB University
ADVERTISEMENT
Tim mahasiswa IPB University mengembangkan Samara, pelet khusus untuk budidaya kepiting. Dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) akhir tahun 2022, Tim Samara berhasil mendapat medali perak.
Pengembangan Samara ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKMK) IPB University. Tim Samara terdiri dari Salsabila Shafiyah Putri, Abdullah Tsaqif Attaqiy, Rafli Arya Fahrezi, Audia Anjani, Nur Afra Nabilla dengan dosen pembimbing, Dudi Muhammad Wildan, SPi, MSi, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
“Produk Samara memiliki keunikan. Samara menjadi produk pakan kepiting pertama berbentuk pelet yang praktis dengan kandungan nutrisi yang stabil dan telah disesuaikan dengan kebutuhan kepiting. Selain itu, Samara juga tahan lama dalam air serta menggunakan bahan utama dari limbah ampas tahu, cangkang kerang hijau dan maggot. Samara juga termasuk produk kebaruan dan memberikan solusi kepada pembudidaya dalam meningkatkan produktivitas kepitingnya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait ajang Pimnas, Salsabila dan tim mengaku telah melalui proses yang panjang. Dalam prosesnya, Salsabila melakukan kolaborasi dengan mahasiswa dan dosen dari berbagai departemen atau fakultas/sekolah yang ada di IPB University.
“Adanya kolaborasi tersebut menjadikan kami memiliki pola berpikir yang berbeda untuk membuat suatu tujuan ke depannya. Selain itu, kami juga bisa kolaborasi dengan dosen-dosen, terutama dosen pendamping dalam merealisasikan ide kami. Selain mendapatkan relasi dengan adanya kolaborasi, kami juga belajar untuk menjadi percaya diri, kreatif dan inovatif,” ucapnya.
“Setiap hari menjelang Pimnas, kami selalu berkumpul untuk berdiskusi hingga larut malam. Kami ingin proses yang telah kami lalui terbayarkan dengan target yang telah kami buat sebelumnya. Saya sangat bersyukur sekali karena Samara bisa mendapatkan perak dan sesuai dengan proses yang telah dilalui sebelumnya,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap Samara bisa diproduksi dan menjalin kerjasama dengan pihak lain agar bisa dipasarkan secara massal. “Dan semoga kami bisa terus saling berkolaborasi dengan menciptakan inovasi-inovasi yang lain lagi,” tandasnya. (dh/Zul)