Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
IPB Gandeng Perancis dan Korsel Latih 19 Pemadam Karhutla Tangani Gambut
28 April 2025 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Regional Fire Management Resource Center-Southeast Asia (RFMRC-SEA), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University memfasilitasi kegiatan pelatihan Training of Trainers for Forest Fire Suppression in Peatland.
ADVERTISEMENT
Pelatihan berfokus pada upaya pengendalian kebakaran gambut, khususnya melalui kegiatan pemadaman, yang dibantu dengan fire simulator, satu-satunya di Asia Tenggara yang hanya ada di IPB University. Peserta berasal dari Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Timor Leste berjumlah 19 orang.
“Pelatihan ini memegang peranan penting dalam membekali para profesional, petugas lapangan, dan tokoh masyarakat dengan keterampilan, pengetahuan, dan pola pikir kolaboratif yang dibutuhkan untuk merespons secara efektif dan mencegah bencana di masa mendatang,” ungkap Prof Bambang Hero Saharjo, Direktur RFMRC-SEA saat kegiatan pembuka, belum lama ini.
Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan pemerintah Perancis dan Asian Forestry Cooperation (AFoCO) Korea Selatan, berlangsung pada 21 April – 2 Mei 2025. Rencananya, pelatihan akan terus dilaksanakan selama lima tahun.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Prof Bambang selaku Guru Besar Fahutan IPB University membeberkan, kriteria khusus peserta pelatihan adalah punya pengalaman melakukan kegiatan pemadaman paling tidak selama minimal lima tahun. Sementara itu, instruktur pelatihan berasal dari IPB University dan Perancis.
Saat acara pembukaan pelatihan, Prof Agus Purwito, Sekretaris Institut IPB University, menyatakan bahwa kebakaran lahan gambut menimbulkan ancaman yang signifikan. Tidak hanya bagi ekosistem, tetapi juga bagi kesehatan manusia, stabilitas iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
“Bagi Indonesia, emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan selama pembakaran, khususnya kebakaran lahan gambut, memberikan kontribusi penting bagi kegiatan Land-Use Change and Forestry (LUCF),” terangnya.
Pemerintah telah berupaya maksimal untuk mengurangi terjadinya kebakaran dengan berbagai regulasi dan kegiatan pengendalian kebakaran seperti pencegahan, pemadaman dan penanganan. Tindakan tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi GRK.
ADVERTISEMENT
IPB University sendiri telah berupaya aktif membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti pendirian RFMRC-SEA dengan dukungan dana Kementerian Pangan dan Pertanian Jerman sejak 2017 sampai 2021. Juga dukungan penuh dari Global Fire Monitoring Center (GFMC), Max Planck Institute of Chemistry, University of Freiburg.
“Sejak tahun 2021, pemerintah Prancis telah menjalankan kegiatan kolaboratifnya dengan bekerja sama dengan RFMRC-SEA yang berada di bawah naungan GFMC, sehingga mereka dapat menjalankan kegiatannya hingga saat ini,” jelas Prof Bambang.
Pada kegiatan pembuka, hadir Mr Vincent PAIRAULT (Lieutenant-Colonel, French Ministry for Europe and Foreign Affairs), Dr Lee Yeongjoo (AFoCO Regional Education and Training Center), Mr Ha Kyungsoo (Counsellor and Forestry Attaché, Embassy of the Republic of Korea in Indonesia).
ADVERTISEMENT
Hadir pula Dr Dian Sukmajaya (Senior Officer of Food, Agriculture and Forestry Division, ASEAN Secretariat), Prof Bambang Hero Saharjo (Direktur RFMRC-SEA), Prof Agus Purwito (Sekretaris Institut IPB), Prof Naresworo Nugroho (Dekan Fahutan), serta perwakilan Direktur Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan, Kementerian Kehutanan Indonesia. (*/Rz)