IPB Teken MoU dengan Pemkab Aceh Jaya & Sigi Kejar Nol Persen Kemiskinan Ekstrem

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
9 Mei 2023 9:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
IPB Teken MoU dengan Pemkab Aceh Jaya & Sigi Kejar Nol Persen Kemiskinan Ekstrem
zoom-in-whitePerbesar
IPB Teken MoU dengan Pemkab Aceh Jaya & Sigi Kejar Nol Persen Kemiskinan Ekstrem
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
IPB University menandatangani perjanjian kerjasama (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya dan Pemkab Sigi. Penandatanganan MoU dilakukan masing-masing kepala daerah yaitu Penjabat (Pj) Bupati Aceh Jaya, Dr Nurdin, Bupati Sigi, Mohamad Irwan MSi dan Rektor IPB University, Prof Arif Satria. Acara penandatanganan dilaksanakan di IPB International Convention Center, Bogor, (5/5).
ADVERTISEMENT
Melalui kerjasama ini, Dr Nurdin menyampaikan keinginannya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Aceh Jaya yang masih dinilai tinggi, yaitu sebesar 19 persen. Ia menargetkan, di tahun 2024 kemiskinan dapat menghilang di bumi Aceh Jaya dengan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang minim.
"Masyarakat kami sebagian besar bertani. Wilayah Aceh Jaya memiliki sawit rakyat seluas 22 hektar, akan tetapi kemiskinan masih 19 persen. Untuk itu, kami harus banyak berkolaborasi agar potensi dapat didorong," ucapnya.
Lebih lanjut Dr Nurdin mengungkapkan, potensi Aceh Jaya beragam. Antara lain kaya akan satwa dilindungi seperti macan, gajah, buaya, penyu dan hiu baji. Di kabupaten ini juga terdapat sejumlah wilayah konservasi seperti penyu, terumbu karang dan kawasan mangrove yang cukup besar. Selain juga memiliki hutan produksi dan hutan lindung.
ADVERTISEMENT
"Kami pun telah melakukan langkah awal dengan meredistribusi 20 ribu hektar lahan ke masyarakat dengan setiap satu kepala keluarga 2.002 hektar. Selain itu, ada 48 ribu hektar hutan produksi yang diserahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk usaha milik desa bersama," ungkapnya.
Karena itu, pihaknya membutuhkan dukungan, khususnya IPB University agar dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat mengajar nol persen kemiskinan ekstrem. Ia berharap, potensi yang ada di Aceh Jaya dapat menjawab kebutuhan masyarakat secara ekonomi. Mencakup satu jejaring rantai pasok mulai hulu sampai hilir, agar produknya bisa sampai ke masyarakat.
"Kami harap IPB University bisa membantu dalam hal memanfaatkan satwa liar, bagaimana memanfaatkan area konservasi untuk mendatangkan kebaikan bagi masyarakat. Kami sering mengatakan, konservasi yang berhasil harus berbasis masyarakat, yang mendatangkan kemakmuran bagi masyarakat. Kami mengharapkan ada dukungan keahlian di IPB University, baik di bidang keilmuan maupun jejaring kerja," imbuh Dr Nurdin.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Mohamad Irwan, MSi, Bupati Sigi menyampaikan terkait keinginannya untuk memperkuat pendidikan sumber daya manusia (SDM) di IPB University. Kerjasama ini diharapkan akan menjadi investasi SDM dan dapat memperkuat Pemda Sigi.
Selain itu, ia sangat mengapresiasi program penguatan peternakan yang dilakukan bersama IPB University di wilayahnya. Dalam hal ini, Pemkab Sigi telah menjalin kerjasama selama empat tahun melalui Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Awalnya hanya satu kecamatan, kini sudah berkembang menjadi tiga kecamatan.
"Hampir lima tahun ini kami telah kerjasama dengan IPB berkaitan dengan SPR yang tadinya masyarakat tidak tahu bagaimana cara mengelola ternak menjadi sebuah nilai ekonomi. Alhamdulillah sekarang sudah berkembang menjadi tiga kecamatan," tutur Irwan.
Terkait kerjasama ini, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengaku senang karena beberapa program IPB University kini sudah masuk di berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
"IPB University hadir di daerah, memberikan legitimasi kepada program-program yang dikembangkan oleh bupati, khususnya untuk memberikan jaminan program peternakan. Inovasi-inovasi IPB University akan selalu terus diterapkan di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Sigi dan Aceh Jaya," pungkasnya. (dh/Rz)