Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
ITK IPB Gelar Scores, Kupas Tuntas Upaya Restorasi Ekosistem Terumbu Karang
20 Juni 2023 8:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ajang pertukaran ilmu pengetahuan seputar terumbu karang, School of Coral Reef Restoration (Scores), kembali digelar dengan bintang tamu Maria Vanessa Baria-Rodriguez dari University of Philippines. Maria diundang untuk menjelaskan bagaimana perkembangan penelitian mengenai ekosistem terumbu karang pada salah satu negara yang termasuk dalam coral reef triangle, Filipina.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparannya yang bertajuk ‘An integrated approach to marine resource conservation and sustainable fisheries management to strengthen coastal communities in Zambales’, Maria menjelaskan upaya menjaga sumber daya kelautan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di Zambales. Upaya tersebut mengadopsi sebuah pendekatan terpadu untuk konservasi sumber daya kelautan dan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.
Dr Beginer Subhan selaku Sekretaris Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Maria atas kesempatannya menjadi pemateri dalam Scores S2 edisi ke-11 ini.
“Kita tahu bahwa Indonesia dan Filipina merupakan negara yang terletak di daerah coral reef triangle. Namun, dibandingkan dengan Indonesia, pengetahuan mengenai ekosistem terumbu karang di Filipina masih terbilang sedikit. Dengan itu, saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Maria karena telah meluangkan waktunya dalam menjelaskan kondisi ekosistem terumbu karang yang ada di Filipina,” ujar Dr Beginer.
ADVERTISEMENT
Maria sendiri baru saja menyelesaikan penelitiannya mengenai ekosistem terumbu karang di Filipina. Langkah itu dilakukannya untuk mewujudkan restorasi terumbu karang dengan memperhatikan perkembangbiakan pada tiap lifeform karang yang ada.
“Acropora merupakan lifeform karang yang dapat tumbuh secara cepat. Untuk membantu dalam melakukan restorasi terumbu karang sebelumnya, kita perlu melihat bagaimana masing-masing lifeform berkembang biak,” ungkap Maria.
Ia menjelaskan, terumbu karang dapat berkembang melalui proses aseksual dan seksual. Setelah mengetahui bagaimana lifeform terumbu karang, para peneliti dapat menentukan metode restorasi yang tepat untuk ditanamkan.
“Di Filipina, restorasi terumbu karang sebanyak 70 persen menggunakan substrate enhancement, 19 persen menggunakan asexual propagation dan 11 persen menggunakan sexual propagation,” jelas Maria.
Ia juga menerangkan bahwa hampir restorasi pada ekosistem terumbu karang di setiap negara diawali di Pangasinan, Filipina. Berbagai metode restorasi telah dilakukan di sana.
ADVERTISEMENT
“Perkembangbiakan terumbu karang yang ada akan dipantau terlebih dahulu di laboratorium lalu diimplementasikan di alam. Hal ini dapat membantu melihat bagaimana metode restorasi terumbu karang yang tepat dengan pertumbuhan yang dilakukan pada masing-masing lifeform,” urainya.
Di kesempatan itu, Maria juga memperlihatkan hasil-hasil penelitian yang ia dapatkan pada terumbu karang Filipina. Dengan harapan, para peserta dapat terinspirasi dalam melakukan restorasi terumbu karang di Indonesia melalui metode yang telah Maria lakukan. Dalam waktu dekat, ia juga akan bersiap menerbitkan jurnal hasil penelitiannya di Filipina (AFD/RAT/Rz).