Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB, Edukasi Gizi di Desa Karacak
22 Mei 2023 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dosen dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (MIJMG) Sekolah Vokasi IPB University mengadakan kegiatan penyuluhan gizi di Karacak, Kabupaten Bogor. Upaya ini sebagai edukasi masyarakat, terutama para ibu dan kader posyandu. Materi edukasi mencakup seputra stunting dan pola makan sehat bagi balita.
ADVERTISEMENT
Rosyda Dianah SKM, MKM salah satu dosen Prodi MIJMG Sekolah Vokasi IPB University mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk integrasi mata kuliah dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh 13 mahasiswa Prodi MIJMG.
“Pemenuhan gizi seimbang pada anak sangatlah penting bagi tumbuh kembangnya. Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan makanan atau minuman yang diberikan pada bayi usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI,” buka Rosyda.
Lebih lanjut, ia menjelaskan waktu pemberian MPASI harus diperhatikan karena pemberian yang tertunda maupun terlalu cepat akan berdampak cukup serius pada anak. Pemberian bahan makanan MPASI juga harus menjadi perhatian khusus untuk para orang tua. Anak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang beragam, porsi yang cukup dan bergizi.
ADVERTISEMENT
“Baby Meal Planner merupakan salah satu aplikasi yang memudahkan orang tua untuk merencanakan menu MPASI. Aplikasi ini dilengkapi dengan menu yang beragam. Aplikasi ini juga menyertakan kandungan gizi pada MPASI tersebut sehingga orang tua dapat memantau dengan mudah energi serta kandungan gizi yang sudah dikonsumsi oleh anak," imbuhnya.
Nafila Nazwa, salah satu mahasiswa IPB University menerangkan seputar stunting dan cara pencegahannya. Ia menyebut, stunting berdampak pada jangka pendek maupun panjang.
“Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama, hal ini dapat terjadi mulai dari janin masih dalam kandungan dan baru nampak pada usia dua tahun,” tuturnya.
Ia mengurai, gangguan otak, fisik, metabolisme tubuh dan kecerdasan berkurang merupakan dampak jangka pendek pada anak. Adapun dampak jangka panjangnya yaitu menurunnya kekebalan tubuh, berisiko tinggi penyakit diabetes, obesitas, jantung, kanker dan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Penanggulangan dan pencegahan harus dilakukan sedini mungkin seperti ibu hamil yang harus mendapatkan makanan cukup bergizi, mengonsumsi tablet tambah darah dan selalu menjaga kesehatan," pesannya.
Materi juga disampaikan oleh Sri Dewi Utami mengenai menu makan yang dapat mencegah stunting pada balita. Menu tersebut seperti bahan hewani, bahan nabati dan sayuran.
“Ada berbagai variasi olahan makanan agar balita di desa Karacak tidak mengalami kejenuhan dalam mengonsumsi makanan. Beberapa contoh hidangan per waktu makan untuk mencegah stunting bagi bayi 6-9 bulan yaitu bubur sumsum kacang hijau, bubur kentang ayam dan wortel dan bubur jagung ikan,” ucapnya.
Kata Sri, olahan menu tersebut sangat mudah dipraktikkan. Selain bergizi, menu tersebut juga memiliki harga bahan baku yang terjangkau serta mudah ditemukan. (*/Rz)
ADVERTISEMENT