news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kuliah Tamu PSL IPB: Prof Koji Harashina Berbagi Pengalaman Manajemen Agrowisata

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
7 Maret 2025 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kuliah Tamu PSL IPB: Prof Koji Harashina Berbagi Pengalaman Manajemen Agrowisata
zoom-in-whitePerbesar
Kuliah Tamu PSL IPB: Prof Koji Harashina Berbagi Pengalaman Manajemen Agrowisata
ADVERTISEMENT
Menjelang Ujian Tengah Semester, Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana IPB University menyelenggarakan Kuliah Tamu, Senin (3/2). Kegiatan ini merupakan bagian dari perkuliahan Kebijakan Pengelolaan Wisata Agro-Eko-Kultural (PSL1636) dan berlangsung secara hybrid di Ruang Mawar, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor.
ADVERTISEMENT
Prof Koji Harashina, Associate Dean of The United Graduate School of Agricultural Sciences (UGAS), Iwate University, Jepang hadir sebagai dosen tamu. Bertindak sebagai host adalah Prof Hadi Susilo Arifin, selain sebagai dosen koordinator PSL1636, sekaligus Ketua Prodi Magister PSL.
Prof Hadi dalam kuliah pengantarnya memaparkan Master Plan Agro-eco-edu Tourism Village di Desa Bantar Agung, Majalengka. Merupakan materi research project kerja sama dengan Yayasan Damandiri yang dikembangkan sebelum pandemi COVID-19.
Master plan tersebut tersusun berbasis desain 3D.
Proyek penelitian dilakukan dengan survei lapangan, serta analisis zonasi untuk mengoptimalkan potensi lanskap, budaya dan ekonomi desa. Selain itu, Prof Hadi juga menjelaskan konsep promosi kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis alam perdesaan dan pertanian.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Prof Harashina membahas pengelolaan agrowisata di Prefektur Iwate, Jepang, termasuk konservasi lahan pertanian tradisional. "Pelestarian sawah tradisional dan kolam irigasi yang melibatkan penduduk lokal serta berbagai pihak dapat menjadi pengalaman agrowisata yang berharga bagi peserta yang ingin memahami praktik pertanian berkelanjutan," jelas Harashina.
Konsep satoyama-satoumi juga dipaparkan sebagai suatu kearifan lokal dalam mengonservasi keragaman hayati pertanian, hutan, dan laut. Satoyama-satoumi ini sudah mendapat designasi dari FAO sebagai Globally Important Heritage Agriculture (GIAHS).
Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang manajemen agrowisata. Inbound mobility ini merupakan wujud implementasi kolaborasi akademik antara PSL IPB University dan UGAS Iwate University, Jepang. (*/Rz)